02

345 28 5
                                    

Ivar baru saja datang kerumah nya. Ia melihat rafa dan juga Nathan yang sedang duduk di ruang tengah. Ivar melihat ke atas tidak ada tanda tanda kehidupan reina. "kau tidak pulang bersama reina raf?"

Rafa menoleh dan besikap sedikit acuh "tidak dia menghilang"

Nathan yang mendengar itu langsung melempar nya dengan bantal. "yang benar raf"

Rafa mendengus menatap Nathan dan ivar "aku tidak tahu aku tidak melihat nya sejak tadi"

Ivar langsung mengambil ponsel nya. Baru saja ia mau menelfon reina, reina sudah datang. Ivar dan Nathan heran melihat reina yang menggunakan seragam olahraga nya.

Wajah reina Nampak begitu emosi. Reina berjalan mendekati rafa dan melempar baju nya kea rah rafa. Nathan dan ivar kaget melihat kejadian itu.

"apaapan kau?! Pulang pulang marah seperti itu!"

Rafa Nampak marah melihat reina yang melempar nya. Namun ketika melihat reina yang juga terlihat marah seketika ia berfikir sepertinya ia tidak mengerjai nya hari ini.

"cuci baju ku itu! Perempuan sialan mainan mu itu baru saja menyiramkan susu panas padaku! Dasar sinting cemburu pada adik yang wanita dia suka! Aku akan membunuh mu kalau sampai berkencan dengan perempuan macam itu raf!"

Setelah berkata panjang lebar reina masuk ke kamar nya dan membanting pintu kamarnya. "siapa yang dia maksud?"

Nathan menatap tajam rafa. Rafa yang merasa di perhatikan pun menoleh ia panik melihat Nathan yang terlihat sudah sangat marah. "sumpah aku tidak tahu siapa dia nath"

Nathan menghembuskan nafas nya "cari siapa pelakunya"

Rafa melihat baju Rachel yang sedikit lengket ia kesal melihat nya. Rafa memang suka mengerjai adik nya namun ia sangat tidak suka apabila ada yang mengganggu reina selain dia.

Rafa mengambil ponsel nya dan bertanya pada teman teman nya. Tak lama ponsel rafa bordering. Teman rafa yang saat itu berada di kantin juga memfoto Reina yang sedang di serang 3 orang. Rafa meremas ponsel nya kesal. Ia pun berlalu ke dapur untuk meminta pelayan rumah membersihkan baju reina.

.

.

Tok..tok...

Reina tidak membuka pintu nya ia masih sangat kesal sekarang. Namun orang yang mengetuk pintu itu langsung masuk. "masih marah rei?"

Reina menoleh ia melihat ivar disana. "adik mu menyebalkan ka"

Ivar tertawa dan mengelus rambut reina "mau beli eskrim?"

Reina tersenyum dan mengangguk. Ivar tersenyum melihat adik nya. "ganti celana mu aku akan habis di maki Nathan kalau sampai melihat mu pakai celana begitu keluar"

Reina tertawa "baiklah tunggu di bawah aku akan ganti dulu"

.

.

Ivar dan reina sedang duduk di taman. Reina memakai baju yang sangat tertutup seperti pajama tidur lengan panjang dan celana panjang.

"siapa yang menyirammu dengan susu panas itu?"

Reina merengut kesal mengingatnya. "niken, dia mantan rafa. Rafa benar benar seorang playboy kak di sekolah. Ia bisa mengencani wanita bahkan dalam hitungan jam saja. Lebih gila nya perempuan – perempuan di sekolah rela asal mereka mendapat predikat 'mantan rafael' dan niken adalah satu satunya perempuan yang berhasil bertahan lama dengan rafa"

Ivar tertawa mendengar penjelasan reina. Adik nya sangat lucu jika sedang bercerita.

"kau tidak seperti itu kan ka?"

Ivar langsung menoleh dan menggeleng "aku cukup setia dengan kekasih ku. Kau tau kan?"

Reina mengangguk mengingat kekasih ivar. "ya dia cukup baik jangan sia siakan wanita seperti itu"

Ivar mengacak rambut reina. Dan membungkukan badannya di depan reina. "apa yang kau lakukan kak?"

Ivar menepuk punggung belakang nya "naiklah aku akan menggendong mu sampai rumah"

Reina tersenyum sumringah ia langsung melompat ke punggung kakanya tersebut. "yeaayyy ayo jalan"

Ivar menggeleng melihat kelakuan reina. Dan mereka pun tertawa bersama. Reina merasa nyaman dalam gendongan ivar dan tertidur disana. Ivar pun membuka pintu rumah pelan pelan. Ia melihat Nathan yang masih setia duduk dengan laptopnya di meja makan. "nath bantu aku. Aku lelah."

Nathan langsung bangun dan mengangkat Rachel di depan. "buka pintu kamar nya" ivar menurut dan berlari ke kamar reina. Nathan meletakan reina dengan sangat hati hati sedangkan ivar sudah turun ke bawah untuk minum. Saat ingin melepaskan tangan reina yang melingkar di leher nya reina terbangun sedikit. "ka Nathan? Kau sangat tampan"

Reina tersenyum dan membalik badan nya memeluk guling. Nathan tersenyum melihat reina dan mengelus kepala nya tidak lupa untuk menyelimuti adiknya itu.

.

.

Reina terbangun pagi ini tidak terburu buru seperti beberapa hari yang lalu. Ia membawa baju olahraga nya dan baju basket serta bola nya. Reina merupakan kapten tim basket putri di sekolah nya. Ia ada sparing hari ini dengan sekolah lain.

Reina turun ke bawah namun tidak melihat Nathan disana "pagi kak, dimana ka Nathan?"

Ivar menoleh dan menarik bangku reina. "sudah berangkat ia menjemput manda dulu, tadi manda menelfon membutuhkan sesuatu entah apa itu"

Reina mengangguk. Ia mengambil roti dan juga susunya. Rafa menatap reina yang tidak menatap nya. "baju mu sudah di cuci"

Reina hanya berdehem tanpa melihat rafa. Rafa sangat benci melihat reina yang cuek seperti itu. Rafa langsung bangkit dari duduk nya dan pergi. Ivar yang meyadari itu langsung menyenggol lengan reina. "kau masih marah padanya? Itu bukan salah rafa loh rei"

Reina menghembuskan nafasnya kasar, ya memang tapi ia sedikit kesal. Reina langsung bangkit mengejar rafa. Melihat mobil rafa yang sudah menyala ia langsung buru buru masuk kesana.

"kenapa tidak berangkat dengan ka ivar?"

Reina menoleh menatap rafa, "tidak aku ingin menunjukan pada wanita wanita mu itu aku tidak takut meskipun sudah di siram susu"

Rafa tertawa menatap reina ia pun langsung melajukan mobilnya. Sampai di sekolah reina turun dari mobil rafa. Banyak mata yang tertuju padanya dan rafa. Rafa melihat niken yang memandang reina sinis. Rafa dengan sengaja mendekat ke arah reina.

Cuppp

Satu ciuman di kening reina membuat satu sekolah histeris. Reina hanya terdiam di tempat nya. Bukan karena merasa jantungan tapi lebih merasa marah karena sudah lama sekali rafa tidak seperti itu. Reina pun menyentuh jidat nya dan menatap rafa. Rafa tersenyum manis pada adik nya dan mengelus kepala nya "semoga hari mu indah"

.

.

.

.

3 Brother'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang