21

195 10 9
                                    

Reina menunduk diam di ruang walikelasnya. Ia tidak berani menatap guru maupun kakaknya.

"terimakasih sudah menyempatkan waktumu kak ivar"

"maaf tapi saya Nathan kakak pertama reina, sepertinya adik saya memberikan nomor telfon ivar pada pihak sekolah. Ia tidak bisa hadir hari ini"

Walikelas reina menatap nya reina hanya diam menunduk. Dalam hati reina benar benar mengumpat ia kesal sekali dengan ivar.

"ada apa sebenarnya sampai saya harus kesini bu?"

Walikelas reina menghela nafas nya. "jadi begini, reina kemarin melakukan tindakan kekejaman di sekolah. Ia memukuli teman teman nya di toilet kamar mandi"

Nathan membesarkan bola matanya dan menatap reina. Reina benar benar akan habis setelah ini. "bagaimana bisa adik saya melakukan hal tersebut"

Walikelas reina menatap reina "jelaskan pada kakak mu rein"

Reina menghela nafasnya "aku emosi dia membully banyak orang disini aku tidak terima dia membully sahabat ku"

Nathan menatap reina dalam, ia memijat pelipisnya tindakan reina memang tidak salah namun menghajar 3 orang sampai babak belur Nathan tidak habis fikir bagaimana bisa reina yang ia kenal tidak se bar bar ini tiba tiba menjadi liar.

"ka Nathan saya sebagai walikelas menyangkan tindakan reina, reina merupakan murid kami yang paling berprestasi namun setelah kejadian ini nama nya menjadi tercoreng"

Nathan menatap walikelas reina "tindakannya tidak sepenuh nya salah, bukan kah kau juga tau orang yang reina pukuli merupakan pelaku pembully? Apa sekolah ini akan membiarkan pelaku pembullyan?"

Walikelas reina terkejut reina pun sama ia menatap kakak nya berbinar. Nathan membela nya. Ia tersenyum senang menatap Nathan. Ia seketika menegakan duduk nya.

"kami sudah menskors anak anak tersebut. Namun dengan berat hati kami juga harus melakukan hal yang sama pada reina"

Nathan seketika menatap reina, reina yang tadi nya tersenyum kembali menunduk. "baiklah aku akan terima itu"

"kami mohon maaf rein tapi ini sudah keputusan sekolah kau harus di skors selama 3 hari"

Reina membola ia akan habis di tangan Nathan setelah ini. Jangan lupakan sebelum itu ia akan memukul habis ivar.

Nathan dan reina pamit dari ruangan tersebut. Sampai di luar Nathan menatap reina tajam reina terus menunduk tidak menatap Nathan.

"apa kau akan terus menunduk?"

Reina mengangkat kepala nya "maaf ka"

Nathan menghela nafasnya kasar. Ia mengusap wajahnya. "bagaimana bisa kau melakukan hal itu sendirian rei? Aku benar benar tidak habis fikir"

Reina hanya diam menunduk Nathan mengelus kepala reina. "kita bicarakan di rumah kau kembali saja ke kelas"

Reina mengangguk ia baru berani menatap Nathan. Rafael yang melihat Nathan bersama reina kembali mundur, reina melihat Rafael kabur ia menatap sebal Rafael. "ka aku harus pergi"

Reina langsung kabur mengejar Rafael, Nathan yang melihat itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

.

.

Plukkk

Suara nyaring itu terdengar di kepala Rafael "aww sakit rein" reina baru saja memukul kepala Rafael kencang

Reina menatap Rafael marah "kalian sengaja membuat Nathan kesini kan? Lihat saja nanti di rumah kalian akan habis di tangan ku!"

Reina langsung pergi meninggalkan Rafael yang menatapnya bingung. Rafael baru saja akan pergi ia melihat noa yang berjalan terseok seok ia menghampiri noa. "kenapa kau masuk?"

Noa menoleh ia melihat Rafael malas "kau fikir aku akan diam saja di rumah?"

Rafael berhenti di depan noa "kaki mu masih sakit noa"

Noa menghela nafasnya kasar "aku sibuk raf menyingkirlah aku harus ke toilet sekarang"

Rafael tak bergeming ia tetap diam menatap noa. Melihat Rafael tidak bergerak noa pun menyingkir ke samping Rafael berharap Rafael akan memberinya jalan namun Rafael tetap menghalanginya.

"raf please guru akan mencariku nanti"

Rafael menghembuskan nafasnya kasar ia langsung mengangkat noa di depan, noa memberontak minta di turunkan Rafael pun berhenti "diam, kau akan jatuh nanti"

Noa akhirnya pun diam, dia takut sekali ada guru yang melihat nya untung saja koridor sekolah sedang sepi. Rafael menurunkan noa di depan toilet. "terimakasih, pergilah"

Noa langsung masuk ke dalam kamar mandi wanita, ia menutup pintu dan menyentuh jantung nya. "Rafael benar benar menyebalkan"

.

.

Reina mondar mandir di depan pintu rumah ia tau Nathan sudah menunggu nya di dalam. Ia sangat takut sekarang. Ia pun menghela nafas dan membuka pintu memberanikan diri. Ia melihat sekitar ruang tamu yang sepi. Reina terus mengendap endap masuk kedalam.

"kau habis mencuri sesuatu rein?"

Reina kaget ivar berada di belakang nya, ia langsung menengok kebelakang. "kakkkkkkk"

Reina berlari memukul badan ivar berkali kali "kau membuat ku dalam masalah"

Ivar terus menutupi badan nya yang habis di pukuli reina. "begini caramu memukuli teman mu saat itu rei?"

Seketika reina terdiam ia tidak berani menoleh ke belakang, ia lebih memilih bersembunyi di balik tubuh ivar. Ivar tersenyum melihat kelakuan adik nya. "sudah lah nath, lagian wanita itu juga memang perlu di beri pelajaran"

Kepala reina keluar sedikit dari samping badan ivar dan mengangguk membenarkan omongan ivar. Nathan yang melihat itu hanya menghela nafasnya. "inilah kenapa dia selalu manja padamu var, kau selalu membela nya"

Ivar tertawa, "aku tidak membela nya buktinya aku memberi tahu mu soal masalah ini"

Reina langsung menatap ivar tajam. Nathan maju dan menarik reina. "kau tetap bersalah rei, kau harus meminta maaf padanya"

Reina melepaskan tangan nya dari Nathan dan menatap nya.

"dia bahkan menyiramku pakai susu panas nath, dan dia yang menyiram ku dengan air merah saat itu. Dia tidak meminta maaf padaku. Kenapa aku harus meminta maaf padanya? Apa jangan jangan kau pernah melihat nya dan kau tertarik padanya? Sekalian saja kau jadikan dia adik perempuan mu! Bahkan jadikan dia kekasih mu Nathan! Lagipula salahkan orang yang berdiri di tangga itu, dia terlalu playboy di sekolah sampai ada wanita gila yang tidak bisa melihat nya dekat perempuan lain. beberapa kali aku hanya di siram mungkin lain kali ia akan membuat ku terjun dari atap sekolah!"

Setelah berkata panjang kali lebar reina masuk ke kamar nya. Membuat ivar dan Nathan terdiam menatap reina dan rafa yang tadinya hendak turun melihat keramaian di bawah. Rafa langsung kembali ke kamar nya karena ia tahu ia akan mendapat masalah setelah ini.

nathan menghela nafas nya kasar. "bujuk dia nath aku rasa dia benar benar marah kali ini"

.

.

.

.

3 Brother'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang