Reina terdiam di ruang guru, beberapa guru menatap nya. Berita reina menghajar niken habis habisan seketika tersebar keseluruh sekolah. Wali kelas reina memijat pelipis nya.
"kenapa kau melakukan kekerasan itu rein? Kau anak yang berprestasi sangat sayang jika kau melakukan hal tersebut"
Reina menghela nafas nya menatap walikelasnya "maaf bu, tapi niken juga sudah keterlaluan aku sendiri juga pernah menjadi korban nya. Aku hilang kendali"
Walikelas reina menatap reina dalam "aku tau rei tapi tidak membalas dengan cara kekerasan, kau sangat sangat liar. Aku harus memanggil orang tua mu kesini"
Reina menatap walikelasnya tersebut "orang tua ku dinas di luar kota"
"kalau begitu aku akan panggil kakak mu"
Reina terdiam dan berfikir "kau bisa memanggil Rafael bu"
Walikelas menatap reina dan menghela nafasnya "tidak bukan Rafael tapi yang lain, aku akan kirimkan undangan untuk kakak mu yang lain. Berikan aku nomor telfon nya"
Walikelas reina menyodorkan kertas pada nya, seketika reina berfikir jika Nathan yang sampai datang ia akan di sidang habis habisan. Reina pun menulis nomor telfon ivar disana dan menyerahkan kertasnya pada walikelasnya. Reina pun di perbolehkan keluar.
Rafael sudah menunggu reina di depan pintu. Reina menatap Rafael sekilas dan langsung pergi, Rafael pun mengejar reina. "rein tunggu"
Reina berhenti dan menatap Rafael. "kau benar benar liar Nathan akan marah jika mengetahui ini"
Reina menghela nafasnya ia menyenderkan badan nya ke dinding lorong sekolahnya "aku menulis nomor telfon ka ivar bukan Nathan, jangan beritahu Nathan."
Rafael mengelus surai panjang reina dan memeluknya. "aku bangga padamu, aku baru tahu kau bisa berkelahi"
Reina tersenyum dalam pelukan Rafael. dan melepaskannya "aku akan menjenguk noa"
Reina pergi diikuti Rafael di belakang nya. Reina membuka pintu uks disana ia melihat noa yang sedang berbaring. Noa menoleh ketika melihat pintu terbuka. Ia langsung duduk dan membuka tangan nya.
Reina berlari memeluk noa, noa menangis kencang di pelukan reina. Reina hanya mengelus punggung noa. Setelah merasa tenang noa melepaskan pelukannya. "maaf membuat mu dalam masalah rein"
Reina menggeleng dan duduk di pinggir ranjang noa "orang itu patut di beri pelajaran"
Noa masih menatap nya sedih, "lalu kau bagaimana di ruang guru tadi?"
Reina menggigit bibir bawahnya "mereka hanya memanggil kakak ku untuk datang"
Noa kaget dan langsung menyentuh lengan reina, reina tertawa pelan "tenang lah aku mencatat nomor ivar disana"
Noa langsung menghembuskan nafasnya tenang. Rafael maju menyentuh lengan noa. Noa menoleh melihat rafa dan langsung melepas nya tangan Rafael disana.
Reina tau mereka butuh waktu reina pun berdiri. "selesaikan masalah kalian, aku pergi ya. Cepat sembuh noa."
Reina tersenyum pada noa dan menepuk bahu Rafael. setelah melihat Reina keluar rafa mendekati noa yang mengalihkan pandangan nya dari Rafael. Rafael menyentuh tangan noa namun noa menepisnya "keluar raf aku tidak ingin dapat masalah karena kau lagi"
Rafael menunduk dalam ia benar benar menyesal, "aku minta maaf no, aku tidak tau niken akan bertindak sejauh ini"
Seketika mata noa memanas ia merasa kesal dengan Rafael noa langsung menatap Rafael dalam "bisakah kau berhenti menyakiti para wanita di sekolah ini? Aku tau kau tampan raf tapi tidak kah kau bisa melihat betapa menggila nya mereka? Reina adik mu pernah menjadi korban nya juga, apa kau mau dia dan aku menjadi korban mu lagi?"
Rafael tertegun apa yang di katakana noa memang benar. "aku sudah berhenti no, aku tidak seperti itu lagi. Aku hanya menyukai satu wanita sekarang"
Noa memandang Rafael malas "kau berkata seperti itu namun setelah itu kau akan kembali menjadi Rafael yang seorang pemain lagi? Menjijikan"
Noa mengalihkan pandangannya dari rafa. Rafael menatap noa tajam ia tidak menyangka noa akan berkata seperti itu. Rafael pun menyentuh kedua bahu noa dan membalik nya "aku akan buktikan padamu kalau aku sudah berubah, dan akan aku tunjukan jika aku hanya mencintai mu noa"
Rafael langsung pergi setelah mengatakan hal tersebut sedangkan noa kaget mendengar Rafael. ia menepuk kedua pipi nya "aku pasti salah dengar"
Noa pun kembali merebahkan diri nya di kasur.
.
.
Di kampus ivar menatap ponsel nya ia melihat pesan masuk dari sekolah reina. Bernice yang melihat perubahan sikap ivar pun menyentuh lengan nya "ada masalah babe?"
Ivar menoleh dan menggeleng "aku harus ke sekolah reina besok, aku fikir dia membuat masalah"
Bernice mengkerutkan kening nya "reina? Kenapa bisa?"
Ivar menarik nafasnya, "entahlah aku akan bertanya padanya nanti di rumah"
Bernice mengelus lengan ivar menenangkan dan menyenderkan kepala nya di bahu ivar. Ivar pun tersenyum dan menicum kening kekasihnya.
.
.
Sampai di rumah reina langsung merebahkan diri nya di kasur. Ivar dan Nathan belum pulang. Ia pun memejamkan matanya dan tertidur.
Setelah beberapa lama ia terbangun sudah ada keramaian di bawah. Ia pun bangun dan turun ke bawah. Ia melihat ivar dan rafa yang sedang bermain ps.
"Nathan belum pulang?"
Ivar menoleh "ada di kamar nya"
Reina mengangguk dan mengambil minum. "kau dapat masalah di sekolah rein?"
Reina tersedak ketika tiba tiba ivar bertanya baru saja reina akan menjawab rafa sudah menjawab nya "dia memukuli orang disekolah"
Mata rafa tetap fokus ke dalam ps nya, sedangkan ivar langsung menoleh kea rah reina. "kak aku bisa jelaskan oke"
Rafael tertawa pandangannya tidak lepas dari ps nya. "kau harusnya lihat var saat ia menghajar teman nya disana benar benar mekhasjadgygffg...."
Reina langsung membekap mulur Rafael, rafael pun kaget dan langsung melepaskan tangan reina. Reina menatap tajam Rafael. reina menghela nafas dan menjelaskan pada ivar. Ivar pun tertawa terbahak bahak ia tidak menyangka adiknya akan sekejam itu.
"tolong jangan beritahu nathan yaa"
Reina memohon pada ivar, ivar pun mengangguk dan tersenyum. "baiklah"
Reina memeluk ivar "terimakasih kau memang kakak ku yang baik"
Reina langsung berlari masuk ke kamar nya. Rafael dan ivar menatap reina aneh. "kau akan datang var?"
Ivar tersenyum penuh arti "kita lihat saja besok"
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Brother's
RandomCerita tentang kehidupan 3 saudara bersama 1adik perempuan nya. begitupun sebaliknya hidup bersama 3 kakak laki laki yang mempunyai banyak sifat.