29

148 10 2
                                    

Reina baru saja bangun dari tidur nya ia langsung bersiap siap. Reina turun ke bawah dan melihat semua orang sudah berkumpul. Reina menyapa ibu dan ayah nya dan seperti biasa duduk di samping ivar. Ivar Nathan dan rafa menatap reina. Baru semalam reina menangis namun pagi ini sudah terlihat baik baik saja.

Suasana di meja makan Nampak hening. Reina menghabiskan makan nya dan langsung berdiri "aku sudah selesai aku berangkat ya "

Reina pergi dari sana Nathan yang melihat itu langsung mengejarnya. Mereka semua menatap kepergian reina dan Nathan. Nathan menarik tangan reina. "aku akan mengantar mu"

Reina tersenyum dan mengangguk. Dalam perjalanan reina hanya diam menatap keluar. Reina menghela nafasnya. "nath apa kau tidak menarik tawaran mu malam itu?"

Nathan menatap bingung reina, reina langsung menyentuh tangan Nathan. "ayo kita pergi nath aku ingin bebas"

Nathan kaget seketika ia meminggirkan mobil nya. "kau serius rei?"

Reina mengangguk meyakinkan Nathan. "aku ingin terus bersama mu nath, aku tidak sanggup jauh darimu, aku tidak siap melihatmu menikah dengan wanita lain"

Reina menangis dalam pelukan Nathan. Hati Nathan rasanya sakit mendengar kata kata yang keluar dari mulut wanita yang ia cintai. Nathan memeluk erat reina. "aku akan menyiapkan rumah untuk kita kau tunggu sebentar lagi ya"

Reina tersenyum "ayo kita cari berdua hari ini, ujian ku sudah selesai tidak ada kegiatan di sana"

Nathan menatap dalam reina ia mengangguk dan mengajak reina pergi. Nathan melajukan mobil nya reina menatap keluar jendela dan memejamkan matanya.

Nathan berhenti di salah satu rumah yang tertulis "dijual" ia membuka ponsel nya dan menelfon pemilik rumah tersebut. Reina pindah ke kursi belakang. "jangan coba coba menoleh ke belakang nath aku mau ganti baju"

Nathan tersenyum "aku akan keluar untuk menelfon"

Reina melihat Nathan yang sedang berbicara lewat telfon, reina langsung mengganti baju nya. Setelah selesai ia langsung pindah ke bangku depan. Reina menatap Nathan yang masih menelfon disana. Air matanya tiba tiba menetes mengingat kejadian malam itu.

#flashback

Reina terdiam saat jhors memberinya pilihan yang sulit untuknya. Mata dan hati nya rasanya memanas. Kakek nya benar benar kejam.

"aku akan memilih setelah acara ulang tahun mu nanti kek, tapi tolong izinkan aku menghabiskan waktuku bersama Nathan, akan aku pastikan aku langsung pada malam itu."

Jhors menatap reina menimbang permintaan nya.

"datang ke ruangan ku sebelum acara itu berakhir tinggalkan Nathan atau tetap disini dan ambil rekening itu"

Reina mengangguk. Ia menatap jhors "apa yang membuat mu sangat membenci ku kek?"

Jhors menyenderkan diri nya ke kursi "karena kau anak yang tidak jelas, keluarga mu tidak jelas kenapa di saat orang tua mu kecelakaan keluarga besar kalian tidak ada yang hadir? Apa orang tua mu berarti keluarga baik baik? Bisa jadi mereka membenci ayah dan ibu mu saat itu hingga membuat mereka kabur kan? Seorang anak akan mengikuti jejak orang tua nya. Lihatlah dirimu sekarang, kau berhasil di adopsi namun dengan lancing nya berani mengencani Nathan"

Reina terdiam air mata nya menetes namun ia langsung menghapusnya. "apa jatuh cinta sebuah kesalahan kek? Pernah kah kau mencari tau tentang keluarga ku kenapa mereka bisa sampai seperti itu? Jika hal tersebut terjadi pada keluarga mu apa kau tidak bersedih kek? Kau fikir aku mau hidup seperti ini? Jika aku bisa memilih lebih baik aku mati bersama kedua orang tua ku kek. Aku minta maaf kek namun aku sangat mencintai keluarga ini dan aku sangat mencintai cucumu Nathan, aku percaya meskipun kau mencoba memisahkan kami jika tuhan berkehendak kita akan tetap bersama. Aku permisi"

Reina menunduk dan langsung keluar dari ruangan jhors, ia berlari ke kamar nya dan menangis disana.

#flashbackend

Nathan masuk ke mobil nya ia terkejut melihat mata reina yang basah. "hey are you okey babe?"

Reina mengusap air matanya dan mengangguk. Reina maju memeluk Nathan. "aku hany tidak menyangka akan mengajak mu pergi dari rumah itu. Apa ayah dan ibu akan marah nath?"

Nathan menggeleng. "aku tidak perduli rei, aku hanya ingin bersamamu. Berjanjilah jangan pernah meninggalkanku"

Reina menangis dalam diam di pelukan Nathan reina mempererat pelukan nya. Nathan menarik tubuh reina,reina buru buru menghapus air matanya.

Reina melihat seseorang mengetuk kaca mobil Nathan, Nathan langsung menurunkan kaca nya. "maaf apa kau yang menelfon tadi?"

Nathan mengangguk ia langsung keluar dari mobil di ikuti reina. Pemilik rumah membukan pintu rumah tersebut. Rumah bergaya eropa klasik yang cocok untuk pasangan baru. Reina menyukai rumah tersebut. Nathan memperhatikan bagaimana excited nya kekasih nya itu. Nathan melakukan transaksi dengan pemilik rumah sedangkan reina sibuk melihat lihat.

Setelah selesai Nathan menghampiri reini "kau menyukai nya?"

Reina menoleh ia mengangguk "rumah ini bagus nath"

Nathan tersenyum ia menyerahkan kunci rumah itu pada reina. "untuk mu"

Reina melihat kunci tersebut "nath kau langsung membeli nya?"

Nathan mengangguk dan memeluk reina "aku tau kau menyukai nya rei, jadi aku langsung membeli nya"

Reina membalas pelukan Nathan dan tersenyum. "aku mencintaimu nath"

Nathan tersenyum rasanya ia sangat bahagia memiliki reina "aku juga sangat mencintaimu"

Reina menarik diri dalam pelukan Nathan. "aku punya uang ayo kita belanja kebutuhan rumah disini, aku ingin beli kursi untuk di taman itu. Agar setiap malam kita bisa mengobrol disana"

Nathan tersenyum mengusak kepala reina dan mengangguk "ayo"

Reina menggandeng tangan Nathan keluar dari rumah tersebut. Nathan membawa mobil nya pada salah satu toko furniture. Reina sangat exited ia memilih kursi disana Nathan hanya terdiam mengikuti kekasih nya pergi. Reina memilih 2 kursi dan beberapa pajangan dinding.

"sudah babe?"

Reina mengangguk ia langsung kekasir untuk membayar. Ia menyerahkan kartu nya pada kasir tersebut. Setelah selesai mereka berdua pun pergi. Di perjalanan reina melihat gereja besar. "nath ayo kita kesana"

Nathan menoleh dan memutar mobil nya. Mereka berdua pun turun dari mobil. "untuk apa kau kesini?"

Reina menatap tajam Nathan "setelah di beri kebahagia an kau tidak mau berdoa nath?"

Nathan tersenyum. Reina menggandeng tangan Nathan masuk kedalam mereka duduk di salah sangku bangku disana. Nathan terdiam menatap reina yang tengah berdoa disamping nya. Ia tersenyum dan ikut berdoa bersama nya.

Reina menyatukan tangan dan memejamkan kedua matanya. Air matanya menetes dalam doa nya.

"tuhan aku mencintai nya sangat sangat mencintainya. Apa aku boleh berharap terus bisa bersamanya? Tuhan jika aku dan Nathan harus berpisah tolong biarkan aku kembali menjadi orang lain untuk kembali bersamanya. Aku ingin selalu mendampinginya. Tuhan aku mohon semoga keputusan ku ini sudah benar"

.

.

.

.

3 Brother'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang