05

259 16 0
                                    

"Saudari reina akan sulit memiliki seorang anak jika ia sudah menikah nanti. Karena bekas operasi yang dekat dengan dinding Rahim nya. Akan berbahaya baginya nanti"

.

.

.

.

.

Kalimat yang keluar dari mulut dokter seolah menjadi hantaman besar bagi mereka bertiga. Rafa langsung terduduk lemas disana.

"Lakukan operasinya dok"

Tegas Nathan pada dokter tersebut membuat Ivar dan Rafa menoleh. Dokter mengajak Nathan untuk menandatangani surat perizinan. Setelah selesai Nathan keluar dari ruangan nya.

Para suster membawa Reina ke ruang operasi. Reina melihat ketiga kakak nya yang murung. Nathan terus menyentuh tangan Reina. Reina menggenggam kembali tangan itu. Dan mereka bertiga tertahan di depan pintu ruang operasi.

Rafa sudah mengabari orang tua mereka yang berada di luar negeri untuk urusan bisnis. Mungkin besok ia akan sampai.

"Var, pulang lah bersama Rafa dia sekolah besok. Aku akan mengabari perkembangan Reina"

Rafa langsung bangkit menghampiri Nathan. "Biarkan aku disini nath aku ingin melihat kondisinya"

Nathan menyentuh pundak Rafa. "Raf sekolah mu lebih penting kau yang harus bilang pada gurumu besok ya"

Ivar merangkul Rafa pulang. "Kabari kami nath perkembangan nya"

Nathan mengangguk dan menepuk bahu Ivar. Nathan menatap cemas ruang operasi yang ada di depan nya. Ia terus berdoa untuk keselamatan adik nya.

4jam berlalu. Operasi pun selesai dokter keluar dari ruangan itu. Nathan langsung bangkit berdiri. "Bagaimana kondisi nya? "

"Operasinya berhasil kami sudah menghentikan pendarahan dalam nya. Saudari Reina sudah berhasil melewati masa kritisnya ia akan segera di pindahkan ruang perawatan setelah ini"

Nathan melihat ke dalam pintu kaca itu. Ia melihat Reina yang tidak sadarkan diri dengan alat alat terpasang di tubuh nya.

Air matanya menetes melihat kondisi Reina yang seperti itu.

.
.
Reina sudah di pindahkan ke ruang rawat. Kondisinya sudah mulai stabil. Nathan masih setia memegang tangan Reina sambil tertidur.

Pintu ruangan tiba tiba terbuka Nathan seketika bangun dan melihat ibu dan ayah nya baru saja tiba. "Apa yang terjadi nath?"

Melinda menangis melihat keadaan Reina "ya ampun sayang kenapa kau bisa begini nak?"

Nathan menghembuskan nafasnya dan menunduk "maaf yah aku tidak bisa menjaga nya dengan baik. Ia hampir tertabrak mobil kemarin. Ia tidak sadar kalau saat dia menghindar badan nya menabrak sesuatu"

Romeo mengelus bahu Nathan "bukan salah mu nath. Seharusnya kami disini menjaga kalian"

Melinda duduk memegangi tangan putrinya. Ia kaget saat merasa tangan yang ia genggam bergerak. "Nak kau sudah sadar?"

Reina mengerjapkan matanya memandang cahaya. Nathan langsung memanggil dokter nya.

Dokter memeriksa keadan Reina. "Kondisinya sudah stabil dan baik baik saja. Jika ada keluhan lain beritahu saya ya"

Reina mengangguk. Ia tersenyum melihat ibu dan ayah nya disana. Melinda langsung memeluk Reina. "Syukurlah kau baik baik saja nak"

Reina membalas pelukan ibu nya. Ia menatap ayah nya dan Romeo pun menggenggam tangan Reina. "Siapa yang melakukan ini padamu nak?"

Reina menggeleng ia juga tidak tahu karena tiba tiba mobil orang itu ingin menabrak nya.

Nathan maju dan menyentuh lengan Reina. "Kau membuat kami khawatir"

Reina tersenyum melihat Nathan "maaf ka"

Romeo mengelus surai anak nya "kau melihat plat mobil itu nak?"

Reina mengangguk "cuma sedikit samar aku akan mengingat nya nanti"

.
.

Di sekolah Rafa terlihat agak murung Reina tidak ada bersamanya. Ia hanya duduk di taman sekolah dan menatap ke lapangan.

"Raf kemana Reina?" Rafa menoleh ia melihat noa ada disana.

"Kecelakaan"

Seketika noa kaget dan duduk di sebelah Rafa. "Gimana bisa raf? Kemarin dia masih baik baik saja pas sparing"

Rafa menggeleng "entah lah aku belum mendapat detail nya. "

Ponsel Rafa bergetar ia melihat notif pesan dari kakak nya. "Reina sidah sadar aku akan kesana"

Noa langsung menahan tangan Rafa, "masih ada 1 pelajaran lagi raf baru nanti kau pergi aku yakin Reina akan marah jika kau meninggalkan sekolah sekarang"

Rafa menghela nafas nya ia pun pergi kembali ke kelas nya. Noa menatap kepergian Rafa. Noa mengetik pesan pada seseorang disana. Dan langsung memasukan ponsel nya kembali.

.
.

Ivar baru saja tiba di RS. Ia langsung memeluk Reina "rei... Kau baik baik saja? Ada yang sakit? Apa kau bisa mengenalku?"

Reina terkekeh mendengar Ivar yang panik. "Kak aku operasi di perut bukan kepala tentu aku mengenal mu"

Ivar kembali memeluk adik nya. Nathan yang melihat itu langsung menarik nya mundur. "Kau membuat nya semakin sakit var"

Ivar menatap Nathan sebal. "Ibu ayah kapan kalian datang?"

Melinda memeluk Ivar "tadi pagi nak, kau tidak kuliah"

Ivar menggaruk tengkuk nya "aku sudah sampai kampus bu tapi Nathan mengabari ku Reina sudah siuman aku langsung kesini"

Romeo menepuk bahu Ivar "kembali ke kampus mu sekarang var"

Ivar merengut mendengar perintah ayah nya "Nathan saja disini kenapa aku harus balik ke kampus?"

"Nathan sedang tidak ada kuliah hari ini"

Ivar merengut. "Kau antar saja ayah dan ibu pulang var aku akan disini"

Ivar menoleh menatap Nathan "kenapa tidak kau yang mengantar ibu dan ayah? Kau kan sudah semalaman disini nanti kau sakit"

Reina tertawa kecil melihat perdebatan kedua kakak nya itu. "Kalian semua pulang saja aku sudah baik baik saja. Rafa sedang perjalanan kesini dengan teman ku noa. Jangan khawatir"

Nathan baru saja ingin mengeluarkan suara langsung di cegat Ivar "oke setuju ayo kita pulang" Ivar langsung merangkul Nathan dan membawanya keluar.

Melinda dan Romeo memeluk Reina sebentar "kami akan kembali nanti kabari jika ada apa-apa ya nak"

Reina mengangguk melihat Romeo. Mereka pun pergi meninggalkan rs. Reina sebenarnya sedikit merasa kesepian. Ia mencoba mengingat plat mobil itu namun masih sedikit samar ia melihat nya ia tidak mau asal menebak karena takut salah orang.

.
.
Rafa sedang dalam perjalanan bersama noa. Noa bersama Rafa karena tadi ia juga ingin menjenguk Reina. Jadi Rafa mengajak nya berangkat bersama.

Sepanjang jalan mereka hanya diam noa menatap ke arah luar. "Raf dimana lokasi kejadian Reina di tabrak?"

Rafa menggeleng "entahlah Nathan yang menemukan Reina kemarin"

Noa menarik nafas nya. "Kau coba tanyakan kakak mu. Siapa tau kita bisa menemukan CCTV di tempat kejadian"

Rafa menoleh ke arah noa dan mengangguk. Ide wanita di sebelah nya ini benar juga. Ia langsung melakukan mobil nya kencang untuk cepat sampai ke RS.

.
.
.
.



3 Brother'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang