"to Nathan :
Hay nath, kau menemukan surat ini disaat aku sudah pergi bukan? Maaf karena tidak bilang padamu. Kau sangat kecewa kan? Aku minta maaf padamu. Aku pergi karena aku tidak ingin melihat mu menikah dengan wanita lain. Hatiku rasanya akan sangat hancur. Nath, jalanilah hidup mu seperti biasanya. Jangan pernah berubah nath, aku bersyukur karena sudah menemukan mu bahkan di cintai oleh laki laki seperti mu.
Kau tau nath? Kau adalah kebahagiaanku selamanya. Jangan marah pada kakek nath. Dia hanya ingin kau bahagia. Begitupun juga aku, aku ingin melihat kakek bahagia mungkin dengan cara ini kakek akan menganggap ku ada.
Nath berjanjilah padaku. Terus kejar impian mu. Jangan pernah berhenti meskipun aku pergi. Percayalah nath, jika tuhan berkehendak tuhan pasti akan menyatukan kita kembali meskipun itu bukan diriku yang sekarang.
Aku sangat mencintaimu nath, aku akan selalu merindukanmu.
Reina "
Setelah menangis cukup lama Nathan terdiam. Hidup nya benar benar hancur ia tidak menyangka reina akan meninggalkan nya.
Ivar masuk kedalam kamar dan duduk disamping Nathan yang terduduk di bawah kasur reina. Ivar mengelus punggung Nathan.
"bagaimana aku menjalani hidup setelah ini var? hidupku adalah dia"
Ivar menahan tangis nya. Ia juga sangat hancur seperti Nathan. Reina adalah adik kesayangannya.
"jalani hidupmu seperti yang ia mau nath, mungkin ia akan bahagia"
Nathan menangis memeluk lutut nya. Pertama kalinya bagi ivar melihat Nathan sehancur ini. Ia sudah tidak dapat menahan tangis nya. Ia memeluk Nathan erat.
Rafael masuk ke dalam kamar ia berjalan perlahan dan memeluk kedua kakak nya.
"ayo ka, kita harus segera memakamkan reina. Ayah sudah menunggu"
Ivar memopong bahu Nathan "ganti baju mu nath, baju ini penuh darah"
Nathan menatap baju nya darah reina mengotori baju nya. Ia berjalan lemas kearah kamar nya. Mereka berdua hanya berdiam menatap Nathan.
.
Semua keluarga sudah berkumpul di depan peti reina. Reina terlihat sangat cantik disana. Peti akan segera di tutup. Nathan maju mengelus wajah reina. "kau sudah bahagia babe? Kau ingin aku mengejar impian ku? Aku akan melakukan nya untuk mu. Lihat aku dari sana nanti ya?"
Nathan maju mencium bibir reina untuk terakhir kali nya. Melinda menangis melihat putra nya memaksakan senyum nya.
Pemakaman reina sudah di langsungkan. Beberapa pelayat sudah pergi meninggalkan makam reina. Nathan masih berdiri disana menatap makam reina. "aku akan sering mengunjungimu, aku mencintaimu reina"
Nathan berbalik pergi dari sana. Angin kencang berhembus ketika Nathan berbalik. Nathan berhenti sejenak memandang ke atas langit ia memejamkan matanya merasakan udara tersebut.
.
.
4 tahun kemudian
"nath cepatlah kita akan tertinggal pesawat jika kau lama"
Nathan turun dari kamarnya yang ia pindahkan ke kamar reina. Ya sekarang Nathan menempati kamar reina disana.
"paspor sudah kan yah?"
Romeo menghembuskan nafasnya kasar. "kau yang memasukannya nath. Lagipula kenapa kau banyak sekali berfikir? Kedua adik mu sudah memutuskan untuk menerima naturalisasi dengan timnas kenapa kau baru mau sekarang"
Nathan menatap ayahnya "butuh waktu untuk memikirkan nya yah"
Nathan membawa tas nya dan menemui ibunya.
"bu aku pergi doakan aku ya"
Melinda mengangguk mengelus pipi Nathan. Nathan berjalan keluar seketika ia teringat. "boleh kita mampir ke suatu tempat?"
Romeo menatap Nathan jengah "kau mau kemana lagi?"
"aku akan bawa mobil nya masih ada 2 jam lagi yah tenang saja"
Romeo menyerahkan kunci mobil nya dan mengikuti Nathan masuk ke dalam mobil. Romeo melihat pemandangan di jalan. Ia tau kemana Nathan akan membawanya.
Mereka sudah sampai disana Nathan mengeluarkan bunga dari tas nya dan sebuah kertas. Romeo mengikuti anaknya. Mereka berhenti di sebuah batu nisan bernama "Reina Tjoe A On".
Nathan meletakan bunga dan kertas itu disana. Nathan tersenyum mengelus batu nisan tersebut.
"hai aku datang lagi. Mungkin akan butuh waktu lama untukku mengunjungimu lagi. Kau jangan marah ya? Lihat lah aku akan ke Indonesia. Mereka ingin aku menjadi pemain timnas disana. Kau bangga padaku kan rei? Aku tau kau akan memeluk ku jika kau mendengar ini. Hey rei, doa kan aku agar selalu bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia yaa. Aku harus pergi sekarang atau aku akan terlambat."
Nathan mencium batu nisan tersebut. "aku mencintaimu reina"
Romeo tersenyum getir menatap anak nya. Nathan sangat rajin mengunjungi reina disana. Nathan berbalik dan tersenyum melihat anaknya. "yah aku ingin menunjukan sesuatu padamu"
Romeo mengerutkan kening nya ia mengikuti Nathan pargi. Nathan membawa mobil nya pada satu rumah. Romeo menatap bingung Nathan. "rumah siapa ini nath?"
Nathan tersenyum "rumah ku dan reina"
Nathan dan romeo turun dari mobil, Nathan membuka pintu rumah tersebut. Nathan menuju taman belakang melihat kursi yang reina mau saat itu.
Romeo menatap seisi rumah itu. "kapan kau membelinya? Kenapa kalian membeli rumah?"
Nathan menarik nafasnya. "aku ingin mengajak reina kabur saat kakek mengusirnya. Aku tidak sanggup melihatnya terluka oleh perkataan kakek. Reina menyetujui hal itu, aku dan dia membeli rumah ini. Rumah yang akan kita tempati setelah kita sukses mengejar cita cita kami. Namun kau tau kan yah apa yang terjadi?"
Romeo mengelus punggung Nathan. "nak sudahlah reina akan sedih jika kau terus seperti ini"
Nathan tersenyum. "aku ingin rumah ini ada yang merawatnya yah selama aku pergi. Tolong rawat rumah ini"
Nathan menyerahkan 1 kunci untuk romeo. Romeo mengangguk menerima kunci tersebut. "ayo nak kita harus segera ke bandara"
Romeo keluar lebih dulu, Nathan menatap seisi rumah itu ia berbalik melihat taman belakang disana. Nathan tersenyum ia melihat reina berdiri disana memandang nya tersenyum dan melambaikan tangan nya. Air mata Nathan menetes. Nathan melambaikan tangan nya pada reina. Seketika bayangan reina menghilang membuat Nathan menunduk.
Nathan langsung menghapus air matanya. "jaga rumah ini ya rein"
Nathan tersenyum dan menutup pintu itu. Nathan masuk ke dalam mobil dan terus memandangi rumah nya tersebut.
"sejauh apapun kau pergi aku akan selalu mencintain mu reina"
.
.
.
.
.
END
Finally harus berakhir disini. Semoga kalian tidak kecewa. Makasih untuk kalian yang selalu mensupport aku. Jujur aku seneng banget. Mungkin cerita kali ini ga sesuai sama ekspektasi kalian. Dan mungkin ada yang menggantung. Tapi yaudah lah ya kalian bebas berimajinasi.
Sekali lagi makasih semuanya.....
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Brother's
RandomCerita tentang kehidupan 3 saudara bersama 1adik perempuan nya. begitupun sebaliknya hidup bersama 3 kakak laki laki yang mempunyai banyak sifat.