"kau???!!!"
.
.
Reina melotot melihat manda duduk disana, reina mengalihkan wajah nya ke Nathan. Nathan terlihat frustasi disana. "long time no see rein"
Reina menatap tajam manda "untuk apa kau disini?"
Nathan mencoba menjelaskan pada reina namun manda lebih dulu memotong perkataannya. "tentu saja untuk berkencan dengan kekasih ku"
Emosi reina meradang "kau gila? Cepat turun!"
Manda menggeleng sedangkan Nathan hanya diam. "tidak akan reina, aku bisa menemani mu mencari buku juga"
Reina memutar bola matanya malas "cepat keluar sebelum aku menyeretmu manda!"
Manda tertawa menatap reina remeh. "siapa kau berani mengatur ku?!"
Reina mengepalkan tangan nya. "ia membuka pintu mobil itu dan menyeret manda keluar. Manda kaget melihat kelakuan reina begitu pun dengan Nathan. Namun bukannya menolong manda Nathan malah berusaha seolah olah membantu manda tetap duduk padahal ia menekan tombol seatbelt manda. Menjadi memudahkan reina menarik nya.
Manda berhasil di Tarik keluar oleh reina. Reina langsung masuk dan menutup mobil nya "kunci pintu nya nath"
Nathan mengikuti perintah reina. Manda bangun dan menatap kesal reina. "kau berani padaku reina?"
Reina menatap manda "tentu, aku tidak akan membiarkan kekasih ku dekat dengan mu. Ingat jangan coba coba mengancam Nathan! Dan jangan pernah dekati kekasih ku lagi! Kau sudah kalah dia hanya milikku!"
Reina langsung menutup kaca mobil nya, Nathan tersenyum melihat kelakuan reina ia pun melajukan mobil nya. Manda menatap sebal kedua orang itu "lihat saja kau reina!"
Di mobil reina masih mendiami Nathan. Nathan menoleh kearah reina ia mengelus kepala reina "kau cemburu babe?"
Reina menoleh menatap Nathan "kau fikir aku akan diam saja kekasih ku pergi bersama wanita lain?"
Nathan tertawa dan menyentuh tangan reina ia mencium tangan reina membuat reina sedikit luluh.
"kau sangat menggemaskan babe"
Reina bersemu merah dan menahan malu "babe aku ingin bertanya, apa Justin benar mengajak mu pergi?"
Reina seketika kaget bagaimana Nathan bisa mengetahui nya. "kau kata siapa nath?"
Nathan menoleh dan tersenyum "kau yang bilang semalam saat tidur, kau mengoceh padaku"
Reina menutup mata nya, ia sangat bodoh kenapa bisa sampai membocorkan sendiri pada Nathan. Reina menarik nafas nya.
"ya begitu nath, weekend ini Justin mengajak ku pergi. Entah lah ada yang aneh dia bilang untuk yang terakhir"
Nathan menoleh menatap reina. "pergilah aku mengizinkan"
Reina menatap Nathan berbinar "benarkah?? Kau tidak marah nath?"
Nathan menatap reina selidik "kenapa kau terlihat bahagia sekali akan pergi dengan Justin? Jangan buat aku berubah fikiran rei"
Reina menyengir "tidak bukan begitu nath, aku hanya senang kau begitu baik"
Nathan menghembuskan nafas nya jengah "jadi selama ini aku tidak baik?"
Reina menggeleng kencang "bukan begitu kau baik sekaliii"
Nathan hanya diam menatap jalanan, reina menggigit bibir bawah nya ia tau Nathan sedikit marah sekarang. Reina pun berinisiatif memajukan badan nya mencium pipi Nathan, Nathan langsung menoleh dan menatap reina.
"maaf nath aku hanya senang kau tidak mengekangku pergi dengan Justin, aku juga hanya ingin menjelaskan beberapa hal pada Justin nanti Cuma aku kemarin bingung bagaimana cara nya berbicara dengan mu"
Nathan tersenyum dan mengelus kepala reina. "pergilah aku tidak akan mengekangmu"
.
.
Nathan dan reina baru saja sampai di mall, reina langsung mengajak Nathan untuk pergi ke toko buku. Nathan hanya mengekor di belakang reina. Reina memilih macam macam buku. "kau mengambil beberapa buku tentang ke dokteran. Kau akan mengambil jurusan itu nanti?"
Reina menoleh menatap Nathan dan mengangguk "aku mengambil beasiswa di Harvard, aku perlu melakukan tes satu kali lagi nath"
Nathan tersenyum dan mengelus kepala reina. "berarti kita akan menjalin hubungan jarak jauh jika kau ke terima disana?"
Reina terdiam ia melupakan hal itu. Reina berbalik menatap Nathan. "aku lupa nath, apa aku harus membatalkan beasiswa itu?"
Reina menatap Nathan sedih, namun Nathan langsung memeluknya "jangan, lanjutkan beasiswa itu rei aku bangga padamu"
Reina tersenyum dan membalas pelukan Nathan. "ayo ada lagi?"
Reina menggeleng "ini saja nath"
Nathan membawa buku buku itu dan membayarnya. Reina melihat lihat toko di sekitar toko buku itu, reina tertarik pada salah satu toko aksesoris. Mata reina tertuju pada satu kalung yang terpampang disana. Reina meminta pelayan untuk membungkus kalung dan juga gelang yang ia temukan.
Nathan bingung mencari reina yang tiba tiba menghilang. Nathan mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi reina namun reina tidak mengangkatnya. Saat Nathan sedang menyusuri pandangan nya melihat toko tokodisana Nathan melihat reina yang baru saja keluar dari toko tersebut.
"kenapa pergi sendiri rein?"
Reina kaget ia tersenyum,"aku membeli sesuatu untuk mu"
Nathan menatap tentengan di tangan reina. Ia membawa reina dalam rangkulan nya. "terimakasih, apa itu?"
Reina tersenyum "sesuatu yang berharga" Nathan tertawa dan mengusak rambut reina.
"kau mau makan disini?"
Reina Nampak berfikir sejenak "bagaimana kalau di rumah saja, ibu mengabari ku kalau ia masak banyak"
Nathan mengangguk dan menggandeng tangan reina menuju parkiran.
Sampai di mobil reina mengeluarkan barang nya. Ia menunjukan sebuah gelang untuk Nathan. Nathan menyodorkan tangan nya reina pun memasangkan nya. Nathan tersenyum menatap gelang tersebut. "ini bagus terimakasih rei"
Reina mengangguk "maju sedikit nath ada lagi"
Nathan bingung namun ia memajukan badan nya kearah reina. Reina mengalungkan tangan nya ke leher Nathan. Nathan menyentuh leher nya yang terpasang kalung salib disana. Reina memundurkan sedikit wajahnya dan menyentuh salib itu. "aku berharap tuhan tidak akan pernah memisahkan kita"
Nathan tersenyum dan mengelus pipi reina, reina menatap mata Nathan yang berada di depan nya. Nathan memajukan kepalanya dan menyatukan kedua bibir mereka disana. Reina memejamkan matanya menikmati ciuman yang Nathan berikan. Mereka berdua tersenyum di sela sela ciuman nya.
Setelah beberapa saat Nathan melepaskan ciuman tersebut, ibu jarinya mengusap sudut bibir reina. "aku mencintai mu babe"
Reina tersenyum dan memeluk Nathan "aku juga mencintainmu"
Nathan mengelus punggung reina. Reina pun melepaskan pelukannya. Nathan melajukan mobil nya. Sepanjang jalan Nathan sesekali mencium tangan reina membuat reina tersipu.
Tak lama mobil mereka pun sampai di rumah. Reina dan Nathan bergandengan tangan masuk ke dalam rumah mereka berdua terlihat sangat bahagia hari ini. Reina membuka pintu rumah nya pandangan nya tertuju pada orang yang terduduk di kursi besar ruang tengah.
"kakek..."
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Brother's
RandomCerita tentang kehidupan 3 saudara bersama 1adik perempuan nya. begitupun sebaliknya hidup bersama 3 kakak laki laki yang mempunyai banyak sifat.