28

177 11 6
                                    

"kakek..."

.

.

.

.

Nathan dan reina menatap kakek nya yang tengah menatap mereka berdua tajam. Reina langsung melepaskan genggaman tangan Nathan. Jhors maju kehadapan Nathan dan reina.

"berani kau menggandeng tangan cucuku?!"

Reina tercekat "maaf kek aku..."

Plakkkk

Tamparan keras mendarat di pipi reina Nathan langsung melihat kea rah reina "kek apa apaan kau?!"

Reina menyentuh pipinya yang memanas, mata nya memerah reina tahu kakeknya tidak pernah menyukainya sejak dulu. "jangan bela dia Nathan menjauh dari nya!"

Jhors menarik tangan Nathan. Namun Nathan memberontak "JANGAN MENYAKITI KEKASIH KU!"

Jhors diam ia terkejut mendengar Nathan membentaknya. Seketika semua keluarga berkumpul melihat keributan yang terjadi di ruang tengah. Ivar menatap reina yang menangis menyentuh pipi nya. Ia langsung menghampiri reina dan memeluk nya. "bawa dia ke kamar ivar"

Perintah Nathan dengan suaranya yang amat tajam. "JANGAN COBA COBA MEMBAWA DIA PERGI IVAR! BIARKAN DIA DISINI!"

Bentakan jhors membuat ivar berhenti ia masih terus merangkul reina. "yah sudahlah apa apaan kau ini?"

Jhors menatap tajam romeo. "KAU?! Sudah ku bilang jangan adopsi anak tidak tahu diri itu! Lihat sekaran?! Dia berani MERAYU cucuku! WANITA JALANG!"

Mereka semua yang berada disana terkejut. Reina merasa badan nya lemas mendengar hal itu terucap dari mulu kakeknya.

"CUKUP KEK!"

Nathan menatap ivar "bawa dia pergi!"

Ivar langsung membawa reina ke kamar nya. Nathan menatap kakek nya tajam. "kau tidak ada hak menghina kekasih ku kek. Aku tidak akan tinggal diam melihat kau menyakitinya"

Jhors menatap tajam Nathan, untuk pertama kalinya Nathan berani menantang nya "kau berani padaku nath? Sejak kapan kau pandai melawan ku? Apa wanita itu yang mengajari hal ini?"

Nathan mengepalkan tangan nya. "jangan pernah jelek jelekan reina kek! Sejak kecil aku yang memilihnya. Aku yang lebih dulu mencintai nya, aku yang merengek pada ibu dan ayah untuk membawa nya"

Jhors duduk memijat pelipis nya. "aku tidak perduli nath! Aku akan menjodohkan mu dengan kolega ku!"

Nathan menatap tajam kakeknya "aku tidak sudi!"

Nathan meninggalkan kakek berserta kedua orang tua nya disana.

Di kamar reina menangis menyentuh pipinya ivar terus memeluknya sedangkan Rafael menyentuh satu tangan reina mencoba menenangkan nya. Nathan masuk membuka pintu nya dengan kencang membuat mereka bertiga menoleh.

Nathan langsung maju melihat reina. Nathan menatap nanar reina pipinya membekas sebuah telapak tangan disana. Nathan langsung membawa nya dalam pelukan nya. Sesekali Nathan mencium kening reina. "maaf aku tidak bisa melindungi mu"

Reina menggeleng dan menangis, ivar dan rafa pun tidak bisa menahan tangis nya melihat reina disakiti oleh kakek nya.

Nathan menarik badan nya dan menyentuh kedua bahu reina. "kita pergi ya. Kita jangan tinggal disini aku tidak mau kakek terus menyakiti mu"

Reina menggeleng, ivar dan rafa terkejut. "kau gila nath? Kakek akan semakin marah melihat hal itu"

Nathan menghembus kan nafasnya "aku tidak tahu harus bagaimana lagi raf"

Ivar menyentuh bahu Nathan, "nath kita juga akan melindungi reina jangan merasa sendirian okey, kita bersama sama menjaga nya"

Nathan menatap ivar dan rafa ia tersenyum dan kembali menatap reina "dengar rein mereka semua melindungi mu jangan takut ya?"

Reina menangis namun ia mengangguk dan kembali memeluk ketika kakaknya.

Melinda yang melihat itu di balik pintu menangis ia menutup mulut nya. Pemandangan itu sangat membuatnya terharu. Anak anaknya sudah dewasa. Melinda langsung turun menemui ayahnya.

"yah aku pergi bicara"

Jhors menatap Melinda "ada apa?"

Melinda menarik nafasnya "jangan coba coba menjodohkan Nathan dengan siapapun, jangan pisahkan anak anakku!"

Jhors menatap tajam Melinda "jangan mengatur ku Melinda!"

Melinda menatap tajam ayah nya "kau yang jangan mengatur urusan rumah tanggaku! Berhenti mencampuri urusan kami disini!"

Jhors bangkit dan menatap Melinda "kau anak yang tidak tahu diri Melinda!"

Jhors langsung bangkit dan pergi menuju kamar nya.

.

.

Malam hari reina turun untuk mengambil minum, reina terkejut melihat jhors yang masih terduduk di kursi. Reina menghela nafas nya dan memberanikan diri untuk terus berjalan. Jhors menatap tajam reina.

Setelah selesai reina langsung berjalan pergi meninggalkan jhors "tunggu!"

Reina menghentikan langkah nya. Reina berbalik menatap jhors. "ikut aku ke ruang kerja!"

Jhors bangkit reina mengikuti jhors masuk ruang kerja nya. Jhors duduk menatap tajam reina. "sejak kapan kau menjalin hubungan dengan Nathan?"

Reina terdiam ia tidak berani menatap kakek nya "baru baru ini kek"

Jhors menghela nafasnya "putuskan dia, aku akan menjodohkan nya dengan anak kolega ku"

Reina seketika menatap jhors, reina menggeleng "sampai kapanpun aku tidak akan meninggalkannya"

Jhors tertawa sinis "sifat asli mua sudah terlihat ketika dewasa"

Jhors meletakan buku rekening dan tiket pesawat di meja nya. "pergi tinggalkan Nathan dan keluarga ini. Kau ingin mengejar impian mu untuk menjadi dokter bukan?"

Reina memandang jhors tidak mengerti, "kau harus belajar tahu diri reina, kau sudah mengetahui kau bukan anak kandung Melinda dan romeo. Apa kau masih akan terus bergantung pada keluarga ini? Tidak tahu malu"

Reina merasa mata nya memanas ia hanya bisa diam di hadapan jhors.

"jika kau tahu diri kau pergi! Ambil tiket dan uang ini dan jangan pernah kembali. Jangan pernah temui cucu cucuku lagi"

Reina tidak sanggup menahan tangis nya lagi. "bagaimana bisa kau memisahkan ku dengan mereka kek?"

Jhors memandang sinin reina "dari awal mereka bukan keluarga mu. Jangan membuat semua nya semakin rumit. Aku akan beri pilihan lain kalau begitu"

Reina memandang jhors penuh Tanya. Jhors menegakan duduk nya.

"kau boleh tetap disini tetap menjadi keluarga ini asal kan kau memutuskan Nathan dan biarkan dia menikah dengan wanita pilihan ku. kau akan menjadi saksi dalam pernikahan nathan dengan wanita lain"

.

.

.

.

3 Brother'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang