04

228 18 2
                                    


Nathan tidak sengaja menyenggol gelas yang berada di depan nya sampai pecah. Perasaan nya mendadak tidak enak. Nathan pun merapihkan bekas potongan beling tersebut. Ia melihat ke rafa dan ivar yang sedang asik bermain PS disana.

"var, reina kemana?"

Ivar menoleh sebentar "sparing basket di dekat sini sebentar lagi juga pulang"

Nathan melihat jam yang berada di dinding. Ini sudah malam tidak mungkin kalau dekat reina belum pulang. "kapan kau menelfon nya?"

Ivar sedikit mengingat "jam 7 mungkin"

Nathan langsung mengambil jaketnya dan membawa kunci mobil nya. Ivar dan rafa hanya memandang kepergian Nathan. Mereka pun melanjutkan permainan nya.

Nathan menyusuri jalanan dekat rumah nya. Ia melihat kanan kiri siapa tau bertemu dengan adik nya. Dari kejauhan Nathan melihat seorang wanita jalan terseok seok membawa basket nya. Nathan langsung mempercepat mobil nya. Sampai di depan wanita itu Nathan langsung turun dan melihat bagaimana kacau nya adik nya.

"Ka Nathan"

Nathan memandang reina dari atas sampai bawah baju kotor dengkul yang terluka siku juga terluka. Nathan langsung maju memeluk adiknya. "apa yang terjadi padamu? Kenapa kau begitu ceroboh"

Reina menangis sejujurnya ia sejak tadi ingin sekali menangis. Reina memeluk Nathan erat. Nathan membiarkan reina menangis di pelukannya.

"ada apa rei?"

Nathan membawa reina pada bangku yang ada disana. Reina pun menceritakan semuanya.

#flashback

"akkhhh"

Reina menghindar namun ia tidak melihat ada lobang di dekat sana ia pun jatuh tersungkur di aspal kaki nya sangat sakit. Sedangkan mobil itu kabur. Reina melihat plat nomor mobil itu. Namun ia lebih memilih untuk bangun. Reina mengecek semua luka nya. Ia Nampak parah. Reina mencoba menelfon ivar dan rafa namun mereka tidak mengangkat nya. Reina ingin menelfon Nathan namun takut mengganggu Nathan yang sibuk dengan kuliah semester akhir nya.

#flashback end

Nathan menghembuskan nafas nya, ia membawa reina dalam pelukan nya "kabari aku jika terjadi apapun padamu, aku akan meluangkan waktuku meskipun aku sibuk rei"

Reina mengangguk dalam pelukan itu. "mau aku obati disini?"

Reina menggeleng "aku mau pulang kak aku lelah", Nathan langsung bangkit dan menggendong reina. Reina sedikit terkejut dengan perlakuan Nathan. Dari samping kakanya terlihat sangat tampan. "sadar rein dia kakakmu" reina bermolog dalam hati.

Nathan pun melajukan mobil nya kembali ke rumah. Sampai di rumah Nathan kembali menggendong reina dan meletakannya di kursi. Ivar dan rafa Nampak kagt melihat reina sudah luka luka disana.

"kau kenapa rei?"

"siapa yang melakukan ini padamu?"

Nathan memandang sinis mereka berdua. Nathan pun pergi mengambil alat p3k. setelah itu ia duduk di samping reina.

"aku akan menjual ps kalian"

Satu kalimat Nathan yang membuat mereka berdua tercengang. "apa salahku ka?"

Nathan meletakan kan kapas itu kasar. "dia hampir saja tertabrak. Kalian berkali kali di telfon olehnya namun tidak ada yang mengangkat"

Ivar dan rafa kompak berlari mengecek ponsel nya. Benar beberapa panggilan tak terjawab dari reina masuk. Ivar berjalan dan memeluk reina "maaf rei aku tidak tau dan malah asik dengan game"

Reina tersenyum dan membalas pelukan kakanya. Nathan menatap sebal ivar. Ntah kenapa ia tidak suka reina di peluk oleh saudara nya yang lain. Nathan sudah selesai membersihkan luka nya. Dan mengangkat reina kembali ke kamar nya.

Setelah sampai kamar Nathan langsung menurunkan nya. "besok jangan kesekolah dulu aku akan mengizinkan mu besok"

Reina mengangguk, sebelum Nathan pergi reina menahan tangan kakaknya itu. "jangan menjual ps mereka. Ini bukan salah mereka kak" Nathan tersenyum dan duduk di samping reina. Reina pun menggeser tidur nya.

"kau takut aku benar benar melakukan itu?"

Reina mengangguk, Nathan tersenyum dan mengelus surai panjang adik nya.

"kak kata ivar kau sudah mempunyai kekasih? Apa benar begitu?"

Beberapa hari yang lalu ivar memang menceritakan semua nya pda reina. Nathan sedikit terkejut. "dia bukan kekasihku"

Reina tertawa meledek Nathan. "kau bohong, ajak dia kesini kak aku ingin mengenalnya"

Nathan menghela nafas nya kasar "benar rein dia bukan kekasih ku hanya teman dekat tidak lebih"

Reina memasang wajah meledek, Nathan sangat gemas pada adik nya ia pun maju untuk mengelitik reina. Reina tertawa kencang disana. Namun tiba tiba "awwww"

Nathan panik langsung mengehentikan aksinya. "maaf rei, bagian mana yang sakit?"

Reina memegang perutnya meringisi, Nathan perlahan menyentuh perut reina. "maaf rei, boleh kau buka sedikit baju nya?" reina mengangguk dan membuka baju nya. Nathan kaget melihat memar yang besar di perut reina.

"kita kerumah sakit sekarang! IVAR RAFA!"

Nathan berteriak memanggil mereka berdua. Mereka berdua pun bergegas lari menghampiri Nathan. "ada apa nath?"

"siapkan mobil reina mengalami luka dalam sepertinya"

Rafa dan ivar langsung bergegas turun. Sedangkan Nathan kembali mengangkat reina yang sekarang lebih merasa kesakitan.

Sampai nya di mobil ivar langsung mengendarai mobil nya dengan kencang. Nathan terus memgang tangan reina untuk menguatkan. "rei aku mohon bertahan lah" air mata Nathan menetes mengenai wajah reina. Reina melihat hal itu namun perut nya sangat sakit .

Sampai di rs rafa langsung turun memanggil suster ugd. Ia pun keluar dengan 2 suster bersamanya. Nathan langsung memindahkan reina ke ranjang mereka bertiga mendorong ranjang itu ke dalam. Tangan Nathan tidak pernah lepas dari tangan reina. Sampai reina masuk ke dalam ruang tindakan.

Mereka bertiga Nampak kusut meihat adik nya terluka. Ivar bangun dan menonjok tembok yang ada disana. Nathan kaget melihat hal itu ia langsung bangun dan merangkul ivar "jangan lukai dirimu"

Ivar tertunduk lesu "seharusnya aku menjemputnya nath. Aku menyesal"

Nathan mengelus punggung ivar, sedangkan rafa mengepalkan tangan nya ia benar benar akan mencari tau siapa pelaku penabrak reina.

Tak lam dokter keluar dari ruang tindakan.

"keluarga saudari Reina?"

Mereka bertiga pun maju "saya kakaknya dok"

Dokter itu mengangguk "reina harus segera melakukan operasi. Ada luka dalam akibat benturan disana. Namun ada konsekuensi dari operasi ini."

Mereka bertiga menatap bingung dokter tersebut. "ada apa dok?" Nathan memberanikan diri untuk bertanya.

"Saudari reina akan sulit memiliki seorang anak jika ia sudah menikah nanti. Karena bekas operasi yang dekat dengan dinding Rahim nya. Akan berbahaya baginya nanti"

.

.

.

.

.

3 Brother'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang