24

170 13 3
                                    

Reina mengemaskan barang nya setelah selesai pelajaran ia bersiap untuk pulang. Namun ketika jalan keluar ia melihat noa dan menghampiri nya. "Noa!!"

Noa menoleh dan melambaikan tangan nya "kirain dah pulang rein"

Reina menggeleng, "gimana sama rafa? Ada perkembangan?"

Noa membulatkan matanya seketika, ia sedikit Nampak salah tingkah "apa si rein kita ga ada hubungan apaapa"

Reina tertawa dan merangkul noa "dia kali ini serius loh no, dia ga akan main main percaya padaku"

Noa menatap dalam reina. Ia memang akhir akhir ini melihat Rafael berbeda tidak seperti dulu. Rafael Nampak sangat perhatian padanya. Noa tersenyum mengingat nya.

"ihh senyum senyum pasti lagi keinget sama rafa kan?"

Noa langsung menyembunyikan senyum nya ia menatap reina tajam sedangkan reina sudah tertawa disana.

"REINA!!"

Reina dan noa menoleh ke arah gerbang sekolah seketika reina membulatkan matanya "Justin...."

Reina menghampiri Justin bersama noa, "hai ada apa kemari? Kenapa tidak memberitahu ku?"

Justin tersenyum melihat reina "aku ingin mengajakmu makan"

Reina bingung ia menatap noa seolah meminta bantuan. "aku ada perlu dengan noa Justin"

Justin seperti tidak perduli ia tersenyum dan membawa reina masuk ke dalam mobil nya. "hanya sebentar aku mohon"

Reina mengangguk dan menurut pada Justin. Justin berbalik menatap noa "aku minta maaf aku pinjam teman mu ya"

Noa tersenyum dan melambaikan tangan nya saat mobil Justin berangkat. Di dalam mobil tidak ada percakapan sama sekali reina hanya diam sejujurnya reina sangat takut Nathan akan mengetahui hal ini.

Mobil Justin berhenti di salah satu café, reina dan Justin keluar dari mobil nya. Dan duduk di pojok café tersebut.

"kau boleh pesan apapun rei"

Reina mengangguk dan melihat menu. Setelah melihat lihat ia memutuskan hanya ingin minum coklat dingin disana. Justin pun memesan kan nya pada pelayan.

"sudah lama aku tidak melihat mu, aku sibuk pada dunia bola ku. Apa kau merindukan ku rei?"

Reina terkejut ia memang sedikit merindukan Justin, namun tidak seperti dulu. Reina hanya mengangguk menjawab pertanyaan Justin.

"kenapa kau sekarang jarang sekali menghubungi ku rei?"

Reina Nampak bingung ketika ingin menjawab Justin. "aku juga sibuk sekolah jusa"

Justin tertawa, "kau Nampak berbeda rei"

Reina menatap bingung Justin, Justin hanya tersenyum kecil. Pelayan pun datang membawakan pesanan mereka. Ponsel reina bergetar. Reina melihat nama yang tertera disana. Ia Nampak panik bagaimana ia menjelaskan situasi ini pada kekasih nya.

Justin melihat gelagat itu dan menyentuh tangan reina. "angkat saja telfon nya dia pasti khawatir"

Reina tersenyum dan mengangkat telfon itu menjauh. Justin memaksakan senyum nya ketika melihat reina pergi.

Tidak lama reina kembali dan duduk di hadapan Justin. Tiba tiba seorang pelayan kembali mendatangi meja mereka. "permisan ka, café kami sedang merayakan hari jadi yang ke 100 hari. Dan kami memberikan give gratis ini"

Pelayan itu menunjukan tiga kotak surat berwarna pastel. "kakak bisa menulis surat dan memberikannya pada orang yang ingin dikasih. Jika sudah kalian bisa masukan surat nya ke salah satu kotak ini dan kami akan mengantar ke alamat yang kakak ingin tuju"

Justin tersenyum dan mengambil salah satu kotak berwarna pink, "aku akan ambil ini satu. Apa benar ini akan di kirim ke alamat yang ingin aku tuju?"

Pelayan itu mengangguk "benar kak , kakak tinggal cantumkan alamatnya dan memberikannya pada kasir disana nanti"

Justin mengambil kertas dan pulpen yang sudah di sediakan dalam kotak itu. Reina melihat Justin yang sangat serius menulis di kertas itu. Reina memilih melanjutkan minum nya. "rein aku lupa alamat mu bisa tolong sebutkan?"

Reina menatap Justin bingung. Namun ia tetap menyebutkan alamatnya. Setelah selesai menulis Justin ke kasir untuk membayar makanan nya dan menyerahkan kotaknya pada kasir tersebut. Reina hanya diam memperhatikan Justin.

Justin berbalik ia menatap reina yang tengah tersenyum menatap ponsel nya. Justin pun menghampiri reina/ "ayo rein kita pulang"

Reina mengangguk dan mengikuti Justin. Justin melajukan mobil nya ke rumah reina. Sampai depan rumah reina, reina langsung ingin turun takut Nathan melihatnya namun tangan nya di tahan Justin. "rein bisa kau luangkan waktu untuk ku weekend ini?"

Reina Nampak berfikir, "aku tidak tau Justin"

Justin tersenyum "aku mohon untuk terakhir kali nya"

Reina menatap Justin bingung, Ia pun mengangguk. "terimakasih untuk hari ini Jusa"

Justin tersenyum dan kembali melajukan mobil nya. Reina langsung berbalik masuk ke dalam rumah nya. Ia melihat rumah sedikit sepi romeo dan Melinda pasti masih di kantor dan yang lainnya juga belum pulang. Tiba tiba reina melihat Rafael turun. Ia terlihat senang dan tiba tiba memeluk nya.

"ada apa dengan mu raf?"

Rafael tertawa reina hanya memandang aneh kakak di depan nya ini "kau membujuk noa? Ia menerimaku rein!!!"

Rafael menyentuh tangan reina dan mengajak melompat dan berputar. Reina tertawa melihat kelakuan Rafael. "raf kau harus janji jangan menyakitinya, lindungi dia dari fans fans gila mu okey? Aku tidak akan diam saja kalau dia sampai terluka"

Rafael langsung memberi hormat pada reina. Reina tertawa melihat nya. "kau pulang dengan Justin rein?"

Reina langsung membekap mulut Rafael. "diam bodoh nanti Nathan dengar"

Rafael mengangguk, reina melepaskan tangan nya. "Nathan belum pulang omong omong"

Reina terdiam padahal di telfon tadi Nathan bilang sudah di rumah. Ia pun langsung naik ke kamar Nathan dan mengeceknya. Benar saja ia tidak melihat Nathan disana. Reina pun langsung mencari nama Nathan di ponsel nya. Dan mencoba menelfon nya.

"haloo"

Reina terkejut ia memeriksa nama dalam ponsel nya. Benar nama Nathan tapi mengapa suara perempuan yang mengangkat nya,

"kau siapa? Dimana Nathan?"

Orang di sebrang sana terkekeh. "kau lupa pada suara ku rein?aku sedang menemani kekasihku tentu saja bermain bola"

Reina seketika membeku, ia baru menyadari nya.

"manda..."

.

.

.

.

3 Brother'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang