22

174 13 3
                                    

Reina masuk kamar dan penutup pintu nya kencang seketika ia menjatuh kan badan nya di belakang pintu. Reina menyentuh kedua pipinya "apa yang baru saja kau katakan rein? Aku rasa aku sangat berlebihan. Aaaaa bagaimana ini?"

Reina terus menggumam di belakang pintu dan mengacak rambut nya. Namun ia seketika sadar ia langsung menegakan badan nya dan tersenyum "gapapa akting mu bagus rein atau kau bisa saja kena amuk Nathan tadi"

Reina tersenyum dan berjalan santai ke kasurnya. Baru saja ia akan ke toilet kamar nya pintu kamar kembali terbuka dan bunyi suara kunci disana. Reina kaget dan menoleh ia langsung merapihkan rambutnya dan berjalan menghampiri Nathan dengan memasang muka jutek nya.

"Ada apa lagi? "

Nathan menghela nafas nya dan menyentuh kedua tangan Reina. "Kau marah?"

Reina melepaskan tangan Nathan dan berjalan ke depan lemari untuk mengambil baju.

Nathan yang merasa di abaikan mengikuti Reina. "Rei lihat aku"

Reina seolah tidak mendengar Nathan mati matian ia menahan senyum nya melihat Nathan begitu frustasi melihat Reina marah.

"Babe aku mohon"

Reina diam dan berbalik menghadap Nathan. "Apalagi nath?"

Nathan membawa Reina untuk duduk di kasur Reina mengalihkan pandangan nya. "Aku minta maaf rei"

Reina mengangguk dan akan bangun namun Nathan menahan nya. "Kau belum memaafkan ku rei. "

Reina menghembuskan nafas nya "apa kau marah pada Rafael juga?"

Nathan diam sejenak ia belum menegur rafael sejak tau masalah ini dan lebih memilih menyelesaikan masalah nya dulu dengan Reina. Nathan menggeleng.
"Aku akan menegurnya setelah ini"

Reina menghela nafasnya "tidak usah memang aku saja yang bersalah disini"

Nathan langsung maju memeluk Reina. "Aku minta maaf rei aku hanya menyalahkan mu tadi. Aku kaget kau melakukan hal itu. Aku tidak marah karena kau melakukan itu sebab dia yang membully mu juga kan? Aku hanya khawatir dia akan melakukan hal lebih padamu"

Reina tersenyum di balik punggung Nathan ia tidak dapat menahan nya lagi. Reina tau betul Nathan mengkhawatirkan nya. Reina mengangguk di bahu Nathan. Reina pun melepaskan pelukan nya dari Nathan dan berdiri ia mengambil baju nya.

Reina mengulum bibir nya. "Nath aku juga mau jujur padamu"

Nathan bingung menatap Reina ia pun ikut berdiri. "Ada apa rei?"

Reina maju mendekati telinga Nathan dan membisikan sesuatu. "Aku tidak marah nath aku hanya bercanda"

Reina tertawa kencang dan lari ke kamar mandi. Nathan menatap Reina kesal. "Reiii !!!!! "

Reina masih tertawa di kamar mandi Nathan mencoba mengetuk pintu itu berkali kali.

"Lihat saja kau akan habis setelah ini rei"

Reina menguping di belakang pintu kamar mandi dan tersenyum ia mendengar pintu kamar tertutup Nathan sudah keluar kamarnya.

Setelah beberapa lama Reina selesai mandi, ia keluar dari kamar mandi. Tiba tiba saja Nathan memeluknya dari belakang dan menggelitik nya.

"Hey nath ini geli"

Nathan masih terus menggelitik reina, Reina hanya bisa tertawa mencoba melepaskan tangan Nathan. "Kau menyebalkan rei"

Reina memilih memeluk Nathan "aku minta maaf babe"

Nathan memeluk Reina erat. Reina melepaskan pelukan nya dan menatap Nathan. Nathan menyentuh kedua pipi Reina "kau terluka karena melawan mereka?"

Reina menggeleng Nathan tersenyum dan menyatukan kening mereka "kau hebat rei"

"NATHAN REINA?!"

mereka berdua seketika menjauhkan badan nya. Mereka menoleh ke arah sumber suara.

"Dad... "

Reina memandang Romeo takut ia mengalikan pandangan nya kepada Nathan. Nathan menelan ludah nya kasar. Ia menatap Reina yang ketakutan. Nathan menggandeng tangan Reina.

"Aku bisa jelaskan dad"

Romeo menatap marah kedua anaknya. "Ikut ke ruangan ku!"

Nathan mengangguk. Reina mencengkeram tangan Nathan erat. Romeo sudah pergi ke ruangan nya. Nathan menatap Reina sejenak. "Hey percaya padaku semua nya akan baik baik saja oke"

Reina mengangguk melihat Nathan. Masih ada rasa khawatir di hatinya.

Nathan dan Reina pergi ke ruangan kerja ayah nya di bawah Ivar dan rafa menatap mereka khawatir. Ivar menyentuh kedua bahu Reina dan memeluknya "Nathan akan menjaga mu di dalam tenang saja ya"

Seketika air mata Reina runtuh. Ivar sangat mengerti ke khawatiran reina. Ivar melepaskan pelukan nya dan menatap Reina "rein, kau berani mencintai nya berani kau juga harus siap untuk menghadapi ayah berdua Nathan oke? Nathan tidak akan membiarkan ayah marah"

Reina mengangguk Ivar tersenyum. Ia menepuk bahu Nathan dan menguatkan nya. Begitu pun juga Rafael dia mengusak rambut Reina dan memeluk Nathan sejenak. "Semoga kau bisa menghadapinya nath"

Nathan tersenyum dan mengangguk. Ia kembali menggandeng Reina dan membawanya ke ruangan ayah nya. Nathan sempat berhenti di depan pintu ruang kerja ayah nya ia menarik nafas sejenak dan masuk kesana.

Reina dan Nathan menunduk. Romeo dan Melinda menatap mereka berdua tajam. Romeo sudah menceritakan semua nya pada Melinda.

"Sejak kapan?"

Nathan menoleh menatap Romeo. "Baru-baru ini yah"

Romeo memijat pelipis nya "Nathan kau tau dia adikmu kan?"

Nathan mengangguk "maaf aku tidak bisa menahan perasaan ku yah"

Melinda bangkit dan menghampiri Nathan.

Plakkk

Tamparan keras mendarat di pipi Nathan. Seketika Reina menutup mulut nya terkejut. Nathan hanya diam ibu nya menampar nya.

"Kenapa kau begini nath? Kenapa kau harus mengencani adik mu sendiri?! Apa kau tidak bisa menemui wanita lain disini?"

Nathan menatap ibu nya dengan mata yang sudah memerah. "Bu aku tidak bisa menahan nya. Aku mencintainya bu. Apa salah nya?! "

Air mata Nathan menetes. Reina melihat ketulusan Nathan disana. Reina pun tidak dapat menahan tangis nya.

"Kau masih bertanya apa salahnya nath? Harus kah aku jelaskan lagi?? Dia adik mu Nathan Tjoe A On!"

Romeo membentak Nathan keras. Membuat Nathan dan Reina menoleh. Tangan Nathan mengepal kuat.

"DIA BUKAN ADIK KANDUNG KU YAH!"

Romeo maju dan langsung memukul Nathan berkali kali. Nathan jatuh dengan wajah yang sudah sedikit berdarah. Reina kaget dan langsung berdiri di depan Nathan untuk menghalangi nya.

"AKU JUGA MENCINTAI NYA YAH!! AKU MOHON BERHENTI LAH"

.
.
.
.

3 Brother'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang