"apa maksudmu aku akan terluka reina?"
.
.
Semua orang yang ada di ruangan seketika menoleh mereka melihat nathan yang baru saja tiba. Nathan maju menghampiri reina. "jelaskan apa maksudnya rei?"
Reina hanya diam, ia melihat rafa yang menghampiri Nathan. Seketika reina menggeleng. Nathan yang melihat itu pun menoleh ke belakang. "ada apa raf?"
Rafael hanya diam menatap reina yang terus meminta nya untuk tidak memberi tahu Nathan. "bukan apaapa nath sudah lah"
Nathan langsung menoleh ke ivar dan menatap nya tajam. "jangan coba coba menutupi hal penting dariku var"
Ivar menghembuskan nafasnya. Rafael pun menyodorkan ponsel reina pada Nathan. Nathan tidak mengerti maksudnya ia pun membuka ponsel nya hanya terdapat rekaman suara. Nathan pun memutar rekaman suara tersebut.
Air mata reina menetes ia sangat takut sekarang. Bola mata Nathan seketika membulat ia menatap reina tajam. Setelah rekaman itu berakhir Nathan menghampiri reina "kenapa tidak bilang kepadaku malam itu?"
Reina hanya menunduk ia tidak berani menatap wajah Nathan. "jawab aku reina!"
Bentakan Nathan membuat mereka semua kaget. Reina langsung menatap Nathan, air matanya mengalir deras. Ivar pun maju menenangkan reina.
"tidak usah membentaknya nath" rafa memberanikan diri menegur kakak nya. Namun Nathan tetap diam ia terus menatap reina.
Reina akhirnya menghembuskan nafasnya pelan "waktu di taman hiburan saat ia mengobatiku"
"itu sebab nya kau menghindari ku beberapa hari ini rein"
Suara Nathan mulai melembut, reina menangis melihat Nathan yang mulai menatap nya teduh. Nathan maju memeluk reina. "kenapa kau hanya diam rei? Kau punya kakak untuk mu bercerita."
Reina terus menangis kencang ivar dan rafa tidak tega mendengar nya mereka pun ikut memeluk reina dan Nathan.
Nathan melepaskan pelukan nya. "aku akan jelaskan semua nya. Terutama soal dia yang menyebutmu bukan saudara kandung kami"
Reina tersenyum getir. "aku sudah tau lama nath, aku tidak kaget soal itu"
Mereka bertiga langsung menatap reina. Nathan membawa reina untuk duduk di kursi. "rei aku jelaskan ya"
Reina langsung menggeleng "dari aku berumur 4 tahun aku mengetahui semua nya nath"
Ivar dan Nathan seketika lemas namun ia juga shock ternyata reina mengetahui semua nya.
#flashback
Reina yang berusia 4 tahun sedang bermain dengan ivar dan rafa. Mereka bermain tangkap bola, tidak sengaja bola itu mengenai kaki dari kakek mereka. Reina berlari mengambil bola tersebut.
"kek maaf aku ingin mengambil bola nya"
Kakek mereka yang bernama jhors pun menatap nya sinis reina sangat takut saat itu. "dasar anak pungut tidak tau di untung"
Jhors langsung pergi meninggalkan reina, reina bingung kenapa kakeknya membencinya dan berkata dia adalah anak pungut. Reina hanya diam menatap kepergian kakeknya.
"reina mana bola nya?!"
Rafael berteriak dari sana membuar reina tersadar ia pun membawa bola itu keluar.
Ketika malam reina turun ke bawah untuk mengambil minum pintu ruang kerja ayah nya masih terbuka ia melihat ayah nya dan kakek nya sedaang mengobrol. Baru saja reina ingin pergi reina mendengar namanya di sebut oleh kakek nya.
"kapan kau akan mengembalikan anak itu ke panti asuhan romeo?"
Romeo mengusap wajah nya kasar "yah tolong lah aku tidak akan membawa nya ke panti reina anak kami sekarang"
Jhors tertawa sinis "untuk apa mengadopsi anak yang tidak jelas asal usul nya romeo? Bahkan keluarga nya tidak ada yang menginginkan nya"
Romeo menghembus kan nafas nya "yah orang tua nya meninggal karena kecelekaan reina tidak memiliki siapa siapa lagi. Lagipula Nathan dan Melinda menginginkan bayi dan adik perempuan"
Jhors menatap marah romeo "kau sangat keras kepala romeo"
Reina yang berdiri di depan pintu romeo hanya menutup mulut nya dan menangis Ia langsung masuk ke kamar nya dan menutup pintu nya.
Reina sempat menjadi pendiam beberapa hari namun melihat kasih sayang Melinda dan seluruh keluarga ini reina ingin menutup matanya untuk menyadari kalau ia hanya anak pungut di rumah itu.
#flashbackend
Nathan membawa reina dalam pelukan nya. Mereka tidak menyangka reina kecil sudah mengetahui itu semua.
"aku tetap akan membawa ini ke kantor polisi rei"
Reina menggeleng ia benar benar takut Nathan akan terluka "nath please"
Nathan menangkup wajar Rachel dan menatap nya "percaya padaku rei"
Reina melihat bola mata Nathan yang menunjukan keseriusan nya. Akhirnya reina pun mengangguk. Nathan langsung bangkit dan mengajak Rafael untuk ikut bersamanya. Karena Rafael lah yang mempunyai rekaman cctv itu. "jaga reina var"
Ivar menangguk. Nathan maju menyentuh wajah reina dan mencium kening nya "aku pergi ya"
Reina mengangguk dan menyentuh tangan Nathan "hati hati nath" Nathan mengangguk dan pergi dari sana
.
.
Ivar dan reina menunggu rafa dan Nathan di rumah. Reina Nampak gusar. Ivar pun menarik reina untuk duduk. "duduklah rei tenang"
Reina menghembuskan nafasnya kasar dan duduk di samping ivar "kau sangat mengkhawatirkan Nathan ya?"
Reina menoleh pada kakaknya itu, ivar tersenyum "jika aku yang di posisi itu apa kau akan sekhawatir ini rein?"
Reina bingung dengan maksud ivar "tentu saja kalian kakak ku"
Ivar tertawa mendengarnya "ya memang, tapi tidak dengan Nathan kan?"
Reina kaget bagaimana ivar bisa menebak itu. Ivar mengelus kepala reina "rein kau bisa berbohong di depan yang lain, aku sudah bilang kau tidak bisa bohong di depanku bukan?"
Reina takut ivar marah "kak bukan begitu biar aku jelaskan"
Ivar tersenyum lembut "rein aku tidak marah jatuh cinta hak siapa pun, sikap kalian berdua sangat terlihat rein. Mungkin kalian tidak sadar namun aku selalu memperhatikannya"
Reina semakin gusar ia tidak nyaman ivar mengetahui hal tersebut. Ivar pun membawa reina dalam pelukannya. "tidak apaapa kau tidak perlu menyangkal perasaan mu okey? Jangan tutup perasaan itu untuknya, dia sudah mencintaimu dari lama"
Reina kaget dia langsung menatap ivar. Ivar tertawa melihat ekspresi reina. "kenapa? Kaget? Aku sudah mengetahui Nathan menyukaimu sejak lama"
Reina merengut melihat kakak nya "kenapa kau tidak billing?"
"untuk apa? Biar Nathan yang menyampaikan nya padamu"
Reina melepas pelukan ivar. "kau menyebalkan"
Ivar tertawa dan kembali memeluk reina. Mereka pun tertawa bersama.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Brother's
RandomCerita tentang kehidupan 3 saudara bersama 1adik perempuan nya. begitupun sebaliknya hidup bersama 3 kakak laki laki yang mempunyai banyak sifat.