Noa melepaskan pelukan dari Rafael matanya memerah karena menangis lama. Rafael menatap noa heran. "sudah menangisnya?"
Noa melihat kearah Rafael dan mengangguk, ia pun menunduk dan pergi dari hadapan Rafael. Rafael yang melihat itu pun mengejarnya. Ia menarik rambut kuncir kuda noa lagi. Noa langsung menoleh sebal "kenapa kau senang sekali menarik rambutku"
Rafael langsung melepaskan tangan nya "maaf, kau mau kemana?"
Noa menghela nafas pelan "tentu saja pulang untuk apa aku disini"
Noa langsung saja berbalik namun tiba tiba Rafael menarik tangan nya "kau temani aku saja disni aku sendirian"
Noa menatap Rafael heran Rafael yang merasa di tatap aneh oleh noa pun langsung buru buru menjelaskan. "jangan salah paham sudah sampai sini saying kalau tidak naik apaapa, ayo"
Rafael berjalan mendahului noa. Noa pun Nampak berfikir sejenak dan akhirnya ia berlari mengikuti Rafael.
.
.
Matahari semakin terik mereka masih asik bermain. Reina dan Justin memilih duduk di bangku panjang saling berhadapan Justin memberikan sesuatu untuk reina. "apa inia?"
Justin tersenyum "lihat lah"
Reina membuka bungkusan itu, sebuah jepit rambut bergambar lucu ada di dalam kotak reina berbinar ia sangat suka sekali. "jusaa ini lucuuu, aku akan memakainya langsung"
Reina Nampak susah memakai nya karena sedang memakan eskrim, Justin pun mengambil jepitan nya "sini aku pakaikan"
Reina tersenyum dan memajukan kepalanya Justin menjepit sedikit poni reina disana. "makasih jusa"
Justin tersenyum dan mengelus surai reina. Nathan dari jauh melihat pemandangan itu ia kesal melihat Justin yang terus membuat reina tersenyum. Manda menghampiri Nathan ia melihat kemana arah Nathan melihat. Manda tersenyum sinis "mereka cocok ya nath, aku berharap mereka cepat menjalin hubungan yang lebih serius"
Nathan seketika menoleh dan menatap tajam manda, manda pun melihat kea rah Nathan "ada apa nath?apa aku salah?"
Nathan langsung pergi meninggalkan manda. Manda pun benar benar tersenyum penuh arti pada Nathan.
Reina dan Justin kembali menikmati permainan. Namun tiba tiba seseorang menabrak reina hingga terjatuh. Justin kaget melihat reina yang terjatuh di belakang nya. Reina menoleh menatap orang yang menabraknya reina merasa dia bukan menyenggol melainkan mendorong reina dengan keras.
Justin langsung membangunkan reina sedangkan orang tersebut langsung pergi. Justin yang melihat itu langsung ingin mengejarnya. Namun reina buru buru menahan nya. "tidak usah biarkan saja"
"dia harus di beri pelajaran rein, setidaknya dia harus minta maaf"
Reina menggeleng, Justin melihat dengkul reina yang berdarah. Reina memang menggunakan celana pendek hari ini. Justin membawa reina duduk di bangku ia pun membersihkan luka reina. "rein tunggu sini aku akan mencari kotak p3k"
Reina mengangguk dan Justin pun langsung pergi. Reina mengibas ngibasnya tangan nya di depan lukanya agar tidak begitu sakit.
Nathan melihat Justin yang tiba tiba berlari sendiri tanpa reina ia pun berbalik mencari reina. Ia melihat reina yang sedang terduduk disana sendiri. Nathan pun menghampiri nya namun manda menahan nya "nath mau kemana?"
"adik ku"
Manda menatap malas Nathan "dia sudah besar nath lagipula ada yang menjaga nya tidak usah berlebihan"
Nathan benar benar marah dan menatap sinis manda "jaga omongan mu man"
Nathan pun pergi meninggalkan manda sendiri. Manda menatap sebal Nathan yang berada disana.
Reina kaget tiba tiba Nathan duduk di depan nya "ka kenapa ada disini?kemana manda?"
Nathan tidak menjawab nya ia melihat kea rah dengkul reina yang terluka "kau kenapa? Kenapa bisa jatuh? Apa Justin tidak bisa menjagamu?"
Reina memutar bola matanya malas kakaknya benar benar berlebihan "ini salah ku sendiri yang tiba tiba berlari kesana kesini jangan di permasalahkan ka"
Nathan sebal mendengar jawaban reina. Tak lama Justin pun datang Nathan langsung memandang sini Justin. "bisa geser sedikit aku ingin mengobatinya"
Nathan mendengus tak percaya Justin berani mengusirnya "berikan padaku aku akan mengobati lukanya"
Justin menggeleng tak mau kalah "reina bersama ku sejak tadi kenapa kau tidak menemani kekasih mu itu?"
Justin menoleh pada manda yang sedang menatap Nathan. Nathan pun tidak mau kalah "aku akan menemaninya nanti adik ku terluka sini obat nya"
Nathan menarik kotak obat itu Justin pun memegang erat erat kotak obat yang ada di tangan nya. Reina yang melihat itu pun menjadi kesal. Ia baru saja ingin mengambil kotak obat itu namun manda lebih cepat. Mereka berdua menoleh melihat manda mengambil kotak obat itu. "biar aku yang mengobati nya, lebih baik kalian pergi dari sini berdiri sejauh mungkin disana"
Manda menunjuk tempat yang sedikit teduh disana Nathan dan Justin kompak menggeleng. Namun reina memelototi mereka berdua. Mereka pun pergi kesana.
Manda duduk di hadapan reina. "tak bisakah kau tidak merepotkan orang lain? Berhenti membuat kekasih ku khawatir"
Reina kaget mendengar penuturan manda. "kekasih?sejak kapan kakak ku mau dengan mu?"
Manda tertawa sinis "kau tidak tahu? Apa kau tidak melihat kita berpelukan di mall saat itu? Itu hari pertama kami namun garagara kau pergi duluan Nathan menjadi khawatir dan kau menghancurkan hari pertama kami"
"kami juga sering berkencan di kampus kau tidak tahu kan? Pasti Nathan tidak pernah bercerita padamu ia hanya ingin menjaga perasaan mu"
Manda menatap remeh reina. Dada reina rasanya sesak pantas saja Nathan bisa bersenang senang dengan manda hari ini. Reina sudah tidak dapat menahan rasa kesal nya lagi. "kau orang yang menabrak ku malam itu kan?"
Manda melihat ke arah reina. "kau mengetahui nya? Hahaha baguslah"
Reina menatap marah manda "kenapa kau melakukan itu? Apa salah ku?!"
Manda tertawa jahat di hadapan reina "karena kau bukan adik kandung Nathan! Aku sudah tau itu! Dan Nathan bisa saja mencintaimu. Aku tidak akan membiarkan Nathan jatuh ketangan mu!"
Reina terdiam rasanya ia ingin menangis sekarang. Manda melihat itu tersenyum. "tahan air matamu itu, atau aku bisa saja melakukan hal yang paling menyeramkan untuk Nathan"
Manda menyentuh pipi reina dan sedikit mencengkram nya. Nathan yang memperhatikan itu dari jauh pun langsung mendekat. Ia menampis tangan manda "apa yang kau lakukan padanya?"
Manda langsung tersenyum manis. "ada apa nath? Aku hanya melihat wajah nya dia menahan tangis nya karena menahan sakit"
Nathan menatap reina seolah mencari kebenaran disana. Reina menoleh ke arah Nathan dan tersenyum seolah menunjukan ia baik baik saja.
Namun tidak dengan Justin ia seketika memandang reina serius. Dan beralih menatap manda. Reina terlihat sekali Nampak ketakutan disana.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Brother's
RandomCerita tentang kehidupan 3 saudara bersama 1adik perempuan nya. begitupun sebaliknya hidup bersama 3 kakak laki laki yang mempunyai banyak sifat.