55. Awakening the Beast

680 128 63
                                    

"Connor, cukup!"

Sebuah teriakan memotong, disusul oleh seseorang yang menarik tubuh Connor dari Evie.

Akhirnya bebas, Evie langsung merangkak menjauh dan meringkuk di sudut ruangan. Badannya menggigil. Ia setengah telanjang dan ketakutan. Tidak berani menaikkan wajahnya, Evie memeluk tubuhnya sendiri dan menahan tatapannya ke lantai kayu yang ada di depannya hingga langkah berat Herman terdengar mendekat.

Tangan pria itu meraih wajahnya dan menarik pandangannya naik.

"Dengar." Mendekatkan wajahnya hingga napasnya terasa di kulit Evie, pria itu menggeram rendah, "Ini adalah peringatan terakhirmu, Evie. Berani melawan seperti tadi, maka aku pastikan Connor melakukan apa yang ingin dilakukannya."

Pria itu meremas pipi Evie sebelum menambahkan, "Paham?"

Evie dengan cepat mengangguk.

"Katakan bahwa kau paham," Herman menggeram tidak puas.

"Y-ya," Evie menangis. Pipinya panas dan basah dari air mata. "Aku paham."

"Good." Herman melepaskan Evie dengan wajah marah sebelum berjalan menjauh..

Tidak lagi bisa menahan rasa takutnya, Evie memeluk dirinya sendiri dan memejamkan matanya rapat-rapat. Isakan tangis terdengar dari bibir wanita itu sementara ia berusaha keras untuk memegang harapannya dekat di dada.

Bertahanlah, baby.

Aku akan melewati api neraka hanya untuk menemukanmu.

Setelah itu aku akan menyeret mereka ke dalam neraka dan mengiris mereka secuil demi secuil.

Selamanya.

Bertahanlah.

***

***

"Bisakah kau melihat siapa yang menculiknya?" Sev bertanya, suaranya erat oleh amarah ketika ia membungkukkan tubuhnya ke arah meja.

Franco yang sedang duduk di depan laptopnya menggeleng.

"Wajah mereka selalu tertutup topeng," Franco menjawab sambil menunjukkan rekaman yang diperiksanya. "Aku sudah memeriksa setiap rekaman cctv yang kita dapatkan dari rumah Serena. Kita bisa melihat van berhenti, membuang tas Evie ke jalan, lalu melaju ke arah kota. Aku menemukan beberapa rekaman lain dari kamera tetangga Serena dan berhasil menemukan plat mobil yang membawa Evie, tapi ketika aku menelusurinya, mobil itu adalah mobil curian yang dilaporkan hilang beberapa hari yang lalu."

Kemarahan membuat kepala Sev kembali berdenyut. Ia baru saja tiba di warehouse beberapa menit yang lalu setelah kembali dari rumah sakit.

Doc memberinya beberapa jahitan dan x-ray untuk memeriksa benturan di kepalanya. Hasilnya? Seperti dugaannya, gegar otak ringan.

Doc bersikeras ia menginap di rumah sakit untuk evaluasi lebih lanjut setidaknya malam ini. Yang tentu saja ditolak oleh Sev. Bagaimana mungkin ia bisa tidur di ranjang rumah sakit sementara Evie-nya menghilang?

Itulah mengapa meski seluruh tubuhnya terasa remuk dan ia ingin pingsan, ia memutuskan untuk kembali ke warehouse.

"Fuck," Jett yang sejak tadi ada di sebelah Sev mengumpat.

"What?" Sev menoleh.

Jett mengangkat wajahnya dari ponsel yang dipegangnya. Wajahnya terlihat tegang dan Sev tahu lebih banyak berita buruk akan terlempar ke arahnya.

Tanpa berkata apa-apa, Jett menyerahkan ponselnya pada Sev. Yang langsung disambar oleh Sev.

Sebuah berita broadcast menyala di dalamnya, memajang foto Evie yang jelas diambil belum lama ini. Masih mengenakan gaun merahnya—gaun yang sama saat mereka terakhir kali bersama—wajah Evie membuat dada Sev teremas. Bagaimana tidak? Pipi Evie yang merah dipenuhi oleh debu dan jejak air mata kering, mata yang terakhir kali terlihat penuh kegembiraan kini tampak bengkak dan sembab. Evie terlihat ketakutan.

Savage [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang