Satu jam,seminggu sekali.
Dr. Jane Taylor, M.D. Dari ijazah dan foto-foto yang dipajang di ruangannya, wanita itu lulusan Yale dan datang dari keluarga kaya. Old money. Tidak sembarang wanita memiliki foto bersama yacht dan pergi snowboarding di Alpen. Setidaknya itulah perkiraan Evie.
"Jadi," wanita itu memulai sambil tersenyum ke arah Evie. "Katakan padaku sesuatu tentang dirimu sendiri, Evie."
Evie mengalihkan pandangannya dari foto-foto yang ada di dinding ke arah wanita itu. Psikiaternya duduk di sofa yang ada di seberangnya, mengenakan blouse, blazer, dan celana panjang hitam yang terlihat tanpa kerutan. Cantik, profesional, dan memiliki mata yang terlihat sangat biru. Tipe yang disukai banyak pria pastinya. Pria seperti Sev?
Fuck. Mengapa ia peduli.
Sofa empuk yang didudukinya mendadak terasa keras dan tidak nyaman. Evie menggerakkan tubuhnya berusaha untuk mencari posisi yang lebih nyaman. Sayang, semakin lama pertanyaan itu menggantung di udara, semakin tidak nyaman ia merasa.
Setelah beberapa saat, Evie akhirnya menyerah dan mengedikkan bahunya.
"Entahlah."
"Hm," wanita itu mengangguk dan menunduk untuk membuat catatan di kertas yang ada di clipboardnya.
"Bagaimana kalau kita mulai dengan sesuatu yang sederhana kalau begitu? Sesuatu yang lebih personal. Hoby mungkin?"
Evie memberi wanita itu sebuah kedikkan di bahu lagi. "Aku suka menggambar."
"Wajah orang?"
"Apa saja yang menarik perhatianku. Makanan. Orang. Pemandangan. Binatang."
Anggukan lagi dari wanita itu yang kemudian menuliskan jawaban Evie ke dalam kertas.
"Apakah kau tahu mengapa kau di sini, Evie?" wanita itu bertanya sambil menaikkan wajahnya lagi.
"Sev memaksaku datang ke sini."
"Dan apakah kau tahu kenapa ia memaksamu ke sini?"
Evie tidak langsung menjawab. Ia hanya memberi wanita itu sebuah tatapan tajam sambil menyilangkan lengannya ke depan dada.
Setelah beberapa saat kesunyian, Evie akhirnya berkata, "Tidakkah kau seharusnya tahu? Kukira Sev sudah memberitahumu."
Wanita itu tersenyum. "Ah ya... tentu saja. Sev memberitahuku bahwa kau baru saja keluar dari situasi yang bisa dibilang tidak mudah."
"Lalu untuk apa kau bertanya kalau begitu?"
"Karena aku ingin mendengar pendapatmu, Evie."
"Aku tidak punya pendapat."
"Semua orang punya pendapat.
"Tapi aku tidak."
Mereka bertatapan selama beberapa saat hingga wanita itu menghela napas dan melanjutkan, "Baiklah... Apakah kau tahu tujuan kita di sini?"
Evie mengedik dan membiarkan wanita itu menjawab pertanyaannya sendiri.
"Tujuan kita berada di sini adalah memastikan bahwa kau bisa memproses semua yang terjadi dengan cara yang sehat. Tidak ada tekanan, tapi aku ingin kau merasa nyaman berbagi apapun yang kau rasakan."
Evie mengangkat bahu sekali lagi, lebih sebagai mekanisme pertahanan daripada sikap acuh tak acuh. "Okay."
"Bagaimana kalau kita mulai dari hal yang paling kecil. Apa yang kau rasakan sekarang."
"Lapar."
Wanita itu tergelak pelan.
"Baiklah. Ya, itu respons yang jujur. Kita bisa mulai dari sana. Apa yang biasanya kau makan saat lapar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Savage [TAMAT]
RomanceBuku ke 3 dari serian Black|| Mafia Story|| Dewasa, sadis, 18+|| Savage 'Sev' Black. Termuda dari ketiga Black bersaudara, semua mengatakan bahwa Sev adalah yang paling tidak terkontrol dari ketiganya. Paling impulsif, paling sulit ditebak, dan be...