21. Golden Cage

995 147 130
                                    

Indera penciuman adalah yang pertama berfungsi ketika kesadaran Evie muncul. Segar dan bersih. Bau matahari.

Berbeda.

Tidak seperti yang biasa ia cium ketika bangun. Lembab dan masam. Aroma yang hanya bisa dijelaskan sebagai aroma iblis.

Kemudian naluri mengambil alih, membisikkan peringatan dan rasa takut yang mengingatkannya bahwa ia dalam bahaya. Bisikan itu perlahan berubah menjadi teriakan dan memenuhi tubuhnya dengan rasa panik yang meremukkan. Adrenalin menanjak dan mata Evie membuka dalam tarikan napas penuh rasa panik dan teror.

Duduk di ruangan yang tidak dikenali, butuh beberapa waktu bagi otak Evie untuk mengejar ketinggalan. Samar, diingatnya dirinya keluar dari kamar hendak berangkat kerja. Rasa lapar membuatnya berhenti di dapur untuk membuat roti lapis. Kemudian, Henry.

Pria itu mengatakan hendak menjualnya dan menyeretnya ke kamar sebelum menyuntikkan sesuatu ke bahunya yang membuatnya kehilangan kesadaran.

"Waktunya tidur, princess..."

"Sleep tight..."

"Dont let the bed bug bite..."

Sekarang, ia di sini... di manapun ini.

Evie mengedarkan pandangannya ke segala arah. Ranjang lebar, kamar luas, lemari, jendela besar.

Evie menunduk untuk menatap dirinya sendiri dan menemukan bahwa ia masih mengenakan lingerie yang dipakainya sebelum ia kehilangan kesadaran. Sebuah selang infus terpasang di lengan kirinya dan membuat napasnya seketika langsung terengah.

Dengan jantung mulai menggedor, Evie meraih jarum infus dan menariknya lepas. Tetesan darah mengotori sprei satin berwarna krem ketika ia melemparkan jarum itu kesamping. Mengabaikan rasa sakit yang dirasakannya, Evie kembali mengedarkan pandangannya ke segala arah.

Di mana ia sebenarnya berada?

Di mana Henry?

Apa yang harus dilakukannya sekarang?

Namun selain kenyataan bahwa ia masih hidup, Evie tidak mendapatkan jawaban.

Mendadak sebuah kesadaran menabrak benak Evie dan mengirimkan rasa panik membengkak berkali lipat layaknya sebuah balon yang hendak pecah.

"Kau tidak akan ingin bangun ketika mereka datang, Evie."

Benar juga. Henry sudah menjualnya. Apakah itu berarti... ia sekarang berada di rumah orang yang membelinya?

Gelombang panik yang baru menggulung naik. Sebuah gumpalan yang berat membentuk dalam tenggorokan. Evie memejamkan mata menahan isakan tangis yang merangkak naik ke atas tenggorokan. Tubuhnya mulai menggigil karena ketakutan dan ia sedang mencoba untuk menahan dirinya agar tidak memburai.

Please, don't cry....

Sebuah suara menyelinap dalam kesadaran.

Lihat sisi baiknya. Setidaknya kau tidak lagi berada di shithole itu lagi.

Evie membuka kembali matanya dan menarik napas. Butuh beberapa saat sebelum ia bisa mengumpulkan ceceran dirinya kembali, tapi akhirnya ia berhasil.

Benar juga. Setidaknya ia sudah keluar dari shithole apartemen Henry. Sesuatu yang perlu dirayakan. Meski jika ini artinya ia sekarang berada di dalam mulut singa setelah keluar dari mulut buaya, setidaknya ia sudah keluar dari mulut buaya.

Mengeratkan giginya melawan rasa takut, Evie turun dari ranjang dan berdiri. Lantai marmer di bawah telapak kakinya yang telanjang terasa dingin. Badannya terasa kaku dan ia masih belum mengenakan pakaian dalam. Tapi udara hangat di dalam ruangan dan sinar matahari yang masuk dari balkon membuat badan Evie setidaknya berhenti menggigil.

Savage [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang