Episode 5 :Hastinapura

674 67 2
                                    

Warga Hastinapura bersedih atas kematian Raja Pandu dan Ratu Madri. Mereka menyingsingkan barang-barang mereka dan berduka.

Bhisma ikut berduka atas kematian Pandu dan Madri. Di pinggir sungai Gangā ia berduka. Abu dari kedua orang tua mereka di aliran ke dalam sungai Gangā.

Arjuna - Bhima - Yudishtira.
Nakula - Sahadev.

Yang mulia Ratu Kunti memberikan penghormatan terakhirnya pada suaminya tercinta, Anjani ikut mengantupkan tangannya dan memberikan penghormatan terakhir untuk ayahnya.

Setelah selesai para Pandawa menghampiri Kunti, Anjani bergabung dalam geng dan menatap Ibu Kandung nya yang sangat berduka.

"Kakak Ipar" Kunti menatap dengan tatapan yang lesuh

"Naiklah ke kereta bersama anak-anak. Aku akan ikut bersama ibu Ratu" Kunti menganguk dan menggenggam tangan Anjani

Ia berjalan diikuti Para Pandawa dibelakangnya. Vidura menghampiri Satyawaati yang terdiam menatap pantai yang luas.

Usai mengatakan sesuatu dan memberikan perhiasannya, Vidura melangkahkan kakinya dan pergi meninggalkan Satyawati.

Satyawati tau sekarang tujuanya berubah, ia ingin menyendiri dan menghabisi diri dengan menyendiri untuk penebusan dosa.

Dihastinapura Pangeran Gandara, Sangkuni sedang mengumumkan bahwa Pangeran Duryodana akan menjadi Pangeran Mahkota dan menjadi raja selanjutnya.

"Hidup yang Mulia Raja Pandu" ucap seorang anak laki-laki menentang semua ucapan Pangeran Gandara Sangkuni

Pangeran Gandara menatap kearahnya dan menyuruhnya untuk naik keatas.

"Yang Mulia Raja Pandu akan tetap abadi" ucapnya mengulangi Kata-katanya

Kereta kuda Hastinapura, Kunti menatap lurus dengan pandangan yang kosong. Cahaya di matanya tidak ada lagi. Arjuna dan Anjani saling bertatapan.

Pandawa beserta Anjani sangat tidak suka melihat ibu mereka terus bersedih atas kematian Ayah mereka.

"Ibu?" Gumam Anjani menyentuh tangannya

"Yang Mulia, kenapaa kamu menghentikan keretanya disini?" Vidura menatap kakak ipar nya dan keheranan karena Kunti memberhentikan kerata kudanya di depan pintu masuk  Istana Hastinapura

"Pertama kali, aku memasuki Hastinapura juga dengan kereta kuda" Kunti mulai mengingat kenangannya saat memasuki Hastinapura bersama dengan suami tercintanya

"Tapi kali ini, aku sebagai penjahat Hastinapura. Aku tidak bisa melindungi sang Raja" Anjani dan Vidura bertukar pandangan dan menatap kearah Kunti

"Aku tidak berhak masuk dengan menaiki kereta kuda ini"

"Yang Mulia, bahkan kau sampai sekarang tetap memantu Hastinapura dan Calon ibu Ratu" bantah Vidura

"Siapa yang akan tau? Apa yang akan terjadi di masa depan? Dan apa yang akan dilahirkan di masa depan Vidura?" Kunti memberinya pertanyaan

"Karena itu aku meminta padamu Yang Mulia, masukilah kerajaan sebagai seorang Ratu. 15 tahun lalu waktu kau pergi mengasingkan diri kehutan, keadaan seperti itu sudah tidak ada lagi yang Mulia" kunti menatap Vidura

"Mulai hari ini juga dihadapan 5 anak itu juga anak perempuan mu, ada seseorang berdiri dihadapan sana. Seadainya kau menyerahkan hak-hakmu yang Mulia, maka semua hak-hak anakmu akan hilang" timpal Vidura sambil menatap Pandawa dan Parthavi kecil

"Berarti untuk itu, ambisi pun akan ikut hilang bukanlah Hak" ucap Kunti sambil menggeleng kan kepalanya

"Suami ku mengajari anak-anakku nilai dari setiap Hak" Kunti menatap kearah Para Pandawa yang berada di kereta yang berbeda dan menatap Phalgunanya

Mahabarata FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang