Kunti mengusap kepala anak-anaknya yang sedang memeluk nya, sementara Kurochan bersama yang lain membakar Varna Vrata.
Pandawa dan Kunti berjalan untuk keluar hidup-hidup dari Kerajaan yang akan di bakar ini. Arjuna menyarankan untuk tidak melewati jalur depan karena mereka akan tau bahwa Pandawa dan Kunti masih hidup.
Yudhistira membuka pintu untuk alternatif mereka pergi tetapi saat Kakak Tertua membukakan pintunya, kobaran api terlihat sangat jelas disana. Arjuna membawa Kunti ke dalam pelukannya dan Bhima membawa Anjani kedalam pelukannya.
Jalur alternatif mereka sudah terbakar sekarang. Semua orang bisa melihat kobaran api yang begitu sangat tertampan jelas. Arjuna mengingat perkataan Madhava tentang dewi Saraswati yang berjalan di bawah tanah.
"Kak..Krishna pernah menceritakan cerita tentang dewi Saraswati, saat semuanya tidak memungkinkan sungai untuk mengalir diatas tanah..Maka kemudian dia mulai mengalirkannya dari bawah tanah.."
Yudhistira menatap kelima adiknya dan mengatakan bahwa ini adalah saran yang bagus. Mereka semua berjalan kembali, Arjuna melindungi ibu mereka dari api yang menyala.
Sebuah hiasan kerajan jatuh menghalangi jalan Arjuna dan saudara-saudaranya, Arjuna menggendong Kunti ala pengantin dan melemparkannya, Bhima segera menangkap Kunti.
"Keselamatan ibu lebih penting kak!!" Arjuna berteriak, keselamatan Kunti dan Anjani adalah hal yang sangat terpenting. Ia rela mengorbankan nyawanya hanya untuk Kunti dan Anjani
Kemudian mereka pergi dan meningalkan Arjuna sendirian, Anjani sempat berpesan agar ia selamat. Arjuna menganggukan kepalanya, is berjanji ia akan selamat dan melihat Anjani yang tersenyum ke arah nya.
Anjani berjalan lalu ia melihat keatas, sebuah kayu besar akan menindih Kunti. Ia belari dan mendorong Kunti, Bhima menangkap ibu nya. Kemudian mereka melihat sebuah kayu besar yang menindih Anjani. Kunti berteriak ia menangis. Darah mulai mengalir dari balik kayu besar itu.
"Putri ku!!!" Kunti hendak mendekati putri nya tetapi sebelum itu api berkobar lebih besar membuat jarak nya terhalang
Nakula dan Sahadev menangis, kenapa kakak perempuan dan kakak ketiga mereka yang pergi terlebih dahulu. Yudhistira dan Bhima tidak bisa menahan kesedihannya.
Tapi kemudian mereka melanjutkan kembali perjalanan dan sampai di ruang tengah, Kunti begitu tertekan dengan kehilangan kedua orang anaknya. Ia tidak percaya mereka berdua pergi terlebih dahulu dari pada diri nya.
Arjuna batuk, api dan asap telah membuat pernapasan nya menipis. Ia mencoba untuk mencari jalan keluar, tapi kemudian bertekad untuk melompati api yang besar itu. Arjuna mengambil ancang-ancang dan melompati hiasan yang sudah terbakar api.
Ia mendongak, mata birunya menyala sangat terang. Arjuna berdiri dan pergi dari sana, Ia mencoba untuk pergi ke ruang tengah dan menemui saudara dan ibunya.
Sebuah bunga mawar jatuh ke genangan darah dan menyebabkan bunga itu basah dengan darah milik Anjani. Govha memegang dadanya, Ia tau apa yang terjadi pada Parthavi nya. Ia telah berjanji pada Raja Dyarani untuk tetap melindungi Anjani dimanapun Ia berada.
Sebuah bulu merak jatuh di tangan kanan Anjani, kemudian cincin yang Madhava berikan mulai bercahaya terang. Arjuna melihat cahaya terang itu, Ia menutup matanya.
Anjani membuka matanya, Anjani kemudian melihat tangannya. Ia...hidup. Gadis bermata hijau ini bisa melihat jari tengahnya yang terdapat cincin Madhava bersinar dengan terang. Ia kemudian tersenyum. Ia akan berterimakasih kepada Madhava tentang semua ini.
Arjuna menghampiri Anjani, Ia tersenyum bahwa Anjani baik-baik saja, walaupun Ia masih bisa melihat noda darah di pakaian Anjani yang terlihat sangat jelas. Arjuna akan selalu berterimakasih kepada Madhava, karena telah melindungi Anjani.
Arjuna merangkul Anjani, mereka berjalan bersamaan. Arjuna dan Anjani melompat bersama-sama. Kunti melihat Putra dan Putrinya, Ia tersenyum dan menghampiri kedua anaknya melihat wajah mereka satu persatu.
Kunti melihat pakaian Anjani yang bersimpah darahnya, Anjani memegang kedua tangan Kunti dan mengangguk seolah mengatakan bahwa ia masih hidup. Kunti memeluk Anjani dan Arjuna, ia senang bahwa Putra dan Putri nya masih hidup.
Pandawa mengali lubang, dengan bantuan dari kekuatan Anjani lubang bawah tanah itu sudah jadi sedikit. Anjani terduduk ia kelelahan, energinya terkuras habis. Kunti berada si samping putri nya ia melap keringat yang membanjiri wajah indahnya.
Arjuna melihat Ibu dan Adik perempuan nya, ia kemudian mengangkat tangannya di depan, semua saudaranya mengikutinya dan menaruh tangan mereka di atas tangan Arjuna.
Anjani melihat keatas, atap bangunan ini akan runtuh. Ia menggunakan separuh kekuatan nya yang tersisa mencoba membuat perias untuk melindungi mereka.
Akhirnya..sebentar lagi masa remaja dari Partha dan Parthavi akan selesai. Sebentar lagi Partha dan Panchali akan bertemu. Bagaimana reaksi mereka ya?
Sekali lagi aku tegaskan bahwa ini hanyalah karangan semata dan tidak ada sangkut pautnya dengan kisah aslinya. Aku menyukai film Mahabarata dan mencoba membuat ceritanya semakin menarik dengan adanya tokoh utama wanita.
Selamat hari kemerdekaan Indonesia yang ke ~79 🇮🇩🇮🇩
Tidak terasa kita sudah merdeka selama 79 tahun ya..semoga kedepannya Indonesia menjadi lebih baik lagi dan benar-benar mendunia.
Proklamasi.
Kami, bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain di selenggarakan dengan cara yang seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, 17 Agustus 1945.
Atas nama bangsa Indonesia.Soekarno/Hatta
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahabarata Fanfic
RandomHanya Fanfic dan karangan semata, tidak ada sangkut pautnya dengan cerita Aslinya. Aku mungkin mengikuti beberapa bagian yang ada di TV series ANTV. Ingat. Serial TV tidak mungkin 100 % benar! Aku mengikuti serial TV karena tidak semua yang ada di S...