Episode 31 : Membagi Kerajaan

472 46 6
                                    

Setelah perbincangan antara Panchali dan Bhisma yang Agung selesai, dia kembali ke Istana Hastinapura.

Anjani berada di taman belakang istana Hastinapura, melihat-lihat bunga-bunga yang indah. Senejak ia merasa tenang dan damai. Kemudian pelayan datang dan menyuruhnya untuk pergi keruang sidang.

Arjuna melihat Anjani ia melambaikan tangannya, Panchali bisa melihat seberapa besar kasih sayang nya untuk adiknya itu. Ia kemudian teringat kata-kata temannya, yang menyuruh untuk dekat dengan Anjani dan dia akan mendapatkan keberkahan yang besar dari Dewa Indra.

"Apa kabar AryaPutri? Apa perasaan mu membaik?" Panchali bertanya membuat Anjani menatap nya dengan senyuman

"Ya lumayan, terimakasih Panchali" dia tersenyum semanis madu, Drupadi baru melihat senyuman yang semanis madu

Kemudian Yudhistira dan Panchali memasuki ruang sidang di lanjutkan dengan anak-anak pandu yang lainnya. Mereka berjalan memasuki ruang sidang. Anjani berada di dekat Sahadev.

Mereka memberikan salam untuk Maharaja Dretarastra, tetapi salamnya tidak di jawab, kemudian memberikan Salam untuk Bhisma dan Vidura mereka menjawabnya.

Arjuna, Anjani, Nakula, Bhima, Sahadeva dan Panchali kembali ketempat mereka sementara Yudhistira dia memberikan sedikit pembicaraan nya kepada Maharaja.

Anjani setuju dengan kepastian dari kakak tertuanya, meminta untuk membatalkan penobatan pangeran Mahkota Duryudhana, ini adalah perubahan yang bagus. Duryudhana tersenyum, ia berpura-pura juga setuju dengan ucapan yang di sampaikan oleh Yudhistira.

Saudara-saudaranya saling berpandangan, ada yang tidak beres dengan Duryudhana. Sekali lagi apakah ada yang salah dengan otaknya? Anjani sepertinya harus memukul kepala Duryudhana dengan keras agar dia tidak oleng dan bertingkah aneh seperti ini.

Yudhistira berjalan menuju tahta nya, tapi kemudian Duryudhana menghentikannya. Duryudhana memberikan pertanyaan yang pasti akan membuatnya terjerumus kedalam hal negatif.

Dia mulai menghina Panchali. Saudaranya maju satu langkah, dan Anjani dia berada di depan Panchali untuk melindungi istrinya. Mereka mengepalkan kedua tangannya. Nafas mereka tidak beraturan karena amarah yang terus memuncak. Yudhistira terdiam. Yudhistira turun dari tahtanya.

Dretarastra kemudian menghentikan ucapan Yudhistira dan mengusir saudara-saudaranya dari Istana Hastinapura. Mereka semua terkejut mendengar ucapan Dretarastra sementara si jahat Duryudhana tersenyum.

Yudhistira tidak percaya dengan apa yang dia dengar, dia mengusir mereka? Kesalahan apa yang telah mereka buat sampai-sampai Maharaja malah mengusir nya. Perseteruan kembali terjadi membuat kepala Anjani berdenyut.

Kapan keluarganya ini akan tentram seperti keluarga kerajaan orang lain? Ia telah berjanji kepada Panchali untuk memberikan nya kasih sayang yang besar dari kerajaan Hastinapura, tapi ini malah kacau balau.

Panchali tersenyum mendengar pembelaan dari Bhisma Yang Agung. Tetapi Raja Dretarastra tidak setuju dengan pembelaannya dan tetap kekeh untuk mengusir para Pandawa dan Istri meraka dari Istana Hastinapura.

Anjani memegang keningnya, kepalanya sakit karena mendengar perseteruan ini. Dari dulu mengapa mereka selalu berseteru, dan Anjani yakin mereka pasti akan kalah dengan Perseteruan ini. Panchali melihat Istrinya yang memegang keningnya, ia menyentuh pundaknya.

"Arya Putri..kau baik-baik saja?" Bisik Panchali dan Anjani hanya menganggukan kepalanya

Anjani dan Arjuna tidak tahan lagi dengan penghinaan terhadap Panchali.

"Memangnya kau tau apa itu kebenaran hah!!"

"Saudara Duryudhana!!"

Mereka berdua berteriak, Arjuna mengambil busurnya dan Anjani menggunakan kekuatannya untuk mengangkat pedang. Semua orang terkejut melihat kekuatan Anjani. Arjuna membidikan panahnya tetap Karna berada didepan Arjuna dan perisai emas muncul di badannya.

"Orang yang berani menghina Panchali di hadapan ku, akan ku habisi sekarang juga!!!" Arjuna membentak

"Arjuna!!" Maharaja Dretarastra berteriak membuat mereka menatap nya, Arjuna menurunkan senjatanya begitu pula dengan Anjani

"Maafkan aku yang Mulia, tapi seseorang yang tingal diam ketika melihat istrinya yang dihina! Dia lebih pantas menjadi mayat!!"

Dretarastra berteriak menyuruh Arjuna untuk diam. Maharaja memberikan hukuman mati kepada Arjuna membuat meraka sekali lagi terkejut dengan ucapannya yang begitu senonoh.

Anjani menatap kebawah, kakaknya..hukuman..mati? Nafas Anjani memburu, ia kemudian mendengar suara yang begitu mengerikan dari hati kecilnya.

'Kau seharusnya membunuh raja itu...hei, Arjuna masih memiliki sumpah loh' ini adalah hal yang dia takutkan

Matanya berubah menjadi lebih gelap, dia kemudian menaikan tangannya dan membuat 1 pedang terbang membuat Dretarastra tersayat. Arjuna melihatnya, darah seger keluar dari tangan Maharaja Dretarastra. Ia menatap adik nya.

"Anjani!" Ia memanggilnya, membuat nya menghentikan tindakannya sebelum pedang itu akan menancap di leher Maharaja lawak

Sebuah bulu merak jatuh ke ujung pedang yang sedikit lagi akan menusuk leher Sang Raja lawak itu. Ia melepaskan sihirnya dan pedang itu terjatuh kebawah. Ia mundur beberapa langkah kebelakang, dia...dia hampir membunuh seseorang. Yudhistira membela Arjuna. Ia tidak setuju dengan hukuman mati yang di berikan Dretarastra kepada Arjuna.

Anak-anak Raja Dretarastra maju dengan senjata di tangannya, Para Pandawa juga maju tanpa senjata disana. Panchali melihat mereka, ini sangat mengkhawatirkan. Anjani melihat Wikarna dengan matanya yang marah. Panchali tersenyum melihat Suaminya yang membelanya.

Kemudian Bhisma menghentikan mereka, Arjuna menurunkan senjatanya.

"Menghina menantu Dinasti ini, bersikap tidak adil pada pangeran Mahkota. Menciptakan pertarungan dalam sidang istana! Mau sampai kapan sidang istana yang suci ini mau di nodai oleh Putramu ini Yang Mulia!!"

"Para Putraku? Tapi bukankah Anjani yang membuat nya tidak suci? Dengan menikahi wanita ia membuat dirinya kehilangan kesuciannya dan dialah yang telah membuat sidang istana ini kotor" Anjani menatap sang Raja, ia tidak percaya kalimat itu keluar dari mulut nya.

"Aku? Aku yang telah membuat sidang istana ini tidak suci?"

"Maharaja sebelum Aku menikahi Drupadi, Kesucian ku sudah hilang sejak kecil!! Dan itu..itu karena anakmu!!! Jika kau bisa menjaga anakmu dengan baik, pasti Kesucian ku tidak akan di rengut dan membuat sidang Istana ini Kotor!!!"

"Putramu Duryudhana juga membuat Sidang Istana ini kotor Maharaja" suaranya memberat

"Cukup!! Aku bahkan tidak sanggup lagi berada di ruang sidang ini!!" Bhisma pergi dari ruang sidang dengan amarah

Vidura menghampiri mereka dan berdiri di tengah-tengah dan mengatakan mereka harus membagi Istana Hastinapura menjadi dua.

Meraka tentu saja terkejut mendengar ucapan Vidura, membagi Istana menjadi dua? Anjani benar-benar tidak mengerti dengan semua ini. Kemarin membagi Drupadi sekarang membagi Istana nanti apa lagi yang akan dibagi oleh mereka.

Ia benar-benar pusing dengan semua ini. Ia pergi dari ruang sidang, dan pergi kekamar nya. Menutup pintu dan menghancurkan apapun yang ada di depannya. Ia mengambil Mahkota nya dan menghancurkan nya.

Ia menatap Mahkota yang hancur berkeping-keping itu. Oh ya ampun, dia membuat kesalahan dengan menghancurkan nya. Ia mengusap kepalanya Frustasi, rambutnya kembali terurai.

Ia benci rambut yang terikat.

Mahabarata FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang