Episode 15 : Panchala

540 62 8
                                    

Tadi malam Arjuna membuat kesalahan dengan menodongkan senjata tajam ke arah Raja Angga Karna dan membuat nya harus membasuh kaki Raja Angga. Saudara-saudaranya hanya memalingkan wajahnya. Anjani hendak membantu Kakaknya tetapi Arjuna menatap nya dan mengelengkan kepalanya.

Malam itu harga diri Arjuna di rendah kan dengan menyentuh kaki orang lain. Duryodhana, saudara Korawa dan paman Sangkuni hanya tersenyum penuh kemenangan. Anjani merasakan apa yang kakaknya rasakan. Di hina dan di rendahkan adalah titik terendah dalam hidup nya.

Arjuna berada di kamar Anjani dan tidur di atas kasur nya. Ia benar-benar tidak bisa tidur tadi malam, alhasil lelaki ini pergi menginap di kamar adik perempuan nya. Anjani selesai dengan acara bersih-bersihnya, ia memakai saree hijau Mint dan hiasan kecil, kemudian memberikan pewarna pink pada bibir nya, ia melihat Arjuna yang masih tertidur disana dan membuat muka malas.

"Bukankah seharusnya kau bangun? Hari ini adalah pengumuman Penobatan putra Mahkota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukankah seharusnya kau bangun? Hari ini adalah pengumuman Penobatan putra Mahkota. Apa kau ingin melewatkan nya?" Tanya Anjani sambil memakai anting-anting kecil di kupingnya

Arjuna bangun. Ia kemudian menatap ke arah Anjani dengan muka bantal nya, Anjani hanya menatap nya dengan malas.

"Ayolah, kau sepertinya sangat tidak tertarik dengan ini" ujar Anjani

Anjani tau bahwa mood Arjuna sedang tidak bagus sekarang. Kemarin Arjuna di rendahkan oleh saudara Korawa dan ia di suruh mencuci kaki Raja Angga Karna, tentu saja itu membuat Mood Arjuna turun.

Di ruang sidang Hastinapura semua orang sudah berkumpul, Anjani bersama dengan Subadra dan Durshala, dan Arjuna mukanya masih masam sejak tadi pagi. Nakula dan Sahadev yang melihat muka kakak ketiganya pun ingin bertanya tetapi mereka tidak mau membuat mood kakaknya semakin turun.

Bishma memberikan pidato singkat, semua orang terharu dengan pidato yang di sampaikan oleh kakek Bhisma bahkan Maharaja pun menangis mendengar pidato ini. Setelah pidato selesai Guru Drona memasuki Ruang Sidang.

"Semoga dewa memberkati Maharaja!"

"Yang mulia maafkan aku karena telah menyela, aku tau hari ini Maharaja akan mengumumkan pewaris dari tahta ini dan aku datang padamu di luar dari Murid-murid ku, tidak ada yang boleh terpilih disini"

Guru Drona menyampaikan kata-katanya, ia bilang bahwa siapapun yang bisa menaklukkan kerajaan Panchala dan membuat Maharaja Drupada menekuk lutut padanya maka ia akan menjadi Pangeran Mahkota Hastinapura. Tentu saja itu tidak di setujui oleh para tertua.

Anjani hanya berdiam di tempat, ia ingin membalaskan dendam gurunya, tetapi ia hanyalah seorang wanita yang seharusnya menari, bukannya bertarung.

Drona hendak pergi dari ruang Sidang, Arjuna menatap nya. Dengan suaranya yang lembut Arjuna berucap membuat mereka semua menoleh ke arah nya.

"Guru Drona" Arjuna berdiri dan sedikit berjalan

"Setiap kata yang dikatakan guruku hanya 1! Yaitu perintah untuk ku" semua orang menatap ke arah Arjuna, Guru Drona sedikit tersenyum. Anjani melihat kakaknya ia kemudian tersenyum dan turun kebawah

Mahabarata FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang