Bhima memukul batu yang besar dengan tangannya. Pandawa dan ibu mereka selamat, akhirnya mereka bisa merasakan udara yang segar lagi. Anjani bernafas lega.
Yudhistira menyarankan agar meraka tidak terlihat seperti seorang bangsawan, Arjuna bilang bahwa mereka harus melepaskan baju kerajaan mereka dan mengenakan pakaian brahmana.
Rukmini dan Krisna berjalan bersamaan, berita tentang kematian Pandawa dan Ibu mereka tersebar begitu cepat, para raja/pangeran sangat tertekan ketika mendengar kematian tentang Indra Putri.
"Aku tidak memiliki kesempatan lagi untuk bertemu kembali dengan kak Arjuna..dan aku juga tidak akan bisa meminta doa dari Ibu Kunti" Madhava melirik kerah Rukmini
"Aku juga tidak bisa bertemu kembali dengan kesayanganku.."
"Kesayangan mu? Bukankah aku kesayangan mu? Hm.." Krishna mengoda Rukmini
"Aku tidak sedang bercanda tuanku, aku juga sudah berjanj..suatu saat untuk mengembalikan batu Zambrud ini..Parthavi yang malang"
Oh. Jadi sekarang kesayangannya adalah Anjani?
"Rukmini lihat kebelakang mu" Rukmini menoleh kebelakang
"Apa yang kau lihat?" Tanya Madhava tanpa melirik ke arahnya
"Hanya jejak kaki kita sendiri tuanku.." Ujar Rukmini, Krishna kemudian menatap nya
"lihatlah, semua jejak kaki itu terhapus oleh ombak Rukmini" Rukmini melirik kearah jejak kaki itu ia kemudian melirik kearah suaminya kembali
"Jejak kaki yang tidak terlihat bukan berarti bahwa orang yang membuat jejak itu ikut menghilang.." Rukmini menatapnya, ia kemudian tersenyum memikirkan Para Pandawa dan Ibu ratu Kunti
"Itu artinya anak-anak pandu masih hidup?" Rukmini bertanya
"Aku tidak tau, tapi jika mereka masih hidup..aku pasti sudah menemui mereka" ia terkekeh dan berjalan kembali membuat Rukmini mengikutinya dari belakang
Kunti sedang mengompres Anjani dengan kainnya, kebakaran itu membuatnya kehilangan seluruh kekuatannya. Anjani tau api yang besar adalah kelemahan nya. Indra Putri tidak pernah bisa mengendalikan api.
Arjuna dan Nakula baru saja tiba dengan buah-buahan di tangannya, Arjuna dan Nakula melihat Yudhistira yang sedang membuat kayu bakar dengan batu dan tangannya terpukul batu tersebut, Sahadev yang mematahkan ranting kayu membuat lututnya lecet dan berdarah. Kunti yang terlihat putus asa, Anjani yang terlihat lemah dan Bhima yang sedang memindahkan bebatuan.
Arjuna dan Nakula menghampiri Ibu mereka, Bhima melihat Arjuna yang membawa banyak makanan Ia pun segera menghampiri nya dengan senyuman. Arjuna mendekati Kunti dan duduk di dekatnya, Arjuna bisa melihat nafas Anjani yang naik turun.
Arjuna menyentuh dahi Adik perempuannya, panas. Hanya itu yang ada dipikiran Arjuna, Ia kemudian melihat kain Oranye yang di lilitkan di kain Saree sederhana milik Anjani. Partha tersenyum, Ia mengambil kain itu dan membasahinya dengan air dan menaruhnya di dahi Anjani. Arjuna kemudian menatap sang Ibu.
"Ibu" Kunti terbangun dari lamunannya dan melihat kelima putranya kemudian melihat anak perempuannya yang terlihat sangat lemah dari sebelumnya
"Hidangkan makanan untuk kami"Arjuna berucap, Kunti melihat makanan yang telah Arjuna dan Nakula ambil. Ia kemudian menghidangkan buah-buahan itu kepada anak-anaknya, Makanan ini bukan lah makanan yang mewah
"Makanlah..aku akan membangunkan Anjani" Ia melirik kearah Putri nya
"Jangan bu, biarkan adik perempuan istirahat, kakak Bhima akan menyisakan makanannya untuk adik perempuan" Ujar Arjuna membuat Bhima menatap nya
"Aku?" Sorot Bhima, Arjuna menatapnya dan menganggukan kepalanya
"Ahh...ya bu! Aku akan memakan seperempatnya, tidak setengah nya. Tapi aku tidak akan menghabiskan nya!" Ujar Bhima membuat Yudhistira tersenyum
"Melihat makanan ini..membuat ku teringat sesuatu" Kunti menatap Arjuna dengan bingung
"Waktu pertama kali makan di Hastinapura, kakek Bhima pernah mengatakan kami tidak boleh makan dengan tangan yang terlipat..bisa tunjukkan caranya?" Tanya Arjuna membuat Kunti berpikir
Semuanya tersenyum, Arjuna melirik kearah saudara-saudarany. Mereka kemudian mengulurkan tangan yang ada makanan ke depan Kunti, sebuah tangan yang lebih kecil ikut terulur. Mereka menatap nya, itu Anjani.
Kunti tersenyum, Ia terharu. Walaupun tidak memiliki rumah yang bagus dan pakaian yang bagus, Kunti masih beruntung memiliki anak-anaknya yay begitu berharga dihidupnya. Kunti menerima makanan meraka dan tersenyum. Arjuna berjanji Ia tidak akan membiarkan dua orang perempuan dihidupnya menangis.
Anjani tersenyum kearah Kunti, ia berjanji tidak akan membiarkan kunti menangis. Acara keluarga pun terjadi, mereka semua saling Bersuap-suapan, Arjun menatap Anjani dan menganggukan kepalanya kemudian menatap Kunti dan tersenyum, Kunti mengangguk.
Hari berjalan begitu cepat, matahari bersinar dengan terang. Semua orang sudah terbangun dan menjalankan tugasnya masing-masing. Di Panchala acara Yajna akan dilakukan, ia ingin meminta seorang anak dari acara Yajna. Pandawa dan Ibu Kunti masih tertidur.
Anjani sedang berlatih, ia sedang mencoba membuat energinya tidak terkuras saat-saat yang penting dan gawat. Arjuna terbangun karena mendengar suara yang membuat kupingnya berdengung, Anjani menatap kakak laki-laki nya. Yudhistira terbangun dan melihat adik ketiganya yang terbangun. Yudhistira kemudian bertanya kepada Arjuna.
Arjuna kemudian menjawabnya, ia mengambil belatinya dan menghampiri suara itu. Arjuna melihat para Brahmana yang terluka dan nampak kotor, ia kemudian membawanya kepada saudara-saudarany. Bhima sedang melihat Anjani yang mengunakan kekuatannya pada tangannya yang terluka. Anjani sedang bereksperimen untuk memulihkan luka Bhima mengunakan kekuatan dewinya.
Bhima memperhatikan itu dan kemudian dia terkejut melihat lukanya yang sembuh. Ia memegang tangannya yang sebelumnya terdapat luka yang di sengaja. Anjani dan Bhima tersenyum. Anjani hanya akan mengunakan kekuatan nya dalam keadaan darurat saja.
"Kau sangat hebat adik perempuan! Aku yakin kau akan menjadi seorang dewi!"
"Aku tidak akan menjadi dewi kakak, aku hanyalah seorang manusia. Meskipun aku terlahir dari seorang dewi aku tidak menginginkan menjadi manusia abadi...aku hanya ingin bersama kalian sampai kapanpun" Anjani berucap membuat Bhima tersenyum cerah, tanpa adik perempuan nya Bhima bukanlah siapa-siapa
Kunti dan Arjuna sedang membuat ubi yang di bakar, Nakula dan Sahadev mengobati luka para Brahmana itu, Bhima memberikan air kepada mereka dan Yudhistira sedang menaruh daun. Arjuna kemudian menaruh ubi bakar di daun yang telah di sediakan oleh kakak tertua.
Mereka keheranan dengan keadaan mereka dan cara makan mereka yang begitu brutal. Apa yang raja Drupada lakukan kepada orang-orang yang tidak bersalah ini? Mengapa ia tega melakukan hal yang seperti ini kepada mereka? Para resi itu bercerita tentang kejadian yang mereka alami. Tidak. Lebih tepatnya sesuatu yang ingin Drupada lakukan.
Upaya Drupada untuk meminta anak dari acara Yajna untuk mengalahkan Drona dan upaya nya untuk membalaskan dendam dan mengalahkan anak-anak pandu. Anjani nampak berpikir, Govha pernah mengatakan agar mereka mengunjungi Panchala suatu saat nanti. Apakah ini adalah hari nya?
Anjani merasakan sesuatu yang begitu menyakitkan, ia merasa seperti tubuhnya yang terbakar. Keringat mulai muncul di tubuhnya, Nafas mulai naik turun karena kepanasan. Arjuna melihat adik perempuan nya yang terlihat kesakitan, ia menghampiri nya. Sebelum Anjani terjatuh Arjuna menopang badannya dengan tangannya.
Arjuna bisa merasakan tubuhnya yang sangat panas seperti terbakar oleh api. Ada apa dengan Anjani? Kenapa tubuhnya seperti terbakar. Nakula dan Sahadev mendekati kakak perempuan mereka dan menyentuh dahinya. Begitu panas dan membakar.
Madhava juga merasakan tubuhnya yang begitu terbakar. Govind tau bahwa Parthavinya bisa meramal masa depan, entah itu dengan ucapan maupun dengan reaksi anggota tubuh. Hanya saja Parthavinya tidak tau bagaimana cara dia mengendalikan ramalan masa depan itu.
♡Partha♡
♡Parthavi♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahabarata Fanfic
RandomHanya Fanfic dan karangan semata, tidak ada sangkut pautnya dengan cerita Aslinya. Aku mungkin mengikuti beberapa bagian yang ada di TV series ANTV. Ingat. Serial TV tidak mungkin 100 % benar! Aku mengikuti serial TV karena tidak semua yang ada di S...