Episode 16 : Menaklukan Panchala

389 52 4
                                    

Para Pandawa dan Korawa sedang berjalan dilorong, Pandawa dan Anjani memberi salam tinggal untuk Maharaja dan semua orang. Setelah mengucapkan salam perpisahan mereka semua pergi.

Guru Drona sudah menunggu di bawah, melihat semua anak muridnya dan memberikan sedikit nasihat untuk para pangeran ditambah Anjani. Drona juga mengagumi keberanian yang diperlihatkan oleh Gadis Remaja yang istrinya latih untuk menari.

Guru Drona bilang bahwa Putra Tertua Dretarastra harus kembali, mereka semua heran karena ucapan gurunya.

"Apakah kau bisa melindungi satu-satunya perempuan yang ada dalam medan pertempuran?" Tanya Dronadev kepada Duryodhana

"Tentu saja aku bisa melindungi nya Guru, siapa pun bisa melindungi nya" Anjani menatap Duryodhana

Semua orang pergi dengan kuda mereka, Karna hanya melihat kepergian mereka. Ia kecewa dengan semua ini. Anjani menatap Karna dan menyatukan kedua lengannya. Karna mengangguk, Anjani pergi dari istana.

Perjalanan ke kerajaan Panchala begitu mulus, tidak ada kendala apapun. Malam hari tiba, para Pandawa sedang beristirahat dan melihat peta yang akan mereka datangin. Bhima sedang melatih gadanya, Sahadev dan Yudhistira sedang berdiskusi, Arjuna sedang meditasi, Nakula sedang mengasah pedangnya dan Anjani ia sedang melatih kekuatan nya, semua keluarga dalam tanda kutip KECUALI keluarga Istana tau tentang kekuatan dari Indra Putri ini.

"Apa Drupada itu sehebat yang di katakan? Kak Arjuna? " Nakula bertanya membuat Sahadev dan Yudhistira menatapnya

"Mereka yang tidak percaya pada penglihatannya. Pandangan mereka tidak bisa di hentikan pada apapun juga" ucap Arjuna, kakak tertua tersenyum dan mengangguk kepalanya

"Kemenangan yang terbesar adalah medapatkan kemenangan atas pikiran seseorang" lanjutnya

"Belajar lah mengendalikan indramu seperti ku Sahadeva. Siapapun yang tidak mencari kebahagiaan dalam hidupnya, tidak akan bisa di kalahkan oleh siapa pun"

"Kau mau makan Ladoo kak Bhima?" Nakula menjahili Bhima

"Ladoo dimana? Apa kau punya? Boleh minta?"

Kena dia. Para Pandawa menertawakan Bhima kecuali Anjani yang masih fokus untuk merubuhkan pohon yang ada di depan nya.

"Ini adalah Bhima, yang tidak mencari kebahagiaan dalam dunia" ucap Kakak tertua Yudhistira

Bhima mendorong Nakula hingga terjatuh.

"Aku bersumpah untuk tidak makan Ladoo lagi" kakak tertua hanya tersenyum lembut pada Bhima

"Aku bahkan tidak perlu memikirkan nya....aku mungkin memikirkan nya tapi tidak akan memakannya" ucap Bhima, mereka semua tersenyum

Mereka kemudian tersentak akibat bunyi yang keras, menatap Anjani yang merubuhkan pohon dengan kekuatan nya sampai ke akar-akarnya. Dan ia hanya mengatakan.

"UPS...maaf?"

Mereka mengelengkan kepalanya. Menurut Anjani ini susah, mengendalikan kekuatan adalah hal tersusah dalam hidup nya.

Pagi hari menyambut mereka, Arjuna melihat 5 baru permata yang ada di tangannya dan mengepalkan nya. Anjani melihat cincin itu, ia kemudian memakai nya di jari tengahnya.

Mereka semua berkumpul, Pandawa memberi salam kepada Guru Drona. Usai mengalami pertikaian dengan Duryodhana, mereka semua berangkat. Matahari sore mulai terlihat.

Raja Drupada dengan pasukannya sudah memasuki medan perang. Terompet mulai di bunyikan. Cakravyah mulai di bentuk. Duryodhana dengan para saudara-saudaranya menyerang.

Kalian bisa lihat pertarungan di menit 12:03. Aku tidak terlalu bisa membuat adegan peperangan. Maaf.

Kini para pangeran Korawa sudah di tangkap. Pandawa dan Anjani melihat formasi Cakravyah yang di jalankan oleh pasukan Raja Drupada. Arjuna memimpin jalan. Mereka semua masuk dari jalur barat. Pasukan Drupada mulai menyerang Arjuna dan saudara nya. Nakula tertinggal, kemudian Bhima, Yudhistira dan Sahadeva.

Bhima memukul tanah dengan gadanya dan menghasilkan para pasukan Panchala terjatuh ke lobang. Pasukan tidak ada yang berani untuk mendekati Vrokadra. Bhima tertawa. Sahadev membuat lingkaran dan mengatakan bahwa itu adalah formasinya. Tidak ada yang bisa memasuki formasi yang di buat Sahadev.

Nakula dengan mudah melewati pasukan Drupada dengan bantuan teman kudanya. Dan Yudhistira tidak tertangkap oleh jaring. Semua formasi sudah tertutup sekarang, Arjuna tidak bisa ke mana-mana.

Anjani melawan mereka dengan segenap kekuatan yang ia gunakan. Walaupun masih belum bisa mengendalikan kekuatannya, Anjani masih bisa mengalahkan pasukan Raja Drupada dengan mudah. Anjani mengambil pedang dan bertarung. Keterampilan berpedang nya sungguh lumayan.

Anjani terjatuh ketanah dan pedangnya terlempar, pasukan Raja Drupada hendak menebasnya. Anjani menutup matanya dan menghalangi wajahnya dengan tangannya, sebuah kilauan cahaya muncul dari cincin yang Anjani gunakan. Saat pedang itu hendak menebasnya, pedang itu hancur. Prajurit itu terkejut.

Anjani membuka matanya dan melihat dirinya baik-baik saja, ia kemudian melihat cincin di jari kanannya yang bersinar. Anjani tersenyum.

"Terimakasih, Vasudev Krishna"

Anjani berdiri dan pergi dari sana, ia bergabung dengan saudara-saudaranya yang lain. Arjuna sekarang sedang berhadapan dengan Raja Drupada, ia kebingungan dengan melihat Raja Drupada yang menjadi 5 bagian. Drupada kemudian menebasnya tapi ia menghindar dan alhasil mengenai rompinya dan permata itu berceceran menghadap ke arah Drupada yang lain. Ia menatap ke5 Drupada, dan menatap Drupada yang asli.

'Hanya 1 batu yang punya mata tepat di tengah nya' monolog Arjuna menatap Drupada yang asli

'Menunjukkan bahwa hanya ada 1 Drupada yang asli, dengan kata lain dialah Raja Drupada yang sebenarnya' Arjuna mengarahkan busurnya keatas dan menembakkan nya membuat Kloni Drupada mati

Arjuna kemudian menembakkan panah dan mengikat Raja Drupada. Drona melihat-lihat Interior istana Panchala kemudian mengingat masa lalunya. Kemudian ia berada di ruang sidang dan melihat Drupada yang di ikat bersama para Pandawa dan Anjani.

Mengingat masalalu.

Drona kemudian turun dari kudanya dan berjalan mendekati sidang istana.

"Cobalah kau ingat kau Drupada, apakah kau ingat jawaban mu" Drupada mengingat-ingat jawabannya

Setelah sedikit perbincangan. Aswatama di jadikan Raja, dan Drupada sendiri yang menuangkan air susunya. Pandawa dan Anjani tersenyum. Anjani menghalu, jika kakaknya yang menjadi putra Mahkota bagaimana jadinya ya. Drupada kemudian memakai kan Mahkota pada Aswatama. Aswatama duduk di singgasananya.

Guru Drona merasa bangga dengan murid-murid nya, dan sudah di tentukan bahwa pangeran mahkota adalah kakak tertua Yudhistira. Drona akan tinggal sementara di Panchala untuk mengatur pemerintahan nya. Drona membagi kerjaan Panchala dengan Drupada.

Guru Drona memeluk Drupada, walaupun sudah berbaikan dalam hati Drupada masih ada se ucil dendam pada pangeran Arjuna.

Saat ini Pandawa dan Anjani sedang berjalan pulang ke istana Hastinapura. Dan menghibah tentang Duryudhana dan saudara-saudaranya. Kemudian ia melihat Arjuna yang tertidur di kuda.

"Bagaimana dia bisa tidur dengan perut kosong, di atas kuda lagi" ucap Bhima merasa heran dengan Adik Ketiganya

"Kak Arjuna telah tertidur pulas, tapi dia bisa tidak tidur dalam sebulan penuh kak, dan dia bisa tidur tidak peduli dimana tempat nya" ujar Sahadev

"Ya aku tau! Ada yang sudah menaklukkan kerajaan dan adik ku ini sudah menaklukkan tidurnya!" Kata Bhima

Arjuna memiliki nama lain yaitu Gudakesha yang berarti penakluk tidur. Itu sebab nya Arjuna terkadang tidak tidur  selama yang ia bisa.

Anjani hanya mendengar percakapan mereka dengan tidak minat. Ia hanya ingin segera sampai ke Hastinapura dan berendam air panas menyegarkan seluruh tubuhnya.

Anjani melihat cincin dan tersenyum lembut, ternyata benar bahwa cincin yang Madhava berikan akan melindungi nya. Jika ia bertemu dengan Sri Krishna maka ia akan berterimakasih kepada nya.

Mahabarata FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang