Tiga

1.3K 156 50
                                    

Catatan: Dengarkan lagunya saat membaca :)

*****

Faye menunjuk tiga orang perempuan yang mengenakan pakaian pelayan di hadapannya tanpa rasa bersalah "Mulai hari ini, kalian tidak diperkenankan lagi untuk bekerja di sini. Untuk uang konpensasi, akan di transfer lewat ATM masing-masing oleh Engfa sendiri. Silahkan pergi"

Engfa menggigit bibir bawahnya sambil meringis sementara Charlote menggengam lengan Engfa sambil sedikit mencakar gadis itu karena ngilu akan perkataan Faye pada karyawan Engfa yang dengan secara gamblang dipecat di depan umum seperti ini.

"Dan untuk siapapun yang berniat tidak mengerjakan pekerjaannya dengan baik, saya tidak akan segan untuk mencoret nama kalian dari perusahaan Engfa" imbuh Faye pada seluruh karyawan yang sengaja ia kumpulkan di depan meja bar yang kosong dan rapi.

Wanita cantik itu melirik satu persatu dari banyaknya karyawan Cafe Engfa yang berdiri tanpa ingin untuk menatap pada Faye yang tampak bengis.

"Kembali lagi ke tempat masing-masing, Dan saya mohon, kerjaan pekerjaan kalian dengan semaksimal mungkin"

Suara berisik dari langkah kaki yang terburu-buru memenuhi indra pendengaran Faye ketika kurang lebih 20 orang karyawan bergegas dari hadapannya.

Wanita cantik itu kemudian melirik pada pemilik Cafe yang bahkan tidak berani berkata apa-apa terhadap perbuatannya yang semena-mena.

"Performa yang lain harus ditingkatkan. Tak usah mencari karyawan baru. Kau akan kelelahan mendidik mereka dari nol. Urus saja karyawan yang ada dengan baik. Pastikan tidak ada lagi yang kerjaannya lambat seperti tiga orang yang aku tunjuk barusan" Faye melipat tangan di dada seperti biasanya, irisnya yang tajam kini menatap pada Engfa yang bersembunyi di balik Charlote.

"Sekarang, tinggal membereskan masalah harga produk. Biasanya kau belanja dimana?"

"Pasar"

Faye mendecak sebal "Jangan beli makanan untuk dijual dari pasar. Itu tidak sehat. Apa kau bahkan pernah mendapatkan peringatan dari insfektur kesehatan pemerintah?"

Engfa menggeleng sebagai jawaban "Biarpun aku membelinya dari pasar, tapi aku turun sendiri untuk memilah bahan yang diperlukan di dapur. Dan aku berani menjamin kalau semuanya bersih dan segar seperti yang ditentukan oleh pemerintah" gadis itu mulai membela dirinya sendiri sekarang.

Charlote melirik sekejap pada Engfa yang berdiri di sampingnya "Kenapa kamu nggak beli di tempatnya saja kalau kamu yang turun tangan? Itu bisa lebih murah dan bisa lebih higienis"

Faye mengangkat alis "Tak heran kenapa bisnis Charlote lebih maju daripada kau" ujar si dosen cantik dengan nada mencemooh yang tepat.

Engfa memajukan bibirnya sesaat "Bisa kamu membantuku mencari sumber terbaik untuk bahan dapur?"

"Sure. Kita bisa mencarinya nanti"

Dengan acuh, Faye mengenakan kembali kacamata hitamnya yang sedari tadi ia tenggerkan di atas kepala "Jadi, urusanku di sini sudah selesai?" ujarnya seraya memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana.

Engfa mengangguk "Sure" gadis itu kemudian mendekat pada Faye dan memeluknya sesaat "Feel free to come and visit me every single time"

Faye mengangguk kecil, mengiyakan ucapan Engfa padanya sebelum menunduk dan memberikan ciuman sesaat di pucuk kepalanya "Pergi dulu. Char, tolong tunjukkan dia tempat yang terbaik. Kalau kalian butuh saran, kalian tahu kemana kalian harus menghubungiku" dan dengan itu, Faye melepaskan pelukan Engfa dengan sedikit dorongan sebelum kemudian melambai pada keduanya.



The Eldest One 2 [FayexYoko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang