Tiga Belas

1.1K 144 40
                                    

*****

Faye terbangun dalam keadaan lapar. Wanita cantik itu menggeram saat merasakan perutnya masih sakit dan mual ketika ia mencoba menyenderkan diri pada dipan.

Tapi, saat ia melirik ke sampingnya, dimana ada Yoko tengah terbaring membelakangi dirinya, wanita cantik itu mengukir senyum.

Tanpa bisa disadari, Faye melengkungkan bibirnya membentuk senyum cantik ketika ia merasakan hatinya menghangat saat ia bisa menyentuh kulit lembut milik Yoko "Sayang?" bisik Faye seraya mendekat dan memeluk tubuh mungil Yoko.

Yoko bergerak dari tidurnya ketika ia merasakan lilitan lembut dari belakang. Secara perlahan, gadis cantik itu membuka mata sebelum kemudian memutar tubuh sehingga ia menghadap Faye sekarang.

"Hay nakal" ujar Yoko ketika ia mengusap pipi Faye yang masih tampak mengantuk.

Faye terkekeh kecil seraya mendekat untuk memberikan Yoko kecupan selamat pagi di keningnya "Bersenang-senang semalam?" ujar Yoko seraya mendorong wajah Faye yang hampir saja mencium bibirnya.

Faye terkekeh "Sedikit" ujarnya seraya bangkit dari tempat tidur dan duduk di sisi ranjang "Bisa bantu kakak ke kamar mandi?"

"Masih pusing?" ujar Yoko ketika ia bangkit dari kasur dan mengulurkan tangan guna membantu Faye.

Meski Faye merasa malu karena ia meminta pertolongan pada gadis yang memergokinya, wanita catik itu tetap berjalan dengan terpapah.

"Maaf ya" ujar Faye ketika ia terduduk di atas kloset yang tertutup saat Yoko menyiapkan sikat gigi yang sudah diberi pasta untuk dirinya.

Yoko berjongkok di hadapan Faye setelah ia mengambil sergelas air keran untuk membantu Faye membersihkan diri "Sarapan dulu ya? Nanti kita bicara setelah sarapan, biar kakak nggak mual" setelah membiarkan Faye berkumur dan mengusap wajah menggunakan handuk, Yoko kembali mengulurkan tangan untuk membawa Faye menuju ruang bawah, tepatnya ke arah meja makan yang kosong.

"Di kulkas ada bahan masakan?" ujar Yoko ketika ia sedikit berlari menuju balik meja bar dan mengecek kulkas yang isinya masih penuh.

Gadis cantik itu mengambil beberapa sayur yang tersedia dan tampak masih segar sebelum kemudian mencucinya dengan cepat di wastafel yang mengalirkan air bersih.

Gadis itu bergerak cepat ketika mengambil beberapa wadah yang sepertinya akan digunakan untuk memasak dan Faye meringis ketika ia mencoba bangun dari tempat duduknya agar ia bisa membantu.

"Sepertinya kakak harus menghilangkan kebiasaan minum alkohol" ujar Faye ketika ia meraih kabinet yang bisa diraihnya lantas menyerahkan wajan anti lengket untuk Yoko yang tengah berjingkit-jingkit sedari tadi.

Yoko terkekeh kecil "Seharusnya begitu. Bagaimana mungkin kakak bisa sayang sama aku ketika kakak bahkan nggak sayang sama diri sendiri?" ujar Yoko dengan lembut namun menusuk.

Faye tersenyum kecil "Maaf ya?" ujar si wanita cantik ketika ia melihat Yoko meniriskan sayuran yang basah di atas keranjang.

"Kakak tahu kakak udah ngelakuin hal yang buruk. Kakak berusaha untuk nggak kayak gitu lagi, meskipun pasti sulit, tapi kakak akan mencoba"

Yoko melirik pada kekasihnya yang tampak benar-benar menyesal dan jika saja boleh jujur, Yoko benci dirinya yang begitu mudah dalam memaafkan Faye karena alasan cinta.

Sebenarnya, Yoko ingin menghukum Faye, tapi hatinya tak sanggup setiap kali ia melihat Faye memohon seperti ini dan Yoko rasa, Faye memang benar-benar sudah mendapatkan isi hatinya sampai-sampai membuat Yoko begitu mudah untuk memaafkan kesalahannya.

"Aku nggak akan melarang kakak kalau aku nggak sayang sama kakak. Kakak tahu kan kalau alkohol itu jelek buat kesehatan?" Yoko menghentikan ucapannya sebentar sebelum menarik napas guna melanjutkan kalimatnya yang sempat terhenti "Aku itu sayang sama kakak. Makanya aku ngelarang. Kakak faham kan?"

The Eldest One 2 [FayexYoko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang