*****
Yoko tersenyum ketika ia melihat Faye merombak kursi belakang mobilnya menjadi kosong agar ia bisa duduk di atas kursi roda dengan nyaman dan aman.
Wanita cantik itu kini menjadi sopir pribadi bagi Yoko yang sudah mulai mengejar ketertinggalan mid smester.
Meskipun sempat terjadi perdebatan di antara Folks dengan Faye soal ini, wanita cantik itu tetap datang dengan senyuman selebar perahu ketika menampakkan mobil mewahnya dirombak habis-habisan hanya untuk Yoko.
"Kursi penumpang dicopot satu supaya kamu bisa duduk di atas kursi roda dan nggak harus lipet dulu kursi rodanya" Faye terkekeh sedikit ketika ia menjelaskan.
"Selain nggak harus buang-buang waktu untuk melipat dan membuka kursi roda, kamu juga nggak harus kakak angkat ke atas kursi ketika naik atau turun mobil" imbuh wanita cantik itu dengan disertai senyum merekah di bibirnya.
Yoko terkekeh lembut hingga bahunya bergetar "Tapi, gimana cara naikin kursi rodanya?" ia berujar dengan nada heran yang tepat.
Dengan geli, Faye beranjak dari pintu penumpang yang terbuka sebelum kemudian membuka bagasi dan mengeluarkan sekotak papan yang panjangnya cukup untuk membantu kursi roda yang dikenakan Yoko agar bisa masuk ke dalam mobil grand carnival yang pintunya digeser itu.
Yoko tak pernah tahu kalau Faye memiliki mobil keluarga. Karena selama ini, wanita cantik itu pasti mengenakan mobil gaharnya yang terlihat tampan dengan warnanya yang hitam serta logo BMW terpampang di depannya.
Beda halnya dengan Folks yang memang selalu membawa mobil keluarga meskipun keluarga mereka hanya memiliki tiga orang di dalamnya.
Yoko sedikit tersentak ketika ia merasakan dorongan lembut di kursi yang ia duduki. Gadis cantik bertubuh mungil itu terkekeh ketika ia tiba-tiba sudah berada di tengah-tengah mobil sebelum kemudian roda kursinya dibiarkan terkunci.
Sabuk pengaman yang dikhususkan untuk Yoko kini sudah melilit tubuh gadis cantik itu dengan sempurna. Dan kini, Faye tengah mengatur suhu udara di dalam mobil agar kekasihnya merasa nyaman.
"Sudah aman dan nyaman, tinggal berangkaat" wanita cantik itu mengepalkan lengan sambil berpose seperti Spiderman ketika ia berkata 'berangkat'.
Dengan geli, Yoko melirik pada sisi jendela yang sudah diberi tempat khusus untuk menyimpan makanan.
Ketika gadis cantik bertubuh mungil itu membuka salah satu tutupnya, ia melihat ada beberapa kudapan manis yang menyehatkan dan Yoko tak segan-segan menikmatinya.
"Kakak nggak akan nungguin aku di kampus kan?" ujar Yoko ketika mobil akhirnya melaju dengan kecepatan sedang.
Faye, yang berada di balik kemudi melirik ke kaca spion di atas kepalanya agar bisa menatap pada Yoko meski hanya sekejap "Nanti kakak titipkan kamu ke Marissa. Hari ini kakak mau mengurus dekorasi Amor yang butuh sentuhan kecil dari kakak. Kalau ada apa-apa, telepon kakak aja ya. Kakak akan langsung melesat secepat kilat kalau kamu telepon" jawabnya dengan nada meyakinkan sekaligus meminta pengertian.
Yoko terkekeh ketika ia kesulitan membuka segel permen sehingga membuat gadis itu harus mencondongkan badan karena ingin menyerahkan permen susunya pada Faye.
"Buat kakak?" goda wanita cantik itu pada kekasihnya yang langsung memajukan bibir bak seekor itik.
"Kakak kan nggak suka permen" jawab Yoko ketika ia melihat Faye membuka segel permen dengan mudahnya.
Dengan iseng, Faye memasukkan permen lolipop itu pada mulutnya sehingga membuat Yoko menatap tak percaya padanya "Ih kakaaaak" ia mulai merengek bak bocah kecil sekarang.
Faye terkekeh lalu menyerahkan permen itu pada kekasihnya "Jangan banyak-banyak" ujar si wanita cantik memberikan ultimatum.
"Baru juga satuuu" protes si cantik bertubuh mungil yang kini menggoyangkan kakinya pelan ketika ia sudah mengulum permen dari Faye.
Dengan geli, Faye terkekeh sebelum kemudian fokus pada jalanan yang ramai dan sedikit padat.
"Maafin kakak ya sayang" ujar Faye tiba-tiba hingga membuat Yoko mengangkat pandangan dari kakinya yang bergoyang pelan.
"Maaf untuk apa?" gadis itu menatap kekasihnya yang tengah berhenti di bawah lampu lalulintas.
Wanita cantik itu menarik napas panjang "Maaf karena selama kamu jadi pacar kakak, kakak nggak pernah bisa bikin kamu bahagia"
"Eh?" Yoko mengerutkan kening dengan ekspresi penuh protesan "Kenapa kakak bilang kayak gitu?"
"Kamu sadar kan? Semenjak kita pacaran, kamu lebih banyak sengsaranya daripada bahagia, bahkan.. sampai hampir lumpuh seperti ini" Faye menahan kalimatnya sebentar ketika ia mengoper persneling lantas mulai melaju dengan perlahan "Maaf sudah membawa semua kesulitan ini sama kamu. Kalau kamu nggak sama kakak.. mungkin.."
"Mungkin aku nggak akan tahu rasanya dicintai" ujar Yoko, memotong omong kosong Faye yang terdengar menggelikan di kedua gendang telinga si cantik bertubuh mungil.
Yoko tersenyum sesaat "Aku nggak akan tahu kalau cinta bisa semenakjubkan ini. Kakak udah memperlakukanku dengan baik, memperjuangkan aku dengan layak, memberikan aku kepercayaan yang aku inginkan, memberikan aku waktu yang panjang untuk berpikir soal masa depan, mengajarkan aku apa arti hubungan sehat, bahkan sampai mengajarkan aku untuk tidak menyerah dalam kehidupan" imbuh Yoko dengan menggebu-gebu. Entah karena emosi atau semangat, tapi Faye yakin sekali bahwa jawabnya ada di antara dua pemikiran wanita cantik itu barusan.
Gadis cantik bertubuh mungil itu bisa melihat Faye digenangi air mata, tapi, ia tak berhenti bicara "Kakak memang nggak memberi aku semuanya tapi kakak memberi aku hal-hal yang aku butuhkan. Jadi, tolong, jangan pernah sekalipun kakak merasa membawa kesialan ke dalam kehidupan aku. Karena aku cukup bahagia sama kakak"
Faye tak dapat lagi membuka bibirnya ketika mobil berhenti di parkiran kampus. Wanita cantik itu terisak pelan, merasa begitu malu terhadap Yoko yang begitu tabah dalam menerima dirinya.
Jika sudah seperti ini, Faye merasa, dirinya tak salah dalam memilih orang.
Yoko Apasra adalah gadis yang benar-banar tepat untuknya, dan ia akan berusaha mempertahankan gadis itu selamanya.
*****
Riska Pramita Tobing.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eldest One 2 [FayexYoko]
Ficțiune adolescențiPart ke dua setelah The Eldest One ya :) Dibaca bagian pertamanya terlebih dahulu supaya mengerti jalan cerita untuk yang ke dua :) -Riska Pramita Tobing.