Sepuluh

779 118 40
                                    

*****

Apakah ujung minggu masih lama?

Faye terdiam sambil memangku gitar yang tak lagi ia petik di atas pahanya.

Wanita cantik itu menyenderkan kepalanya di dinding. Tak ada pelanggan hari ini sehingga ia memutuskan untuk relaksasi di salon tempatnya mencari nafkah.

Faye sengaja tak menerima pesanan bookingan untuk setengah hari sampai jam dua belas nanti. Wanita cantik itu sedang lelah bekerja.

Meski memang sebenarnya ada Thanya yang bisa menghandle customer tapi ia tetap memilih untuk menutup salon selama setengah hari lamanya.

Faye tak bergairah melakukan apapun belakangan ini. Tak ada lagi bocah kecil yang mengganggu harinya sehingga ia kehilangan motivasi.

Suara ponsel yang bergetar tak jauh dari gitar yang ia pangku membuat Faye melirik ke arah layar yang berkedip-kedip meminta perhatian.

Nama Ariska Putri tertera begitu jelas di ponselnya dan wanita cantik itu menggeser layar guna menjawab panggilan.

"Kenapa?" ujar Faye to the point seperti biasanya.

"Aku butuh potongan rambut baru dan warna rambut baru" ujar gadis itu memberikan informasi.

"Salon tidak dibuka sampai jam 12 siang nanti" jawab Faye seadanya dengan nada malas tak terkira.

"Ayolah, aku hanya memiliki waktu sampai jam 12" gadis itu mulai merengek di seberang telepon.

Faye menengadah sebentar "Pilih saja salon lain" jawabnya malas.

"Please"

"Ck!" dengan kesal, Faye mendecak pada ponselnya "Yasudah, datang ke Amor"

"On my way"


~~


Faye melipat tangannya di dada ketika ia melihat Ariska dalam balutan pakaian gaun serba mini yang menempel di tubuhnya secara ketat persis serperti sebuah lemper #HEH GASOFAN.

Gadis cantik itu baru memasuki salon Faye pada pukul setengah sepuluh pagi ketika Faye tengah merebahkan diri di atas sofa yang bahkan tak bisa mewadahi dirinya yang tinggi.

Sedikit menghela napas, Faye kemudian bangkit dari sofanya yang empuk sebelum kemudian menyambut Ariska dengan pelukan.

Aroma harum yang menggelitik indra penciuman Faye membuat wanita cantik itu terpejam ketika ia menempelkan pipinya di lekukan leher Ariska yang terkekeh seraya mengusap-ngusap punggungnya yang lebar dan sedikit membungkuk karena merengkuh gadis itu ke dalam dekapan.

"Missed me?" ujar Ariska dengan bisikan yang membuat Faye melepaskan pelukan seraya tersenyum kecil "Kinda" jawab si wanita cantik seraya mengulurkan tangan guna mengusap anak rambut milik Ariska yang berantakan karena angin.

"Ingin memotong rambut seperti apa?" ujar Faye setelah ia merapikan anak rambut milik Ariska dan menyelipkannya ke belakang telinga si wanita cantik.

"Entah, aku hanya ingin memberi layer dan mewarnainya. Bagaimana menurutmu?" ia berputar sebentar, menunjukkan hampir seluruh bagian dari rambut panjangnya yang memang tampak butuh perawatan.

"Apa kamu memiliki contoh rambut yang diinginkan?" Faye bergerak ragu ketika ia menyiapkan kursi untuk Ariska.

Sambil sedikit memperhatikan bentuk wajah Ariska yang bulat dan berisi, Faye menyalakan lampu LED sesaat setelah ia menutup tubuh Ariska menggunakan kain agar rambutnya tak mengenai pakaian gadis cantik itu.

The Eldest One 2 [FayexYoko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang