Tepat ketika hendak membuka mulut, aku mendengar suara Cheon Inho.
"Oh. Dokja-ssi! Kau datang tepat waktu." Cheon Inho tersenyum ketika menemukan kami. Firasatku mengatakan bahwa Cheon Inho sengaja berbicara dengan suara keras, "Dokja-ssi memiliki banyak koin! Berapa banyak? Kau mungkin yang terkaya di antara kita, kan?"
[Karakter 'Cheon Inho' telah mengaktifkan skill 'Incite Lv. 2'.]
Kerumunan melihat ke arahku.
"K-Koin?"
"Siapa yang punya banyak koin?"
Tidak membutuhkan waktu lama sampai semua mata beralih kepadaku. Cheon Inho, dia pria yang sangat hebat.
"K-Kamu Dokja-ssi?"
"Tolong selamatkan aku!"
Mereka semua terengah-engah ketika mendekatiku. Jumlah orang yang berbondong-bondong ke arahku setidaknya berjumlah 20. Jika memberikan koin kepada orang-orang ini, aku akan kehilangan 2.000 koin. Tetapi jika aku tidak memberi mereka koin, aku akan menjadi penjahat besar di Stasiun Gumho.
[Pemahamanmu terhadap karakter 'Cheon Inho' telah meningkat]
"Haha, Dokja-ssi. Aku tidak memiliki cukup koin untuk membantu semua orang miskin ini, tetapi... bukankah Dokja-ssi berbeda? Apakah kau hanya akan menunggu dan menonton?"
Aku menghela nafas pelan. Trik semacam ini sudah pernah kulihat sekali atau dua kali.
[Konstelasi sistem Absolute Good telah menetapkan Cheon Inho sebagai penjahat.]
Aku sudah cukup bermain-main dengan dia.
"S-Selamatkan aku!"
"Tolong selamatkan aku!"
Orang-orang menangis dengan ekspresi paling menyedihkan di dunia.
[Hahahat! Ini menjadi menyenangkan. Sebagai peringatan, tersisa 10 menit lagi!] Bihyung berbicara dengan suara ceria dan anggota party menatapku dengan ekspresi aneh. Aku menghela nafas pendek dan perlahan menutup mataku sebelum kemudian membukanya lagi.
"Aku mengerti. Kalian ingin koin?"
Kemudian aku tertawa. "Tapi kenapa aku harus melakukannya?"
Aku memandang orang-orang yang berkerumun. Sedari awal, skenario pertama adalah sebuah dosa. Jadi, tidak ada satu pun orang di sini yang benar-benar merupakan orang baik. Itu membuat semuanya menjadi lebih menjijikkan. Mereka yang menginjak-injak orang lain untuk bertahan hidup, sekarang bahkan tidak bisa memikul tanggung jawab atas kehidupan mereka sendiri.
"K-Kenapa?"
"Kau memiliki banyak koin! Tidak bisakah kau memberi kami beberapa?"
Di tengah kebingungan, Cheon Inho tertawa terbahak-bahak. "Seperti yang diharapkan dari Dokja-ssi."
"..."
"Sejak saat pertama Dokja-ssi muncul di sini. Bukankah kau menjual makanan untuk mendapatkan koin? Jika saat itu kau tidak membuat mereka membeli makanan, apakah kau tahu berapa banyak orang yang dapat bertahan hidup sekarang?"
"Iya! Dia benar!"
"Shit! Kembalikan koinku!"
Tiba-tiba suasana menekanku. Mungkin ini yang diinginkan Cheon Inho.
"Tunggu sebentar semuanya! Tindakanmu sekarang...!"
"Dokja-ssi bukan orang seperti itu!"
Yoo Sangah dan Lee Hyunsung mencoba untuk meredakan kerumunan tetapi orang-orang itu sudah kehilangan akal sehat. Kemudian Cheon Inho melancarkan serangan terakhir. "Dokja-ssi. Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir. Kembalikan koinnya kepada orang-orang ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 1]
FantasyTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 1 (Chapter 1-188) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. Nam...