Raja Pengembara tersenyum samar begitu mendengar perkataanku. "Sudah lama? Kita kan sudah bertemu waktu itu."
"Saat itu kita hanya berpapasan."
Sejauh ini, aku telah bertemu Raja Pengembara sebanyak dua kali. Pertemuan pertama adalah ketika Han Sooyoung dan aku mengalahkan Song Minwoo dan yang kedua adalah ketika Disaster of Floods terbunuh.
Dan sekarang adalah ketiga kalinya....
Raja Pengembara melepas topengnya perlahan. Seperti yang kuduga, itu benar-benar dia.
Aku bertanya, "Kapan ibu keluar?"
"Beberapa saat yang lalu."
Kami saling menatap selama beberapa saat. Aku dan ibuku tidak mirip. Tidak peduli seberapa keras aku melihat, wajah itu masih tampak seperti umur akhir 30-an. Saat kecil, aku sering mendengar orang-orang berkata bahwa dia tampak seperti kakak sepupuku. Tentu saja saat itu aku masih memiliki ayah.
"Apakah Ibu tinggal di Seoul?"
Dia menjawab, "Aku hanya sedang mengunjungi kenalanku."
"Lalu Ibu secara tidak sengaja terperangkap di Seoul Dome?"
"Iya."
"Ibu telah dibebaskan. Tapi kenapa Ibu tetap menggunakan seragam penjara?"
"Entahlah. Mungkin sebagai bentuk penebusan dosa?"
"... Penebusan dosa? Kau?"
"Setiap manusia adalah tahanan. Mereka memiliki penjaranya sendiri."
Aku menatap wanita itu. Intonasi tidak tahu malu itu ... Dia benar-benar tidak berubah. Kemudian dia berkata kepadaku, "Bukankah seharusnya kau berterima kasih kepadaku? Kau pasti kesulitan jika bukan karena aku."
... Tentu saja, aku cukup terbantu oleh kehadirannya. Dia memimpin pasukannya ke utara untuk menangani satu disaster. Itu hebat, tidak peduli seberapa lemahnya disaster yang mereka hadapi. Sejujurnya, aku yakin bahwa dia melakukannya dengan baik. Aku membenci ibuku, tetapi aku juga mengenalnya dengan baik.
"Kau akhirnya bertemu dengan ibumu, tapi kau terlihat tidak bahagia."
"Apa kau berharap aku akan senang?"
"Sedikit."
[Skill eksklusif 'Lie Detection Lv. 1' diaktifkan.]
[Anda telah mengkonfirmasi bahwa pernyataan itu adalah kebohongan.]
Betapa lucunya. Aku tahu bahwa ia pasti berbohong, tapi aku masih saja memeriksanya. Kemudian aku berkata, "Ibu juga ternyata berhasil selamat. Ibu bertahan dengan baik."
"Ini berkat kisah yang kau ceritakan."
"... Yah, kupikir juga begitu."
"Kau adalah satu-satunya orang yang datang ke penjara untuk menemuiku hanya demi menceritakan novel yang kau baca."
Itu benar. Aku tidak pernah melakukan percakapan yang layak dengan ibuku selama kunjungan ke penjara. Aku hanya berbicara tentang Ways of Survival. Kemudian setelah aku bosan melakukan itu, aku berhenti mengunjunginya. "Tidak ada hal yang bisa ku ceritakan selain novel."
"Kenapa?"
"Karena novel adalah satu-satunya hal yang kumiliki."
Gambaran masa lalu melintas di benakku sebelum kemudian menghilang. Jika tidak ada Ways of Survival atau author yang menulis kisah itu, aku mungkin sudah tidak ada di dunia ini. Kisah ini adalah satu-satunya penghiburan bagi Kim Dokja yang tidak memiliki ibu atau ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 1]
FantasyTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 1 (Chapter 1-188) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. Nam...