[167] Episode 32 - Kim Dokja's Love (6)

4 0 0
                                    

Aliran udara terbelah dan meledak, seolah baru saja dilintasi oleh jet tempur. Seluruh tempat yang terhantam oleh energi emas retak seketika. Monster-monster yang terperangkap di dalam celah itu terkoyak tanpa bisa mengeluarkan teriakannya. Cahaya keemasan menghempas habis spesies kelas 4 dan 5.

Breaking the Sky Sword. Ini adalah pedang yang dapat menghancurkan langit.

Bahkan para monster kelas 3, yang dapat dengan mudah menghancurkan daerah itu dalam waktu 10 menit, berteriak karena tidak bisa menahan kekuatan pedang ini.

Sudah berapa lama Yoo Joonghyuk berlatih dengan menggunakan pedang ini? 10 tahun? 20 tahun? Jika dia menggabungkan pelatihannya dalam dimensi waktu gelap, totalnya menjadi lebih dari 100 tahun. Berkat tahun-tahun itu, kini Yoo Joonghyuk bisa mencapai puncak dari kemanusiaan.

'Batas fisikku masih di tahap rendah, tapi aku masih bisa melakukannya'.

Yoo Joonghyuk mengendalikan tubuhnya yang sudah melampaui batas dan terus mengayunkan pedangnya. Kekuatan transcendent ini tidak bisa bertahan lama, tidak peduli seberapa kuatnya dia. Levelnya juga masih jauh lebih rendah dari gurunya, Breaking the Sky Sword Saint.

Meski demikian, serangannya jauh melampaui kategori 'skill' biasa. Monster-monster meledak bak petasan. Reinheit yang melihat itu merasa kagum.

[Ternyata rumor mengenai transcendence tidak salah. Tapi bagaimana mungkin manusia yang bukan returnee bisa...?]

Reinheit tak bisa menyelesaikan perkataannya. Tempat di mana ia berada tiba-tiba saja terbelah karena energi ether dari bilah Heaven Shaking Sword milik Yoo Joonghyuk.

Suatu kekuatan destruktif yang benar-benar kuat. Ini adalah kekuatan Breaking the Sky Energy.

"Hati-hati! Yang lainnya bisa terkena seranganmu!" Yoo Sangah berteriak pada Yoo Joonghyuk, tetapi pria itu memilih untuk mengabaikan perkataannya.

Sejak awal, Yoo Joonghyuk hanya pandai dalam menghancurkan, bukan menyelamatkan.

Lawan mereka adalah pemilik kisah kelas legendaris. Maka dari itu, tidak mudah untuk mengalahkannya. Di tempat ini, kekuatannya bahkan setara dengan monster kelas 2.

Faktanya, Perpetual Motion milik Reinheit tidak melemah sedikit pun meski sudah mengalami banyak kerusakan di berbagai sisi. Sebaliknya, cabang-cabang itu malah semakin mengamuk dan menyerap lebih banyak manusia yang ada di sekitar mereka.

"Aaaaack!"

Kini, pertumbuhan Perpetual Motion semakin cepat, hingga tak ada waktu untuk menyelamatkan orang-orang. Selain itu, selain Perpetual Motion masih ada sejumlah monster berlevel tinggi yang tersisa.

Yoo Sangah membuka mulut sembari menggunakan Hermes Walking Method dan Theseus' Resolution untuk membunuh binatang buas di sekitarnya. "Ini tidak ada habisnya. Di mana mereka menyembunyikan semua monster-monster ini?"

"Semua monster ini dihasilkan dari Paradise."

"Apa?"

Yoo Joonghyuk menatap ke arah langit sejenak. Para dokkaebi yang berkata bahwa mereka tidak akan ikut campur mulai berkumpul satu persatu, seolah sedang menikmati pemandangan yang menyenangkan untuk ditonton.

[Huh ... ini sulit.]

[Sepertinya kita memerlukan peternakan baru.]

Yoo Sangah tidak langsung memahami maksud para dokkaebi itu. Di tengah lonjakan jumlah binatang buas yang datang, ia dapat menemukan beberapa monster yang pernah muncul di skenario sebelumnya.

Tikus tanah kelas 9, groll kelas 8 ...

"Monster yang sering muncul dalam skenario. Pernahkah kau memikirkan dari mana asal mereka?" Yoo Joonghyuk bertanya padanya.

Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang