Empat hari berlalu sejak Kim Dokja pergi. Benteng masih tetap berdiri kokoh tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kehancuran.
Langit Paradise terlihat lebih damai dari sebelumnya. Lee Gilyoung menatap langit itu sambil berbicara dengan suara kelam. "Kita dibuang."
"Bocah itu mulai lagi."
"Dokja hyung membuang kita." Lee Gilyoung sedang dalam keadaan tertekan dan terus mengulangi kalimat semacam itu selama dua hari penuh.
Lee Jihye yang sedang mengasah pedangnya di dekat bocah itu mengerutkan kening. "Kenapa kau terus membuat keributan seperti ini?"
Lee Gilyoung menjawab, "Apakah kau tahu kapan seorang protagonis akan meninggalkan rekan-rekannya?"
"... Kapan?"
"Ketika rekannya itu akan mengganggu."
"..."
"Sekarang kita dinilai tidak berguna!"
"... Kau bilang ahjussi itu seorang protagonis? Yang benar saja? Sejujurnya, Master lebih cocok mendapatkan peran protagonis dari pada Dokja ahjussi. Selain itu, kita bukan hidup di dalam novel." Lee Jihye mendengus. Namun, meski mati-matian menegaskan bahwa ia tidak sedih karena ditinggalkan, ekspresinya sama suramnya dengan Lee Gilyoung.
Dalam empat hari terakhir, lingkungan sekitar mereka terlihat begitu tenang. Sebuah kedamaian yang terasa seperti narkoba. Begitu damai hingga membuat mereka merasa tenang. Tidak ada yang mengancam mereka dan tidak ada yang perlu mereka khawatirkan di dunia ini.
Mereka melatih skill dan terus mengingat nasihat dari Kim Dokja sebelum meninggalkan mereka.
「Gilyoung, skill presistence-mu kurang. Jika kau masih memiliki koin yang tersisa, cobalah untuk meningkatkan 'patience' atau 'indomitable resistence'. Kau bisa menggunakan sistem exchange atau meminta sponsormu untuk membantu.」
「Jihye, kau terlalu terobsesi pada agility. Jika kau memiliki koin lebih, gunakanlah untuk meningkatkan strength dan magic power. Gaya bertarungmu akan berubah tergantung pada tempatmu berinvestasi.」
「Yoosung, fokus saja dalam meningkatkan skill 'Taming' dan 'Advanced Diverse Communication' ke tingkat maksimum. Jika kau membutuhkan skill lain yang terkait dengan Taming, beri tahu aku kapan saja.」
Entah karena perkataan Lee Gilyoung atau apa, Lee Jihye menjadi gelisah. Dia menepuk Shin Yoosung yang duduk di sebelahnya. "Hei, binatang kecil."
Shin Yoosung, yang sedang melatih Advanced Diverse Communication atas saran dari Kim Dokja, tiba-tiba terbangun.
"... Apa?"
Mereka mungkin berada di party yang sama, tapi Shin Yoosung tidak begitu menyukai Lee Jihye yang bersikap kasar kepada Kim Dokja. Lee Jihye merasa malu begitu melihat sorot mata Shin Yoosung dan berkata, "Hei, jangan menatapku seperti itu. Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu."
"Tanya apa?"
"Apakah kau tahu apa yang akan dilakukan Dokja ahjussi?"
Mata Shin Yoosung membelalak karena pertanyaan Lee Jihye yang tak terduga.
Kemudian Lee Jihye melanjutkan, "Kau kan inkarnasinya, jadi aku penasaran apakah kau mengetahui sesuatu. Biasanya seorang inkarnasi akan mendapatkan informasi mengenai sponsornya setiap kali sinkronisasi sponsor dan inkarnasi meningkat."
Lee Jihye juga berbagi ingatan dengan Yi Sunsin setiap kali dia menggunakan stigma Duke of Loyalty and Warfare. Pada akhirnya, inti dari sebuah cerita adalah stigma. Seorang inkarnasi tidak bisa menghindari informasi dari sebuah cerita milik konstelasi setiap kali kekuatan itu digunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 1]
FantasyTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 1 (Chapter 1-188) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. Nam...