Saat kubuka mataku, hari sudah berganti pagi. Han Sooyoung tersenyum begitu melihatku terbangun. Dia adalah orang yang berjaga malam tadi. “Kau bermimpi buruk?”
“Sedikit.”
Sisa api unggun semalam sudah menjadi abu yang memutih. Aku mematikan api yang tersisa sambil memegangi kepalaku, yang sejak tadi terasa sakit bukan main. Adegan yang kulihat lewat Omniscient Reader's Viewpoint...
Gilyoung, aku tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang. “Di mana Yoo Sangah-ssi?”
“Sedang berpatroli,” jawab Han Sooyoung sambil memainkan smartphone-nya.
Aku bertanya padanya, “Apa yang sedang kau lihat?”
“Novel.”
“Novelmu?
“Kau pikir novel apa lagi yang akan kulihat?”
Yah, memang aneh jika dia membaca novel lain di situasi semacam ini.
“Aku selalu penasaran, apa membaca novel yang ditulis sendiri itu seru?”
“Tentu saja seru.”
“Meski kau sudah mengetahui isinya sampai detail terkecil?” Aku hanya bertanya tanpa berpikir panjang, akan tetapi Han Sooyoung malah memberiku jawaban yang tak terduga.
“Terkadang aku merasa ceritanya jadi berbeda meski sebenarnya sama.”
“Apa?”
“Seorang penulis tidak menguasai cerita di dalam novel secara penuh. Setiap kali membaca ulang, aku selalu menemukan perasaan baru, seperti lubang di mana aku tidak mengetahui informasi yang seharusnya ku ketahui di sana. Jadi, membaca adalah cara untuk mempertahankan lubang itu agar tidak melebar.”
“Aku benar-benar tidak mengerti maksud perkataanmu.”
“... Intinya, seiring waktu berjalan, aku mungkin akan benar-benar merasa asing dan menganggapnya sebagai tulisan orang lain. Pada akhirnya, semua manusia adalah penulis cerita mereka masing-masing.”
Sungguh jawaban yang tidak terduga, aku cukup terkejut saat mendengarnya. Han Sooyoung ternyata bisa mengatakan hal yang maknanya dalam.
Aku berkata padanya, “Kalau dipikir-pikir, kau memang begitu, kan? Kau benar-benar menulis novel milik orang lain.”
Han Sooyoung berteriak memaki, tapi aku sudah menutup telinga sebagai antisipasi. Lagi pula kenapa dia memplagiat novel orang lain? Han Sooyoung mematikan smartphone-nya dan bertanya padaku, “Ngomong-ngomong, apa yang akan kau lakukan?”
“Apa yang akan aku lakukan? Aku akan menunggu skenario selanjutnya dimulai.”
“Kau pikir aku akan percaya? Aku tau kau sudah menyusun rencana.”
Tampaknya dia ingin mengatakan sesuatu padaku, jadi aku menunggunya bicara. Yah, dia memang langsung mengatakannya.
“Yoo Joonghyuk akan menangani disaster yang ada di barat dan Wanderer King yang akan menghadapi disaster di utara. Bagaimana dengan disaster yang ada di tengah?”
“Kita akan menghadapinya bersama.”
“Bukankah ada cara yang lebih mudah? Apa kau lupa?”
Aku terdiam sesaat dan menatap Han Sooyoung. “Apa kau menyalin bagian itu juga?”
“… Aku tidak menyalin apapun. Aku hanya menuliskannya di novelku.” Han Sooyoung yang kesulitan menemukan kata-kata untuk menyanggah perkataanku cemberut. “Tapi benar, kan? Setahuku ada cara mudah untuk menghentikan disaster yang berada di area tengah.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 1]
FantasíaTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 1 (Chapter 1-188) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. Nam...