"Si brengsek Kim Dokja itu ... dia melupakanku lagi."
Terdapat sebuah benteng kecil yang berdiri di atas dataran kosong. Faktanya jika dilihat berdasarkan ukuran, itu lebih terlihat seperti rumah kecil daripada benteng. Namun, persenjataan yang dipakai tidak kalah jika dibandingkan dengan benteng lainnya.
Itu adalah Armed Fortress milik Gong Pildu.
Dudududu!
Gong Pildu menembakkan peluru ke seluruh monster yang hendak mendekati benteng. Selama beberapa minggu setelah memasuki Dark Castle, Gong Pildu tak bisa bergerak dari zona monster yang mirip neraka ini. Di tempat ini terus muncul monster yang tak ada habisnya. Jika bukan karena koin yang Kim Dokja berikan sebelumnya, dia mungkin sudah kehabisan magic power dan mati.
[Konstelasi 'Defense Master' bersemangat dengan permainan pertahanan diri ini.]
Situasinya tidak akan berakhir jadi begini jika bukan karena sponsor sialannya itu.
"Sialaaaaan!"
Peringkat Dark Castle-nya memang meningkat tajam dia telah membunuh banyak monster. Akan tetapi, kekuatan mental dan sihirnya telah mencapai batas.
"Terserahlah, aku menyerah ..."
Gong Pildu memasang ekspresi pasrah tatkala melihat Armed Fortress miliknya hancur karena cakar monster.
Tepat pada saat itu, sesuatu dengan warna keemasan melesat dari kejauhan. Itu adalah badai ether kuat yang mampu menghancurkan seluruh area. Gong Pildu menebak-nebak apakah itu adalah Kim Dokja, tetapi ternyata yang datang justru seseorang yang tak ia duga-duga.
"... Yoo Joonghyuk?"
Seekor naga besar terbang melintasi badai ether itu. Di atasnya ada dua orang yang dikenal Gong Pildu. Semua kekuatan Gong Pildu seolah ditarik keluar dari tubuhnya. Kemudian benteng yang ia bangun benar-benar runtuh. Yoo Joonghyuk berlari seperti kilat dan menangkap Gong Pildu yang terjatuh.
'Aku terlalu sering menggunakan kekuatan transcendence. Untuk saat ini, aku harus bisa mempertahankan kekuatanku,' pikir Yoo Joonghyuk sambil melirik lengan kanannya.
Tangan yang memegang pedang tampak bengkak dan memerah. Meski ia tidak meminjam kekuatan sponsornya sama sekali, tapi probabilitas tetap mempengaruhi kemampuan transcendence-nya.
Kondisinya dapat membaik ketika batasan-batasan yang ada dilepas secara bertahap. Namun, probabilitas yang diperbolehkan dalam skenario ke-sembilan tidak cukup untuk mengaktifkan transcendence sepenuhnya.
'Aku telah menemukan Gong Pildu. Selain itu, Lee Seolhwa masih meningkatkan peringkatnya di area barat...'
Rencananya adalah terus berkembang. Situasinya lebih lancar daripada skenario sebelumnya.
'Sekarang satu-satunya masalah yang tersisa adalah Kim Dokja,' pikir Yoo Joonghyuk sembari memandang ke arah dataran barat. 'Takdir Star Stream tidak selemah itu. Apa yang akan kau lakukan, Kim Dokja?'
***
"Jangan khawatir. Pasti ada jalan keluar."
"... Wanita itu bukan satu-satunya masalah. Ada banyak orang yang tangguh. Selain itu, bagaimana caramu keluar dari Mechanical Gateway Array Method?"
"Tidak ada cara untuk menghancurkan Mechanical Gateway Array Method."
Han Sooyoung dan aku sedang berjalan melintasi Mechanical Gateway Array Method dengan mengikuti inkarnasi Jeon Woochi, Cho Youngran. Aku melihat bahwa dia mengambang, bukan berjalan, dan sekilas berpikir bahwa dia benar-benar cocok dengan posisinya sebagai inkarnasi Jeon Woochi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 1]
FantasiaTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 1 (Chapter 1-188) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. Nam...