Ekspresi Yoo Joonghyuk perlahan berubah tatkala dia mencengkeram leherku. Sebelumnya, aku terjatuh. Namun, sekarang semuanya bertolak belakang. Alih-alih jatuh, sekarang aku justru melayang di udara. Yoo Joonghyuk melempar tubuhku dengan sekuat tenaga.
Yoo Joonghyuk menatapku dari jauh. Ekspresinya seolah berkata bahwa ia yakin jika aku tidak akan mati. Aku tidak bisa mendengar suaranya, tetapi aku bisa mengeja apa yang sedang dia katakan kepadaku.
'Habisi dia, Kim Dokja."
Saat aku hendak memberinya jawaban, pandanganku terblokir oleh tentakel.
Serangan tentakel itu nyaris mengenai tubuhku, tapi aku berhasil mengelak. Aku mendarat tepat di tubuh Eater of Dreams lantas menggunakan seluruh kekuatan yang tersisa di tanganku untuk meraih tubuhnya dan bergerak ke arah luka yang masih menganga.
Makhluk ini adalah eksistensi yang dapat mengancam jiwa seseorang hanya dengan melalui sentuhan. Jika aku masih seorang inkarnasi, aku mungkin sudah jatuh pingsan atau bahkan mati. Jika dia berhasil benar-benar turun sepenuhnya ... ah, memikirkan kemungkinan itu saja sudah mengerikan
Aku melemparkan tubuhku ke dalam luka itu.
[... Maaf. Aku tidak bisa pergi bersamamu.]
Kekuatan Cheok Jungyeong yang bersemayam di dalam tubuhku mulai menghilang dan tenagaku terkuras dengan cepat. Aku tidak merasa panik karena telah menduga bahwa hal ini akan terjadi. Segera setelah itu, luka yang terhubung ke dunia luar benar-benar tertutup.
Aku melayang di udara, seperti seseorang yang sedang mengambang di ruang hampa. Bagian dalam Eater of Dreams sama gelapnya dengan langit di malam hari. Sebuah ruang tanpa darah ataupun daging. Yah, wajar saja. Pada dasarnya, outer god bukanlah makhluk hidup.
Dung ... dung ... dung ....
Aku mendengar suara drum dari suatu tempat. Setelah itu, terdengar suatu bisikan. Seseorang menatapku. Aku tidak kesulitan bernafas meski tidak ada udara di dalam sini. Mungkin saat memasuki ruang ini, eksistensiku juga ikut berubah.
Kemudian setelah beberapa saat, semua suara menghilang dalam sekejap. Jeritan para inkarnasi ataupun pesan-pesan dari konstelasi menghilang.
Sebaliknya, muncul karakter dan gambar yang tak ku ketahui. Ini adalah perut Eater of Dreams. Sebuah tempat di mana semua kisah yang dia telan terkumpul.
「■■■■■■■...」
「 #%&^#$^ 」
Ada beberapa cerita yang ku ketahui. Mungkin itu adalah beberapa kisah milik Founder's Mother.
「Ini salahku. Sejarah bodoh itu terlalu panjang ....」
「Aku harus melindungi tanah ini dari nebula. Namun, sekarang tidak ada seorang pun di Hongik. Ke mana perginya semua dewa penciptaan?」
「Hwanung ... aku ingin bertemu Hwanung.」
Kemudian sebuah kisah yang tampak seperti secercah cahaya kecil menghampiriku sambil berteriak,
「Apa yang kau lakukan? Kenapa kau berada di sini? Pergilah ...!」
Cahaya itu berkedip beberapa kali. Aku berterima kasih atas perhatiannya, tapi sekarang sudah tidak ada tempat untuk melarikan diri.
'Outer God' adalah eksistensi yang berakar di alam semesta luar yang letaknya sangat jauh. Setengah dari tubuhnya terhubung ke lantai dua Dark Castle sementara bagian dalam tubuhnya terhubung langsung ke alam semesta luar.
Jadi, perutnya sudah seperti ruang luar bagiku. Sebuah dunia dengan kekosongan belaka, yang hanya diisi dari adanya keinginan untuk makan.
Eater of Dreams menginginkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 1]
FantasiaTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 1 (Chapter 1-188) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. Nam...