Suara guntur bergemuruh memenuhi langit dan hujan pun turun dengan deras. Secercah cahaya terang menyorot Absolute Throne dari atas langit dengan awan-awan tebal yang mengelilinginya. Inilah pertanda dari skenario utama kelima, The Great Hall.
Dokkaebi tingkat intermediate itu membuka mulut di tengah derasnya hujan.
[… Apa katamu?]
“Singgasana itu ... aku tidak akan mendudukinya.”
[Aku tidak mengerti kenapa kau melakukan tindakan bodoh seperti ini. Bukankah ini adalah kesempatan yang sangat menguntungkan karena kau bisa mendapat lebih banyak koin? Tadi kau sudah menggunakan banyak koin, kan? Jadi, tentu saja kau harus mendapatkan hadiah. Jika kau tidak mendapatkan kekuatan Absolute Throne, Seoul Dome tidak akan bisa bertahan untuk melewati skenario kelima.]
Semua orang yang berada di Gwanghwamun mulai berteriak kepadaku begitu mendengar pernyataan si dokkaebi.
“Apa? Sebenarnya apa yang kau pikirkan?”
“Jangan banyak tingkah dan cepatlah duduk!”
“Sialan, biar aku saja yang duduk!”
Dokkaebi itu melanjutkan ucapannya karena berpikir situasi saat ini sudah mulai bisa ia kendalikan.
[Singgasana itu bisa memberikan apapun yang kau inginkan. Hanya dengan mendudukinya, kau bisa mendapatkan 'dongeng' dan status konstelasi pendukungmu juga akan meningkat. Apa kau masih tidak mengerti seberapa bagusnya kesempatan ini?]
Sebenarnya, aku juga bisa mendengar teriakan histeris para konstelasi di telingaku.
[Konstelasi 'Adventurer who Stands Up an Egg' ingin menjadi sponsormu.]
[Konstelasi 'Seo Ae Il Pil' ingin menjadi sponsormu.]
.......
[500 koin telah disponsorkan.]
Dokkaebi tingkat intermediate itu melanjutkan ucapannya dengan nada dingin.
[Kuperingatkan, aku berbeda dengan para dokkaebi tingkat rendah itu. Jangan kira aku akan tertipu oleh trik murahanmu.]
Aku memandang Absolute Throne yang di hadapanku itu. Seperti yang dikatakan oleh dokkaebi itu, skenario kelima akan sulit dilalui tanpa kekuatan Absolute Throne.
Akan tetapi, aku juga tahu apa yang sengaja tidak disampaikan oleh dokkaebi itu. Jika menggunakan Absolute Throne ini, maka aku tidak akan pernah bisa mencapai akhir dari skenario dunia ini. Di cerita aslinya, Yoo Joonghyuk baru menyadarinya di putaran ke-14.
Absolute Throne adalah item yang seperti itu.
“Kenapa kau tidak mau menjadi raja?”
Seseorang yang tampak gelisah maju dari tengah-tengah kerumunan. Pria itu mendengus dan meludah ke arahku seolah aku telah menghinanya.
Aku menghadap pria itu. “Justru itulah yang ingin kutanyakan. Kenapa kau memaksaku untuk menjadi raja?”
"Apa?"
“Bagaimana jika aku membunuhmu setelah menjadi raja?”
Bibir pria itu menjadi kaku seketika. Aku kembali memandang orang-orang berdiri di area ini. “Kalian semua juga sama. Apa kalian lupa? Dari awal kita bukan hidup di zaman kerajaan. Kenapa kalian bertingkah seperti rakyat kerajaan dan menginginkan seorang raja?”
Kenapa aku tidak mau jadi raja? Alasanku sederhana.
“Aku tidak sudi menjadi raja untuk orang-orang busuk seperti kalian.” Aku memandang langit sembari berbicara. “Ditambah lagi, aku tidak sudi memiliki konstelasi rendahan seperti kalian sebagai sponsorku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 1]
FantasíaTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 1 (Chapter 1-188) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. Nam...