Anggota party-ku tiba di Veronica dan memutuskan untuk beristirahat selama satu hari. Keesokan paginya, aku bangun lebih dulu dan berdiri di pintu masuk kastil untuk memberitahukan sebuah informasi mengenai rencanaku kepada anggota party. Lee Hyunsung bertanya, "Kau tidak akan pergi sendiri, kan?"
"Aku tidak sendirian. Aku akan pergi dengan mereka berdua." Aku menunjuk Han Sooyoung dan Asuka Ren.
Kemudian Lee Jihye bertanya, "Apa yang harus kami lakukan ketika Ahjussi pergi?"
"Kau dan Hyunsung-ssi bertugas menjaga Veronica. Kau sudah memeriksa pembaharuan skenario, kan?"
"... Maksudmu tentang perintah untuk melindungi Veronica Castle hingga batas waktu skenario berakhir?"
"Iya. Itulah tugasmu."
"Tapi..."
"Lakukan saja."
"... Aku mengerti."
Aku kemudian mengalihkan pandanganku pada Lee Hyunsung. "Kita memang memiliki Gong Pildu, tapi tetap akan sulit untuk menghentikan disaster jika hanya mengandalkan Armed Fortress. Aku merasa bersalah karena menyerahkan segalanya kepadamu, tapi ...."
"Jangan khawatir. Melindungi markas adalah keahlianku."
Aku merasa lega karena dia berkata begitu. Akan tetapi aku tahu ini tidak akan semudah yang ia kira. Tampaknya seperti tugas yang mudah, tapi bertahan hidup di skenario keenam ini jauh lebih sulit daripada pergi bersamaku.
"Jika kalian bertemu dengan 'ular' dari kelompok pertama, jangan berhadapan langsung dengannya. Jika memang diperlukan, kalian bisa meninggalkan Veronica Castle dan kabur. Berjanjilah bahwa kalian akan melakukannya?"
"Aku berjanji."
Misi mereka adalah melindungi kastil sampai aku kembali. Aku beralih untuk memberi perintah kepada Lee Gilyoung dan Shin Yoosung. "Kumpulkan serangga dan monster sebanyak mungkin. Tugas kalian adalah untuk mengulur waktu."
Lee Gilyoung dan Shin Yoosung mengangguk.
"Jika kalian pergi ke hutan bagian utara, akan ada banyak monster unik yang hanya bisa ditemukan di dunia ini. Pergilah ke sana dan jinakkan monster-monster itu."
"Ya, Hyung."
"Aku mengerti Ahjussi."
Monster dalam jumlah besar dapat membantu kami dalam mengurangi kesenjangan kekuatan dengan para disaster. Selain itu, selama mereka menjinakkan monster-monster, skill mereka juga akan meningkat secara signifikan. Aku akhirnya meninggalkan Veronica Castle. Han Sooyoung memandang orang-orang yang melepas kepergian kami dari belakang dan bertanya, "Jadi kita akan pergi ke mana?"
"Zona berbatu di bagian timur."
Asuka Ren yang terkejut segeda membuka mulutnya. "Jepang sudah menduduki daerah itu."
"Aku tahu."
Aku menatap Asuka Ren. Dia memiliki rambut berwarna perak lembut dan bergelombang. Wajahnya bersih dan cantik dengan garis yang tegas, seolah dia telah diciptakan dengan susah payah oleh seorang kartunis. Tipe wajah yang memancarkan aura seorang pejuang, bukan hanya kecantikan.
Aku berkata kepadanya, "Karena itu, aku membawamu."
"Apa kau percaya padaku?"
"Aku tidak mempercayaimu. Aku hanya ingin mengambil imbalan karena telah menyelamatkan hidupmu."
"... Aku mengerti."
Lebih mudah mengatakan hal ini daripada membayar kebaikannya dengan kebaikan. Faktanya, Asuka Ren tampak khawatir tentang sesuatu. Mungkin ketika dia selesai bergelut dengan pikirannya, dia akan memberi tahu sebuah informasi dengan sungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 1]
FantasiaTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 1 (Chapter 1-188) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. Nam...