Konstelasi yang belum memiliki nama. Shin Yoosung sangat mengetahui siapa yang dimaksud oleh pesan itu.
'Ahjussi.'
Memang hanya sebuah tatapan, tetapi pada kenyataannya, ada banyak orang tewas karena tidak mendapat 'tatapan' pada saat-saat genting.
Dalam hal ini, Shin Yoosung beruntung.
[Konstelasi yang belum memiliki nama mengangguk.]
Shin Yoosung menerima tatapan dari satu-satunya orang yang memperhatikannya dan melangkah maju dengan mantap.
Dia bisa melakukannya. Kakinya sudah mati rasa dan bibirnya tidak bisa bergerak, tetapi dia yakin.
Satu langkah, satu langkah lagi.
Tangan kecil anak itu mencapai kulit terluar dari sang monster. Sebuah luka yang sangat kecil ia temukan di kulit luarnya. Monster itu terkejut dan matanya bersinar. Alih-alih menghindar, Shin Yoosung menatap lurus ke arahnya.
"Tatap aku."
Jika dilihat dengan cermat, lukanya bukan hanya satu. Ada begitu banyak bekas luka yang tersebar di kulit monster itu.
Sebuah jeritan kecil lolos dari mulut sang monster. Mungkin sebelumnya tidak ada yang pernah melihat luka itu. Luka ini terlihat sudah ada sejak lama. Luka-luka ini adalah tanda dari keberadaannya. Berkat luka ini, monster itu berhasil menjadi lebih kuat, tetapi juga kesepian.
Raut wajah Shin Yoosung perlahan berubah, seolah ikut merasakan sakitnya. "Kau seharusnya tidak menjadi monster hanya karena terluka."
Perlahan Shin Yoosung menyentuh luka di tubuh monster tersebut. Namun, itu adalah luka yang tidak bisa disembuhkan, tak peduli seberapa lama waktu telah berlalu.
Tapi bukan berarti dia akan menyerah. Shin Yoosung yakin bahwa pasti akan ada keajaiban. Sama seperti Kim Dokja yang menyelamatkan Shin Yoosung putaran 41. Bahkan orang-orang yang tidak dapat disembuhkan masih bisa diselamatkan.
Shin Yoosung melihat akar Perpetual Motion yang menekan monster itu. Mungkin monster ini telah diikat di tempat ini seumur hidupnya.
Shin Yoosung mengeluarkan buah emas.
[Ancient Beast's Fruit].
Sebuah item kelas SSS ini muncul dari random box yang diberikan Kim Dokja padanya beberapa waktu lalu. Item sekali pakai ini dapat digunakan untuk menjinakkan monster kelas atas yang tidak bisa dijinakkan.
Dia perlahan membungkuk kepada monster itu dan berkata, "Ayo pergi bersamaku."
***
Rasanya seperti Paradise mengalami gempa bumi dan Reinheit berteriak dengan bingung.
[Keuk, kuheok, a-apa ini...!]
Perpetual Motion tiba-tiba runtuh. Cabang dan dari tanaman itu mulai layu sedikit demi sedikit. Energi yang dipasok melayang ke tempat yang jauh.
Saat Reinheit menyadari ada sesuatu yang salah, cabang-cabang yang melintang di udara sudah terlanjur retak dan hancur.
[Kuheeeeok! B-Bagaimana? Bagaimana bisa...!]
Reinheit mulai muntah. Getahnya mengalir seperti darah.
Ada sesuatu yang sedang memakan Perpetual Motion dari bagian dasarnya. Saat sebuah gigi menakutkan menembus akar yang tajam, Reinheit menjerit seolah tubuhnya yang terkoyak. Makhluk yang selama ini terjerat di akar Paradise dalam waktu yang lama sedang menghancurkan akar itu.
Perpetual Motion kehilangan kekuatan dan mulai runtuh.
[T-Tidak. Tidak...!]
Sesuatu yang sangat besar meledak dari bawah tanah. Suatu keberadaan yang tidak memiliki peringkat karena belum pernah terungkap di hadapan dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 1]
FantasyTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 1 (Chapter 1-188) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. Nam...