Kemana pun belati milik Yoo Sangah berayun, tubuh lawannya terbelah.
Luar biasa.
... Apa dia benar-benar Yoo Sangah yang selama ini kukenal?
Setahuku hanya ada beberapa skill yang bisa digunakan untuk melawan banyak orang sekaligus. Saat ini tentu saja ada 'Armed Zone' milik Armed Fortress Master Gong Pildu dan 'Avatar' milik Han Sooyoung. Tapi Yoo Sangah baru saja menunjukkan kekuatan serangan area berskala luas meski skill yang ia miliki bukanlah skill kelas atas.
Bagaimana dia bisa berubah menjadi sekuat ini? Apa itu yang namanya bakat?
Seakan bisa membaca isi pikiranku, Yoo Joonghyuk berkata.
–Dia berkembang menjadi jauh lebih kuat dengan cepat karena tidak ada kau. Sepertinya kau tidak mampu meningkatkan kemampuan rekanmu. Lihat saja Lee Hyunsung.
–... Mereka bisa sampai pada titik ini karena aku melatih mereka sejak awal.
Sejujurnya aku bahkan tidak mempercayai hal itu, tapi aku ingin mengatakannya. Sial. Lagi pula kenapa dia kebetulan bisa bertambah kuat saat aku tidak ada? Kenapa rasanya aku malah tidak membantu apa-apa?
“Hei.” Sebuah suara terdengar. Aku mengangguk pada ucapan Han Sooyoung Aku tidak mungkin tidak terpana melihat kehebatan Yoo Sangah. Apalagi ada begitu banyak musuh dan Yoo Sangah melawannya sendirian.
“Yoo Sangah-ssi, ke sini!”
Yoo Sangah sontak berhenti bergerak begitu mendengar panggilanku. Dia pasti tidak menduga akan bertemu denganku di sini.
“Han Sooyoung, tolong ya.”
Han Sooyoung langsung membentuk avatar seolah telah menunggu. Belasan avatar kini memblokir pandangan kelompok musuh sehingga aku bisa mendekati Yoo Sangah dengan aman.
“Dokja-ssi? Bagaimana bisa…”
“Bicaranya nanti saja.”
Bala bantuan dari kelompok sang poisoner tampak mulai berdatangan di kejauhan. Untungnya, para survivor sudah berhasil kabur dengan melewati Jembatan Gangdong. Sekarang justru kami yang terkepung.
–Kembali ke area gedung tinggi tadi. Yang terpenting sekarang kita pergi ke tempat tinggi agar bisa mengintai dan memastikan situasi.
Seperti yang diharapkan, penilaian Yoo Joonghyuk yang akurat itu memang tidak perlu dipertanyakan. Aku mungkin memang sudah membaca semua chapter Ways of Survival, tapi tetap tidak bisa memikirkan strategi yang tepat untuk digunakan dalam pertempuran seperti Yoo Joonghyuk.
Kemudian Yoo Joonghyuk kembali berujar dengan nada penuh makna.
–Dan wanita itu, hati-hati dengan dia.
Hati-hati? Siapa? Tapi Yoo Joonghyuk tidak mengatakan apa-apa lagi.
Kami segera bersembunyi di dalam salah satu gedung tinggi terdekat. Mendadak monster spesies flora memenuhi area yang kami lewati. Barangkali karena kekacauan sebelumnya. Mereka bahkan nyaris berhasil mengejar kami, tapi kemudian menyerah dan kembali ke area dalam Gangdong.
Aku menoleh ke arah Yoo Sangah.
“Yoo Sangah-ssi, apa kau baik-baik saja?”
“Iya. Dokja-ssi bagaimana?”
"Ya, aku juga."
Kami hanya terpisah selama beberapa hari, tapi percakapan ini terasa canggung. Rasanya seperti pertemuan alumni sekolah menengah setelah 10 tahun setelah kelulusan. Aku mengalihkan pandangan pada setelan petarung yang ia kenakan dan berkata, "Itu, hmm..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 1]
FantasíaTerjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 1 (Chapter 1-188) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. Nam...