Yoo Joonghyuk adalah orang berikutnya yang masuk dan dia menikmati pancaran popularitas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan terdengar suara dari lantai dua ketika dia keluar. Sepertinya aku dapat mendengar nama 'Eden', jadi aku tidak tahu harus merasa bagaimana.
[Yoo Jonghyuuuuk—!]
[Supreme King yang terbaik!]
[Bergabunglah dengan nebula kami!]
Masih ada sedikit waktu yang tersisa hingga Story Succession dimulai. Aku duduk di lantai pertama dan memperhatikan area sekitar sejenak. Aku tetap harus waspada terhadap semua konstelasi, terlepas dari kelas mereka.
Aku tidak sedang mencari orang yang dapat diandalkan. Pasti ada sebuah alasan kenapa Dionysus menyuruhku untuk tidak mempercayai siapa pun yang ada di sini. Jadi, saat ini aku bukan mencari seseorang yang dapat 'dipercaya', melainkan yang dapat 'digunakan'.
"Aku..." Iris mendekatiku dan membuka mulutnya.
Aku bisa memprediksi apa yang hendak dia katakan. Aku memperingatkan dia terlebih dahulu sebelum dia membuka mulutnya. "Jangan terburu-buru jika kau ingin bertahan hidup."
"Ya ... ya?" Ekspresi kosong Iris berubah, ia tampak tercengang ketika menatap layar yang melayang di udara.
[Beberapa konstelasi merasa kagum terhadap penilaianmu.]
[Beberapa konstelasi mensponsorkan 5.000 koin untuk cider.]
Sebuah panel yang melayang di langit-langit ruangan menampilkan seluruh wajah Iris. Wajahnya tampak memerah dan para konstelasi yang menonton itu terkekeh. Iris lantas bergumam, "S-Semuanya direkam?"
Dia pikir channel-nya akan dimatikan hanya karena dia telah memasuki dunia di mana konstelasi berada? Sungguh naif. Sebaliknya, mata para konstelasi justru berbinar senang saat melihat reaksi kami ketika datang ke tempat ini.
Terutama entitas yang duduk di lantai dua. Mungkin reaksi dari para konstelasi hampir mencapai puncak tatkala mereka melihat konfrontasi antara Iris dan aku di ruang tunggu.
Namun, aku tidak ingin untuk memberi mereka kesenangan. Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku tidak datang ke sini untuk bermain-main. Paling tidak, saat ini aku tidak ingin terlihat konyol di hadapan mereka. "Lain kali bersikaplah lebih baik, Nak."
Aku menepuk bahu Iris dan berdiri. Begitu aku bergerak, para konstelasi di lantai pertama bereaksi.
[Kim Dokja! Kemarilah!]
Semua konstelasi di lantai pertama menggunakan bentuk 'simbolis', bukan bentuk humanoid atau biologis. Para konstelasi tingkat sejarah kesulitan untuk menangani pemakaian konsumsi probabilitas sehingga mereka lebih memilih untuk menghemat biaya konsumsi dengan mengubah tubuh mereka menjadi simbol-simbol sederhana.
Sekilas, aku bahkan tidak bisa mengenali identitas mereka. Kemudian aku melihat sebatang bambu dan jerami serta sebuah mahkota emas Silla.
"Bald General of Justice. Dan satunya ... Slumbering Lady of Fine Brocade?"
[Ohh! Kau mengingatku!]
[Benar. Sudah lama, ya.]
Aku menemukan konstelasi yang berasal dari Semenanjung Korea.
[Aku ingin bertemu denganmu, tetapi tak ku sangka bahwa kita akan bertemu dalam keadaan seperti ini.]
Tampaknya mata yang melayang itu adalah One-eyed Maitreya...
Selain itu, aku melihat tubuh simbolis milik Last Hero of Hwangsanbeol, King Heungmu the Great. Oh, bahkan ada Gyebaek...
[Kim Dokja.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Pandang Pembaca Maha Tahu [Volume 1]
خيال (فانتازيا)Terjemahan Bahasa Indonesia dari Novel Omniscient Reader's Viewpoint Volume 1 (Chapter 1-188) karya Singshong Kim Dokja hanyalah pekerja kantoran biasa yang memiliki hobi membaca web novel favoritnya, 'Three Ways to Survive in the Ruined World'. Nam...