Pagi harinya Gilang bangun pagi pagi sekali dan sudah siap dengan pakaian rapi.
Gilang keluar dari kamarnya dan menghampiri Rara yang sudah siap dengan kopernya di ruang tamu.
"Gilang kamu mau kemana lagi pagi gini udah rapi?" Tanya Novia yang tiba tiba dibelakangnya.
"Mah, Gilang mau ikut nganter Rara sama Tante Sarah ya pliss....!" Mohon Gilang pada mamanya.
"Bukannya kamu hari ini sekolah ya Lang!" Ucap Novia menatap Gilang serius.
"Mah sekolah kan bisa ijin dulu, bilang aja sama guru kalo Gilang ada urusan." Ucap Gilang memaksa Novia agar diijinkan ikut mengantar Rara.
"Haduuuh, ya udah kamu boleh ikut nanti biar papa ijin ke guru kamu lewat surat keterangan." Ucap Novia.
" makasih mah." Ucap Gilang senang.
"Iya iya, kalo kamu mau ikut bantiun Rara dan mamanya ngemasin barang barang mereka dan taroh di bagasi mobil papa." Perintah Novia.
"Siap komandan, laksanakan!" Ucap Gilang memberi hormat.
Rara menahan tawa saat melihat tingkah laku Gilang yang sangat nurut dengan Tante Novia.
Novia tidak habis pikir kalo putranya memohon untuk ikut mengantar Rara dan meninggalkan sekolahnya.
Setelah semuanya sudah siap, Novia Adi dan Sarah masuk ke mobil, dan koper yang dibawanya diletakkan dibagasi, tetapi karena dibagasi tidak muat, ada beberapa barang yang dibawa Sarah.
Saat Rara ingin masuk ke mobil, Gilang menahannya dengan memegang tangannya.
"Lo nebeng sama gue, soalnya gue bawa motor sendiri, daripada ikut papa gue malah sesak nanti!" Ucap Gilang.
"Tapi nanti kalo....." Sebelum Rara menyelesaikan perkataannya, Sarah dan Novia menyuruh Rara untuk nebeng Gilang.
"Rara, kamu bareng Gilang aja, kamu ga lihat banyak barang disini!" Ucap Sarah.
"Ya udah deh ma, Rara bareng Gilang." Rara terlihat pasrah.
Mereka pun berangkat, mobil Adi sudah melaju lebih dulu di depan Gilang.
"Aduh! Lang, cepetan nanti ketinggalan jejak mobil papa Lo, kalo sampe nyasar gimana gue pulangnya!!" Ucap Rara panik karena sudah ditinggal duluan.
"Dah lo tenang aja kan ada gue disini, jadi Lo ga usah khawatir, oke!" Ucap Gilang menenangkan Rara.
Mereka berdua mulai jalan dan meninggalkan rumah kediaman Argantara dengan kecepatan minim, dan mereka sudah tertinggal jauh dengan mobil Adi.
Saat melewati jalan yang sepi Gilang memanggil Rara dan menyuruhnya untuk pegangan.
"Ra! Pegangan nanti jatoh, kalo Lo jatoh siapa yang repot!" Peringat Gilang.
Rara diam saja dan tidak mendengarkan Gilang sama sekali, Gilang yang memiliki sebuah rencana agar Rara tidak melamun.
Gilang sengaja menarik pedal gas dengan tiba-tiba, dan membuat Rara terkejut dan langsung memeluk Gilang.
"Gilang! Lo apa apaan sih, nanti kalo gue jatoh gimana, sakit." Ucap Rara mengerutkan keningnya, dan melepas pelukannya pada Gilang
"Iya iya, maaf, lagian tadi gue panggil Lo nggak nyaut dan malah ngelamun, mikirin apaan sih?" Tanya Gilang menahan senyum karena habis dipeluk Rara.
"Gue takut nyasar Lang! Kalo nyasar gue ga bisa pulang gimana?" Rara panik karena sudah kehilangan jejak mobil Adi.
"Dah lo tenang aja, lagian gue juga ga nekat orangnya, tadi bokap gue dah ngirim lokasinya ke gue, jadi aman kita ga bakal nyasar!" Jawab Gilang dengan tenang dan sesekali melihat ke arah ponselnya yang ia letakan di motornya.
****
Setelah beberapa jam mengarungi perjalanan yang cukup jauh untuk sampai di desa Azalea. Novia, Adi dan Sarah sudah lebih dulu sampai di rumah kediaman Adhitama.
"Kok Rara sama Gilang ga keliatan ya, nov?" Tanya Sarah sambil melihat ke belakang sebelum masuk rumah.
" Mungkin bentar lagi sampai, ya udah kita tunggu di dalem aja." Ucap Novia yang juga khawatir karena Gilang berada jauh di belakang mobil Adi.
Sarah membuka pintu rumah, mereka masuk dan diperlihatkan suasana rumah yang sepi dan gelap.
Melihat banyak debu dan kotoran di ruang tamu Sarah membersihkan ruang tamu dan menyuruh Adi dan Novia untuk duduk, sementara Sarah membuatkan minum untuk mereka berdua.
Tak lama kemudian Gilang dan Rara sampai dirumah kediaman Adhitama, mereka masuk bersamaan dan disambut oleh orang tua mereka berdua yang sedang asik ngobrol.
" Kalian kok ketinggalan jauh banget tadi, papa sampe khawatir, takut kalian nyasar." Ucap Adi menghampiri Gilang dan Rara yang masih di pintu.
"Gilang sengaja memperlambat laju motor Gilang pah, soalnya biar Gilang bisa lama lama berduaan di atas motor sama Rara." Ucap Gilang menatap Rara dan menahan senyum.
"Kalian mau masuk atau tetap disitu jadi penjaga pintu?" Canda Sarah yang memperhatikan Gilang dan juga Rara tidak masuk dan hanya berdiri di pintu.
Gilang dan Rara masuk bersamaan tapi pintunya gak muat untuk dilewati dua orang sekaligus.
"Gue duluan yang masuk, pintunya kan kecil, gak lebar kaya pintu rumah Lo." Ucap Rara mendahului Gilang.
"Ga bisa, gue duluan yang masuk." Ucap Gilang menahan tangan Rara agar tidak masuk duluan.
"Kenapa gitu? Ini kan rumah gue, ya gue dulu lah yang masuk." Ucap Rara ngeyel.
"Yang nganter Lo pulang siapa? Gue kan? Tanpa gue Lo ga akan bisa pulang Ra!" Ucap Gilang.
"Lo ini ya bener bener ngeselin. Pokoknya gue duluan yang masuk bukan Lo Gilang. Ya emang Lo udah nganter gue pulang tapi ini rumah, rumah gue jadi gue berhak buat masuk duluan." Ucap Rara panjang lebar.
Gilang yang mendengar ceramah Rara membuat telinganya rasanya mau pecah, tanpa pikir panjang Gilang masuk duluan dan Rara masih di luar melihat Gilang masuk duluan.
"Eh! Curang ya Lo." Ucap Rara.
"Siapa yang curang, salah sendiri ga masuk orang pintu kebuka lebar, Lo malah ceramah, ya gue masuk lah." Ejek Gilang kepada Rara.
"Sudah sudah, kalian ini bertengkar terus cuma karena masalah masuk rumah loh, itu ada sampe debat." Ucap Novia sambil meneguk minumannya.
Rara masuk ke dalam dengan wajah yang tampak marah, dia duduk di dekat Sarah dan ngobrol bareng dengan keluarga Argantara.
Sampai saatnya Gilang dan orangtuanya pamit pulang untuk mempersiapkan barang barang yang akan mereka bawa ke luar negri.
"Kita pamit pulang dulu ya Sarah, Rara, soalnya ada banyak barang yang harus kami kemas." Ucap Novia berpamitan.
Sarah mengangguk dan Rara mencium tangan Novia dan juga Adi sebelum mereka keluar rumah.
"Ra! Gue pulang dulu, Lo sekolah yang bener, jangan Deket Deket cowok lain ngerti!" Ucap Gilang tegas.
"Siapa juga yang mau Deket Deket cowok lain, GeEr lo." Cetus Rara.
"Siapa tau kan, Lo digodain cowok lain terus Lo terima gitu aja." Ucap Gilang membuat suasana hati Rara memanas.
"Ga bakal, dah katanya mo pulang, keburu ditinggal om sama Tante itu." Ucap Rara sambil mengantar Gilang ke pintu.
Novia dan Adi naik mobil sedangkan Gilang naik motor sendirian, mereka melaju meninggalkan kediaman Adhitama dan desa Azalea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Jodoh ( SELESAI )
Romanceseorang pasangan yang dijodohkan dengan orang tua mereka tapi takdir berkata lain