Tugas Proyek

2 0 0
                                    

Bel sekolah tiba-tiba berbunyi Gilang belum sempat memberitahu teman-temannya apa yang akan dia lakukan 3 hari kedepan.

" Astaga itu bel ganggu amat sih, nggak tahu ada orang lagi serius aja." Cetus Dion.

" Nggak biasanya bel bunyi jam segini. Istirahat kan biasanya 30 menit tapi ini kan Baru 10 menit masa udah bel." Ucap Kevin.

" Ada acara kali nanti ya udah ayo balik kelas." Ucap Rangga.

Mereka bertiga kembali ke kelas mereka diikuti Gilang di belakang mereka sambil komat-kamit.

' makasih bel sekolah kamu menyelamatkanku dari teman-temanku.' batin Gilang senang.

Di dalam kelas Gilang, guru menyampaikan bahwa akan diadakan proyek di SMA Bintang minggu depan, projeknya adalah seni Nusantara, jadi anak-anak murid harus menyiapkan apa yang harus mereka pentaskan di hari projek tersebut diselenggarakan.

"Baiklah anak-anak kalian dalam 2 minggu ke depan harus menyiapkan apa yang akan kalian pentaskan karena tema proyek hari kali ini adalah seni Nusantara jadi ibu harap kalian dapat mementaskan suatu seni yang kalian pilih dengan bagus." Jelas Bu Rani wali kelas Gilang.

Di kelas Rara juga disampaikan bahwa dua minggu lagi akan diadakan proyek seni Nusantara jadi sama halnya kelas Rara dan kelas lain akan menampilkan suatu pentas yang harus mereka pentaskan di hari proyek itu diselenggarakan.

"Anak-anak dua minggu lagi akan diadakan proyek seni Nusantara jadi ibu harap kalian bisa mementaskan suatu seni Nusantara dengan sangat baik." Ucap Indri wali kelas Rara.

"Bu seni Nusantara itu kan Nusantara banyak banget, untuk pementasan bisa pilih sendiri atau ada undiannya?" Tanya Zaenal.

"Kan diadakan undian nanti jadi kalian memilih daerah yang akan kalian pentaskan dan juga nomor urutnya. Kalian ke aula sekolah setelah bel pemberitahuan." Jelas Bu Indri.

"Oh ya untuk tambahan sekolah akan memberikan satu stand untuk satu kelas." Tambah Bu Indri.

"Standnya buat apa Bu?" Tanya Zaenal.

"Untuk kalian berjualan jadi nanti pada acara tersebut kalian akan berjualan dan sekolah-sekolah lain akan diundang untuk datang ke sekolah kita dan melihat pentas seni serta membeli jajanan yang kalian jual nantinya." Jelas bu Indri.

Setelah menyampaikan informasi tersebut Bu Indri langsung pergi meninggalkan kelas dan menuju ruang guru kembali. Sementara jam pelajaran selanjutnya akan dikosongkan untuk pemilihan daerah dan juga nomor urut pentas.

" Pengumuman untuk seluruh siswa siswi SMA Bintang, bahwa hari ini akan diadakan undian pemilihan daerah dan nomor urut, setiap kelas harus mengutus 2 siswa atau siswi untuk mewakiki kelas masing masing. Pemilihan akan diadakan di aula sekolah sekian terimakasih." Itulah bunyi pengumumannya.

Dari kelas Rara yang akan pergi ke aula adalah Rara dan Layla, sementara untuk kelas Gilang yang pergi adalah Gilang dan Angel karena mereka adalah ketua dan wakil ketua kelas.

Saat sampai di aula Rara melihat Gilang sedang bersama Angel Mereka terlihat sangat dekat saat berjalan mendekati meja undian.

Rara yang melihat hal tersebut langsung terdiam tidak menghiraukannya dan hanya fokus dengan apa yang ada di hadapannya saat ini.

"Ra Lo kenapa sih kok diem? Liatin apa sih?" Tanya Layla.

" Eh enggak apa-apa kok cuman mikir dikit aja hehehe." Ucap Rara.

" Mikir apaan sih kan kita juga belum dapat undiannya." Ucap Layla.

"Enggak bukan mikir itu tapi yang lain." Ucap Rara.

"Lo mikirin apa sih?" Tanya Layla sekali lagi.

" Bukan apa-apa ya udah ayo kita ke meja undian aja langsung antri daripada nanti dapat daerahnya yang susah kan malah ribet sendiri." Ucap Rara menyeret tangan Layla menuju meja undian yang sama dengan Gilang.

Setelah Gilang memilih daerah dan nomor urut dia mendapat daerah Aceh, dengan nomor urut 8 sedangkan setelah Rara memilih di Mendapat daerah Bali dengan nomor urut 9.

" Kok bisa kebetulan sih, itu kelas Gilang dapet nomor delapan kelas kita dapet nomor sembilan. Jujur keren banget sii." Ucap Layla mengagumi Rara yang beruntung.

" Dah lah ga usah di pikir kan cuma kebetulan bukan pertanda apa apa." Ucap Rara.

" Iya juga sih." Sahut Layla nyengir.

" Dah yok, kita umumin ke kelas nanti biar bisa langsung bagi tugas." Ajak Rara.

Kemudian Rara dan Layla kembali ke kelas dan memberitahukan pada kelas daerah yang dipilih dan nomor urutnya.

****

Di jam istirahat ke dua, Rara pergi ke kantin bersama Layla untuk makan. Saat di kantin dan hendak duduk, Rara melihat Gilang duduk sendirian.

Rara berniat menghampiri Gilang, pada saat itu juga Angel datang dan duduk dihadapan Gilang sambil membawa nampan berisi dua porsi bakso.

Melihat hal tersebut Rara mengurungkan niatnya untuk menemui Gilang.

" Kenapa Ra?" Tanya Layla.

Rara hanya diam dan tidak menjawab sama sekali.

" Rara.." panggil Layla pelan dan melihat ke arah yang Rara lihat.

Layla menoleh ke arah Rara lihat dan melihat Gilang dengan Angel sedang berduaan.

" Ra, sabar ya." Ucap Layla dan Rara langsung pergi meninggalkan Layla.

Karena Layla sahabat yang baik maka Layla mengejar Rara. Dia mencari Rara dan melihat Rara di kamar mandi sedang menangis di hadapan cermin.

" Rara,.." panggil Layla pelan.

" Gue ga nyangka Gilang kek gitu, katanya dia sayang sama gue, tapi dibelakang gue dia kek gitu." Ucap Rara sambil menangis sesegukan.

" Gue juga ga nyangka, mulai sekarang LO jauhin Gilang aja, daripada lo sakit hati Ra liat kedekatan mereka berdua." Ucap Layla, dan Rara pun mengangguk.

" Gue ga bisa segampang itu jauhin Gilang kalo tiap hari ketemu dan satu rumah sama dia." Ucap Rara.

" Tenang, gue bakal bantu lo buat jauhin dia. Semuanya akan berhasil dan sekaligus bikin dia jera." Ucap Layla.

****

Bel pulang sekolah berbunyi, semua murid meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah masing-masing.

Seperti biasa Gilang menunggu Rara di mobil, tapi saat itu juga dia melihat Rara berjalan menuju gerbang sendirian.

Gilang menghampiri Rara dan menyuruhnya pulang bersamanya.

" Pulang bareng gue ayo." Ajak Gilang.

Rara diam dan tidak menatap Gilang sama sekali, untungnya saat itu sekolah sudah sepi.

" Ayok Ra!" Ajak Gilang.

" Bawel." Ucap Rara cuek.

" Lo kenapa sih?" Tanya Gilang.

" Lo yang kenapa. Lo sadar ga sih, apa yang LO lakuin itu bener apa salah." Ucap Rara terlihat marah.

Gilang diam, sedangkan Rara pergi meninggalkannya dan pulang ke rumah sendirian.

Gilang mengetahui Rara pulang sendiri langsung memegang tangannya me cegahnya pergi.

" Pulang bareng gue." Ucap Gilang.

" Buat apa hah? Ga ada gunanya tau nggak." Ucap Rara dan langsung pergi.

Gilang hanya pasrah melihat Rara pergi meninggalkannya, dia merenung apa yang telah dia lakukan sehingga Rara menjadi seperti ini.

Padahal menurutnya dia tidak melakukan apapun yang membuat Rara marah dan kesal seperti ini padanya.

Bukan Jodoh  ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang