Sakit

2 0 0
                                    

Malam hari telah berlalu, Gilang dan orang tuanya masih berada di rumah sakit dan menunggu Rara sadar.

" Mah, Rara kapan sadarnya? Gilang kangen ocehan dia." Ucap Gilang menatap Rara dengan wajah lesu dan tangannya menggenggam tangan Rara.

" Gilang, kamu sabar ya, Rara pasti sadar kok." Ucap Novia menenangkan Gilang.

" Papa mau ke kantin dulu, beli makanan, kita kan belum makan dari tadi." Ucap Adi kemudian dia berjalan ke pintu.

" Mama ikut pah." Ucap Novia menyusul Adi ke kantin.

Di ruangan itu hanya ada Gilang dan Rara yang ada, Gilang masih menggenggam tangan Rara dan berharap dia cepat sadar.

Tak lama kemudian, Rara perlahan membuka matanya dan melihat sekeliling. Dia melihat Gilang sedang tertidur sambil memeluk tangan Rara.

Rara mengulurkan tangan kanannya dan mengelus kepala Gilang pelan. Merasakan ada yang menyentuh kepalanya Gilang terbangun dan melihat tangan Rara berada di atas kepalanya.

Mengetahui Gilang terbangun Rara langsung memejamkan mata dan pura pura masih pingsan.

" Ra, gue kira ko udah bangun, ternyata...." Gumam Gilang.

' tapi kalo Rara belom bangun siapa yang nyentuh kepala gue? Mama sama papa kan masih belom balik.' batin Gilang.

Gilang tidak memikirkan hal itu dan melanjutkan tidurnya. Setelah beberapa lama, Novia dan Adi kembali ke kamar Rara dan melihat Gilang tertidur, sedangkan Rara sudah bangun.

Novia ingin berteriak dan membangunkan Gilang tapi Rara mencegahnya melakukan hal itu.

Rara duduk di atas tempat tidur dengan tangannya masih di genggam Gilang, Rara mengelus kepala Gilang lagi dan kemudian Gilang terbangun dan melihat Rara tersenyum.

" Rara!" Ucap Gilang dan langsung memeluknya, Rara pun membalas pelukan Gilang dengan erat.

" Ra, gue kira LO ga akan bangun, gue khawatir sama LO, gue ga mau kehilangan LO." Ucap Gilang di dalam pelukan Rara.

" Kaya anak kecil aja, nangisnya." Ucap Rara dan tertawa pelan.

" Biarin kaya anak kecil, asalkan gue ga kehilangan LO." Ucap Gilang.

" Rara, coba critain apa yang terjadi, sampe kamu kekurung di gudang!!Ucap Novia .

Rara berfikir sejenak, lalu dia menceritakan apa yang terjadi di sekolah tadi sore. Tetapi dia menyembunyikan ancaman yang Angel katakan.

" Ga bisa dibiarin, gue harus kasih dia pelajaran." Ucap Gilang kesal.

" Lang, biarin aja, gue gapapa kok. Nanti juga Angel jera sendiri sama kelakuannya." Ucap Rara.

" Tapi dia udah keterlaluan sama LO Ra." Ucap Gilang.

" Biarin aja, nanti juga jera." Ucap Rara.

" Tapi–" Gilang belum sempat melanjutkannya mulutnya sudah ditutupi menggunakan tangan Rara.

****

Esok harinya Novia dan Adi sedang keluar untuk membeli sarapan, sedangkan Gilang menemani Rara yang masih tertidur.

Gilang menatap Rara yang terlelap dan mengelus rambut Rara pelan sampai Gilang senyum sendiri.

Rara terbangun karena merasakan sesuatu mendarat di kepalanya dan melihat Gilang sedang mengelus rambutnya dan menggenggam tangannya.

" Pagi sayang." Ucap Gilang tersenyum.

Rara mengerutkan kening melihat perlakuan Gilang padanya yang sangat lembut sampai sampai memanggilnya sayang.

Bukan Jodoh  ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang