16. Dilema

1.4K 145 25
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ

Hari ini adalah jadwal bapak untuk kemoterapi, untungnya setelah beberapa kali jadwal siang, Haima bisa meminta pindah jadwal kemoterapi untuk bapak di pagi hari agar bapak ada yang menemani.

Setelah selesai, Haima langsung mengantar bapak pulang dan dia kembali pergi. Bukan ke cafe, shift kerjanya masih dua jam lagi, tapi dia akan ke rumah Akandra. Setelah kemarin malam Haima meninggalkan Akandra dalam keadaan demam, Haima menyempatkan menelepon bunda dan memberi tau kondisi Akandra, dan tadi pagi bunda bilang Akandra kembali demam dan sudah diperiksa dokter.

Haima sampai di rumah Akandran dan menekan bel, tidak sampai dua menit pintu terbuka dan terlihat Akandra yang berdiri di depannya sambil memegang tiang infus.

"Kenapa ga istirahat aja di kamar?" tanya Haima seraya masuk.

"Aku baik-baik aja, Bunda aja yang lebay, dan Bunda baru aja pulang, jadi ga ada yang buka pintu."

Haima mengangguk, menyimpan bawaanya di sofa lalu duduk di sebelah Akandra. Haima menempelkan tangannya di kening Akandra, sudah tidak panas.

"Aku udah sembuh, Aima." Akandra meraih tangan Haima dan malah menggenggamnya.

"Kalau sembuh kenapa diinfus?"

"Bunda yang minta, padahal cukup minum obat." Akandra menarik Haima agar duduk lebih dekat. "Gimana kemoterapi Bapak?"

Haima hanya mengangguk kecil, enggan membahasnya karena kondisi bapak tidak ada perubahan. Entah itu berarti baik karena tidak memburuk, atau memang hal yang buruk karena kepoterapi yang bapak jalani seperti tidak ada hasil.

"Bunda masak ga?" tanya Haima.

"Engga, kamu mau makan?"

"Bukan, aku mau masak kalau memang ga ada makanan. Buat kamu makan siang."

"Boleh, kulkas aku penuh, kamu bisa masak apa aja."

Haima berdiri dan bergegas ke dapur diikuti Akandra.

Wanita itu langsung mencuci tangan dan dengan gesit mengambil beberapa bahan makanan untuk diolah.

"Kamu mau ga nikah sama aku?" tanya Akandra tiba-tiba.

Haima menghentikan pergerakannya lalu menoleh menatap Akandra dan tertawa. "Kamu mengigau?"

Akandra menghela napas, sudah bisa menebak respon wanita di depannya.

"Yang kemarin itu teman aku, namanya Vanilla, aku sama dia ketemu di London waktu S2, dan ternyata dia teman bos kamu," ujar Akandra menjelaskan.

Haima hanya membalas dengan gumaman, seolah tengah fokus dengan masakannya.

"Dia super baik, aku sempat sedih karena lost contact sama dia waktu pulang ke Indonesia. Untunglah kemarin aku jemput kamu, bisa ketemu lagi sama dia," ucap Akandra lagi. Dan Haima kembali bergumama.

Friend's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang