ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤHari Minggu malam, Haima memutuskan untuk menerima ajakan Hendri untuk keluar. Akandra benar, Haima harus mencoba.
Haima sudah sampai di tempat janjian mereka. Sengaja memilih datang sendiri karena engga jika dijemput di rumahnya. Pantang bagi Haima memberi tau alamat rumahnya kepada sembarang orang.
Sudah hampir dua puluh menit Haima menunggu, Hendri belum juga datang. Jika ini adalah tes masuk sebuah perusahaan, maka poin Hendri sudah berkurang sebelum tes dimulai.
"Hai, sorry lama." Hendri langsung duduk di depan Haima setelah menunggu dua puluh lima menit.
Haima mengangguk singkat. Sedikit berbasa-basi dan mereka memesan makanan. Baru sepuluh menit setelah makanan datang. Hendri mengajak Haima untuk pergi, pertunjukannya segera dimulai, katanya.
"Pertunjukan apa?" tanya Haima.
"Sesuatu yang seru. Ayo, kamu pasti suka."
Haima menurut, ikut berdiri dan keluar setelah Hendri membayar makanan mereka. Hendri datang menggunakan sepeda motor, dan salahnya, Haima menggunakan rok saat ini, rok panjang seperti biasa, tapi karena motor Hendri bukan motor dengan jok yang luas, Haima tidak bisa duduk miring.
Motor Hendri melaju dengan cepat ke sebuah tempat yang tidak jauh dari tempat mereka bertemu, berbelok ke jalan yang lebih kecil lalu berhenti di depan motel.
Begitu motor berhenti, Haima langsung turun dan berjaga. Acara apa yang diadakan di motel, pikirkanya.
"Kenapa ke sini?" tanya Haima.
"Acaranya di dalam, ayo masuk," ajak Hendri menarik tangan Haima.
Haima menolak dan mencoba menarik tangannya. Saat terlepas, Haima langsung berjalan menjauh. Tapi Hendri tidak melepaskannya dengan mudah. Laki-laki itu mengejar Haima dan menyeretnya untuk masuk.
"Aku ga mau Hendri, jangan kurang ajar!" pekik Haima berontak dan mencoba melepaskan tangannya dari cekalan Hendri.
"Norak banget pakai nolak segala. Ini acara party biasa. Minum, ganja sama sex. Kamu udah biasa, kan?"
"Kurang ajar!" Haima dengan sekuat tenaga menendang selangkangan Hendri dan berhasil membuat tangannya terlepas.
Haima berlari ke arah jalan besar. Tapi Hendri kembali mengejarnya dan menyeretnya ke halaman motel.
"Lepas bajingan!" Haima terus berusaha melepaskan diri dan berteriak meminta tolong, berharap ada yang mendengarnya.
Mendengar itu, Hendri malah semakin menjadi, dia menarik baju Haima sampai beberapa kancingnya terlepas.
"Sok alim. Perawan tua aja jual malah." Hendri menendang kaki Haima sampai wanita itu terjatuh. Haima ketakutan, tubuhnya bergetar dan menahan tangis.
"Woy!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend's House
Genç Kız Edebiyatı(Privat acak, follow sebelum baca) Tidak ada tempat ternyaman untuk Haima kecuali rumah Akandra, sahabatnya. Rumah warisan yang Akandra tinggali seorang diri ini sudah seperti rumah milik Haima juga. Sejak direnovasi tujuh tahun lalu, gadis itu tida...