Note : Ini bukan cerita spiritual roman kaya ceritaku yang lain ya.
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤTawa Akandra menggema di ruang makan, dia kira Haima akan mengatakan sesuatu yang penting, tidak taunya hanya kebelet. Haima sudah lima menit di dalam kamar mandi dan masih belum keluar.
"Cepat Haima, nanti makanan kita dingin," panggil Akandra sedikit berteriak.
Terdengar suara air yang dinyalakan dan beberapa detik kemudian disusul suara pintu yang terbuka.
Wajah Haima masih kesal.
"Aku masih belum maafin kamu," ucap Haima tajam, masih membahas kesalahan Akandra.
"Iya ga apa-apa, sini makan dulu." Akandra berdiri dan menarik Haima pelan untuk kembali duduk di kursinya.
"Coba pikirkan lagi penawaran dari aku, ini bukan nepotisme, lowongan kerjanya betulan ada. Dan aku hanya mempermudah kamu. Tentu kamu juga ga bisa langsung kerja dan kontrak, itu cuma akal-akalan aku. Tapi, kalau kamu mau, kamu bisa langsung masuk masa training, kita butuh dua orang jadi lowongan itu tinggal satu kalau kamu masuk. Dan jangan lupa gaji yang bisa dibilang besar." Akandra coba menjelaskan dan membujuk sekali lagi.
Selain dia memang berniat membantu Haima, Akandra baru terpikir jika Haima bekerja di kantornya, itu akan membuat mereka menjadi lebih sering bertemu. Bisa pergi dan pulang kerja bersama.
"Engga." Jawab Haima tanpa berpikir, membuat Akandra menghela napas pelan.
"Ya udah nanti aku bantu cari pekerjaan yang lain."
Haima tidak menjawab, memilih menghabiskan makanannya dengan cepat.
Selesai makan, Haima langsung berdiri dan mengatakan akan pulang. Akandra yang belum selesai makan terpaksa ikut berdiri dan menahan Haima, mengatakan akan mengantarnya pulang.
Sepanjang perjalanan pulang Akandra terus mengajak Haima berbicara tapi Haima tidak sekali pun membalas ucapan Akandra. Sebenarnya Akandra benar tentang ucapannya tadi pagi. Dia tidak bisa terlalu lama mendiami Akandra. Selain Haima memang membutuhkan Akandra, hanya pria itu teman dekat Haima yang mengetahui seluruh seluk beluk kehidupannya.
"Dengar Akandra, aku belum maafin kamu, dan aku ga akan pernah mau kerja sama kamu. Aku benar-benar marah sama apa yang kamu lakukan. Disaat aku berjuang mati-matian buat tahan semua yang aku alami di tempat kerja demi gaji dan pangkat yang mungkin bisa aku dapatkan, kamu malah merusak semuanya dengan mudah." Haima menggeleng pelan. "Aku tau niat kamu baik, tapi ga semua yang menurut kamu baik itu baik buat orang lain. Jangan ulangi."
Mereka sudah sampai di depan rumah Haima, wanita itu membuka helm dan mengatakan apa yang dia pikirkan.
"Aku tau, aku minta maaf, Aima. Aku janji buat bantu kamu. Karena itu, lebih baik kamu terima penawaran aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend's House
Romanzi rosa / ChickLit(Privat acak, follow sebelum baca) Tidak ada tempat ternyaman untuk Haima kecuali rumah Akandra, sahabatnya. Rumah warisan yang Akandra tinggali seorang diri ini sudah seperti rumah milik Haima juga. Sejak direnovasi tujuh tahun lalu, gadis itu tida...