10. Kecewa

1.5K 174 19
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ

"Kamu bisa kerja ga sih?!"

Haima memejamkan matanya saat teh panas tumpah --atau sengaja ditumpahkan di pahanya.

Pagi ini tampaknya lebih chaos, kemarin Satara mengunggah pernyataan juga permintaan maaf tentang apa yang tengah hangat dibicarakan, juga meminta untuk berhenti membahas itu di area kantor dan 'mengganggu' orang yang terlibat, atau Haima.

Orang-orang semakin tidak menyukai Haima, terutama para fans Satara karena mengira Haima telah menggoda Satara dan meminta Satara untuk membelanya.

"Kamu tuli, hah?!"

Haima mengela napas dan menatap orang di depannya. "Sorry."

"Kamu ga punya malu ya? Saya atasan kamu!"

Haima tersenyum, setengah mengejek. Lalu berdiri seraya mengelap celananya yang basah. "Saya ga mungkin lupa, Bu Susan."

Dengan kesal, Susan mendorong bahu Haima dengan tangannya dan pergi begitu saja.

Haima baru saja menyelesaikan pekerjaanya yang bukan miliknya. Saat meeting tadi ada satu data yang keliru membuat Susan ditegur atasnya. Karena itu dia marah kepada Haima.

"Udah untung aku bantu," gumam Haima di depan cermin kamar mandi. Untung dia memakai celana berwarna hitam, tidak ada noda yang terlihat.

Haima menghela napas mencoba sabar dan tidak terprovokasi, dia tidak boleh membuat kesalahan sekecil apa pun dalam keadaan seperti ini.

Haima merogoh saku celananya dan mengelap ponsenya yang sedikit basah. Saat ponselnya menyala, dia melihat pesan dari Akandra.

Akandra :
Nanti sore aku jemput, semuanya udah selesai. Bereskan semua barang-barang di meja kamu.

Haima mengerutkan keningnya. Bereskan semua barang-barang? Apa maksudnya.

Haima :Maksudnya gimana? Kamu bicara apa sama HRD?

Akandra :
Bereskan barang-barang kamu, nanti aku ceritakan.

Haima masih diam, apa dia dipindah tugaskan? Hanya karena masalah ini? Tidak. Haima harus tetap ada di kantor pusat. Haima menekan gambar telepon di samping nomor Akandra, tapi nomor pria itu langsung tidak aktif.

Sedikit gelisah, Haima keluar kamar mandi dan menemui HRD yang menangani kasusnya.

"Pindah? Engga. Kamu sendiri yang mengundurkan diri lewat pengacara kamu. Suratnya langsung di-Acc atasan kita. Dan pengacara kamu mengunggah rekaman asli CCTV malam itu di situs perusahaan dan buat semuanya semakin runyam! Padahal kita udah minta damai. Si Hendri juga udah minta maaf dan dapat surat peringatan," ucap
HRD di depan Haima setelah Haima bertanya apa mungkin dia dipindah tugaskan.

Friend's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang