ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
"Kamu masih selalu salah kalau pindahkan tanaman baru ke pot, perhatikan baik-baik, Akandra." Haima mengambil tanaman baru yang akan dipindahkan ke pot.Haima memeriksa akarnya, membersihkan sedikit lalu menyimpannya selagi dia mengisi pot dengan tanah, pupuk dan vitamin untuk tanaman baru mereka. Sedangkan Akandra hanya diam memperhatikan.
"Gini cara yang betul, kalau kamu bingung lebih baik googling, jangan asal-asalan, oke?" kata Haima lalu menoleh menatap Akandra yang mengangguk kecil.
"Kamu ngerti nggak?" tanya Haima lagi.
"Aku ngerti, Haima. Aku udah lakukan itu puluhan kali." Akandra berucap lalu memilih masuk rumah dan meninggalkan Haima yang masih di taman rumah mereka.
Haima menghela napas dan segera mencuci tangan lalu mengikuti Akandra. Haima sangat mengerti kenapa Akandra seperti ini, semua juga salahnya yang memaksa untuk tetap berteman seperti biasa dengan Akandra. Pria itu memang tidak menolak, tapi bisa saja Akandra sebetulnya enggan untuk bertemu dengan Haima lagi.
"Aku lapar, bisa masakan sesuatu?" pinta Akandra yang duduk di ruang keluarga.
Haima mengangguk. "Mau makan apa?"
"Mi instan, kaya biasa."
Haima mengangguk dan segera ke dapur untuk membuat mi, sudah lama juga mereka tidak makan mi bersama. Tidak sampai lima menit, Haima membawa panci kecil ke ruang keluarga dan Akandra bangkit untuk membantu, mengambil minum dan sendok.
Mereka duduk di lantai, menikmati mi yang masih panas dalam diam. Akandra hanya memakan tiga suapan, sisanya dia hanya diam memperhatikan Haima yang tampak lapar.
Setelah selesai, Akandra yang membersihkan sisa makan mereka dan Haima mengelap meja.
"Haima, kemari."
Haima berdiri dan menghampiri Akandra yang ternyata belum juga mencuci panci.
"Kenapa?" tanya Haima.
"Mau pulang jam berapa?" tanya Akandra.
Haima sedikit bingung lalu melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tiga sore. "Mungkin jam tujuh atau delapan? Kenapa? Kamu ada urusan?"
Akandra menggeleng. "Mau buat pizza?"
"Kamu mau pizza?" tanya Haima balik.
"Iya, minggu lalu kita nggak jadi buat pizza, dan ini hari terakhir kamu di sini, jadi ..."
"Ayo."
Haima kembali mengikat rambutnya yang baru saja digerai, mendekati Akandra dan mengambil apron di gantungan. Akandra sedikit tersenyum lalu mengelurakan beberapa bahan dari kulkas dan lemari.
"Kita buat size reguler atau extra?" tanya Haima.
"Apa kita bisa buat bentuk lain? Kelapa beruang, misal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend's House
Chick-Lit(Privat acak, follow sebelum baca) Tidak ada tempat ternyaman untuk Haima kecuali rumah Akandra, sahabatnya. Rumah warisan yang Akandra tinggali seorang diri ini sudah seperti rumah milik Haima juga. Sejak direnovasi tujuh tahun lalu, gadis itu tida...