ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤSemenjak Haima bekerja di cafe, setiap hari libur Akandra akan menghabiskan waktunya di tempat yang sama. Siang menjemput Haima dan menunggu sampai wanita itu selesai bekerja di malam hari. Biasanya Akandra hanya akan duduk memesan minuman, makanan, dan sesekali ke kamar mandi, kadang jika cafe sedang penuh, Akandra akan keluar dan duduk di minimarket sebelah cafe itu setelah memberi tau Haima.
Tapi hari ini, Akandra tampak sibuk dengan laptopnya, pria itu juga terlihat beberapa kalau menelepon dan menjawab telepon.
Haima mengantarkan minuman kedua Akandra hari ini, menyimpannya di meja dan Akandra mendongak lalu tersenyum mengisyaratkan terima kasih, karena Akandra masih menelepon.
Haima kembali ke balik kasir, cafe cukup sepi sore ini, dia memperhatikan Akandra yang terus berbicara entah dengan siapa.
Haima terdiam, di baru sadar, apa yang Akandra lakukan memang bukan perlakuan normal yang teman lakukan kepada temannya yang lain. Akandra memperlakukan Haima sangat istimewa, bagaimana mungkin Haima tidak sadar selama ini?
"Mba!"
Haima berbalik dan mengerjap.
"Ada yang pesan," bisik Sela.
Haima berdehem lalu kembali mencoba fokus dan segera melayani pembeli.
Sore sampai malam, cafe menjadi lebih ramai karena akhir pekan. Tapi Akandra tidak berpindah seinci pun dari kursinya kecuali saat ke kamar mandi. Pria itu tampak sibuk dengan pekerjannya. Haima sudah sempat menegur Akandra dan menyuruhnya untuk bekerja di rumah saja jika memang sibuk, tapi dia menolak dan katanya membosankan jika hari libur tetap mengerjakan pekerjaan kecuali ditemani Haima.
"Aku harus ke London," ucap Akandra saat mereka sudah ada di dalam mobil untuk pulang.
"Kapan? Berapa lama?"
"Paling cepat pergi minggu depan dan kayanya kali ini cukup lama, lebih lama dari S2-ku."
Haima menoleh, selama itu? Untuk apa?
"Edmans & CO tawarin aku program bagus, dan mereka bilang aku kandidat yang cocok dengan pengalamanku sejauh ini. Engga langsung kerja sih, ada beberapa tahap tes dan penyesuaian, tapi karena aku pernah magang di sana, mereka bilang kesempatan aku lebih besar," ujar Akandra menjelaskan.
"Jadi kamu harus tinggal di London?"
Akandra membalas dengan gumaman, "tapi masih aku pertimbangkan, walaupun peluang pergi tetap lebih tinggi."
Haima hanya diam, sebenarnya tidak apa-apa, toh mereka tetap bisa berkomunikasi setiap hari seperti dulu saat kuliah, kan?
Kali ini Akandra langsung mengantar Haima pulang tanpa mampir ke rumahnya terlebih dahulu, sampai di depan rumah, mereka masih sama-sama diam sampai Haima menghembuskan napas kasar. Akandra menoleh dan membenarkan anak rambut Haima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend's House
ChickLit(Privat acak, follow sebelum baca) Tidak ada tempat ternyaman untuk Haima kecuali rumah Akandra, sahabatnya. Rumah warisan yang Akandra tinggali seorang diri ini sudah seperti rumah milik Haima juga. Sejak direnovasi tujuh tahun lalu, gadis itu tida...