6. Gosip

1.5K 170 52
                                    

ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ

Haima masuk ke gedung kantor diiringi bisik-bisik orang sekitar. Haima melihat sekeliling, beberapa pasang mata yang sedang menatapnya langsung mengalihkan pandangan.

Ada apa?

Haima berdehem pelan dan menghampiri salah satu pekerja kebersihan yang akrab dengannya, namanya Asih.

"Asih, pakaian saya aneh ya?" tanya Haima.

"Engga, Mba. Bukan itu masalahnya. Sini deh." Asih mengajak Haima ke pantri dan memberikan ponselnya kepada Haima.

Di forum karyawan, ada sebuah postingan anonim yang sedang banyak dibicarakan semua orang.

Seorang staf perempuan di bagian keuangan dengan inisial "H"terlihat keluar dari motel bersama salah satu petinggi berinisial "S"

Tulisnya disertai beberapa foto yang memang terlihat seperti keluar dari motel.

Haima menoleh ke arah Asih.

"Di bagian keuangan yang namanya H kan cuma kamu, Mba. Ini lagi ramai banget dibicarakan dari lantai bawah sampai atas. Katanya Pak Satara juga udah tau dan lagi cari siapa yang unggah ini," kata Asih menjelaskan.

Haima menghela napas pelan. Dia bisa menebak siapa yang mengunggah postingan itu. Haima berterima kasih lalu naik ke lantai atas di mana ruangannya berada.

Bisik-bisik itu masih terdengar oleh Haima, tapi dia memilih untuk tidak peduli, toh Haima tidak seperti apa yang mereka katakan.

"Pantasan masuk kandidat promosi, godain atasan sih," ucap seseorang yang masih bisa Haima dengar.

Haima berdiri dan menatap orang itu. Di kantor ini, tidak ada yang benar-benar menjadi teman. Semua hanya hubungan simbiosis mutualisme.

"Coba kasih bukti kalau saya godain atasan. Dan kasih bukti kalau postingan di forum itu benar," ucap Haima lantang.

"Ngerasa ya? Padahal kita ga sebut nama," sahutnya.

Haima terkekeh. "Kalian memang ga sebut nama. Tapi, di kantor ini, di divisi keuangan, yang nama awalnya H cuma saya. Jangan kira saya bodoh. Kalau kalian ga bisa buktikan omongan kalian, saya ga segan buat tuntut atas pencemaran nama baik."

Haima kembali duduk, berusaha menahan emosi dan menormalkan napasnya. Belum habis rasa takut Haima tentang kejadian kemarin, sekarang malah bertambah karena ucapan mereka.

Satara yang sedang melewat di depan ruangan mereka, mendengar apa yang Haima ucapkan. Satara juga tau siapa yang mengunggah postingan itu, tapi dia tidak punya bukti.

Saat jam makan siang, Haima izin untuk pulang cepat. Dia merasa tidak enak badan.

Haima menelepon Akandra dan meminta izin untuk istirahat di rumah sahabatnya itu.

Friend's HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang