ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤ
ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤHaima sudah terbiasa dengan pekerjaanya di hari ketiga, dan hari ini tepat satu bulan dia bekerja di cafe milik Satara. Cukup lelah memang tapi tidak ada tekanan tertentu di pekerjaanya yang sekarang. Haima menikmatinya. Berada di belakang meja kasir, membuat kopi dan mengantarkan makanan. Semuanya mudah untuk Haima.
"Paket makan malam nomor satu ditambah ice latte, betul?" tanya Haima mengulang pesanan pelanggannya.
Pelanggannya mengangguk, Haima segera menyelesaikan pembayaran lalu menyerahkan pesanannya ke kitchen dan dia membuat kopi. Selesai dengan kopinya, Haima langsung mengantarkan pesanannya dan menginfokan berapa menit lagi makanan mereka akan diantar.
"Good evening, Sweet."
Haima menengadah dan menemukan Akandra yang sudah berdiri di depannya. Kapan pria ini masuk? Haima bahkan tidak mendengar lonceng pintu saat sibuka.
"Ice americano?" tanya Haima dijawab gelengan.
"Malam ini aku mau sesuatu yang hangat dan non-coffee. Any recommendations, Sweet?"
"Kenapa? Kamu sakit?" tanya Haima. Pasalnya Akandra selalu menyukai kopi yang dingin. Jarang sekali Akandra meminum sesuatu yang hangat kecuali teh buatan bundanya.
"Engga, cuma sedikit cape."
Haima menatap Akandra khawatir. "Terus kenapa jemput? Dan ini masih jam delapan."
"Ga apa-apa, aku bosan di rumah. Aku belum makan malam, jadi pesan sekalian sama makan malam." Akandra mengeluarkan kartu debitnya lalu memberikannya kepada Haima.
"Aku duduk di sana." Akandra menunjuk meja di dekat jendela lalu menyempatkan mengusap rambut Haima sebelum pergi ke mejanya.
Haima menghela napas, memasukkan pesanan untuk Akandra lalu membuat minuman rekomendasinya.
Haima membawa minuma yang dia buat ke meja Akandra. "Ini ginger milk ditambah sedikit cocoa, kalau pahit kamu bisa minta tambah gula atau madu, cobain dulu."
Akandra tersenyum dan mengangguk, langsung mengambil gelasnya dan mencobanya di depan Haima.
"Enak, tapi aku mau madu," ujar Akandra diangguki Haima.
Wanita itu bergegas mengambil madu dalam wadah kecil dan membawanya untuk Akandra. "Makanannya sekitar sepuluh menit lagi."
Akandra hanya mengangguk dan segera, menuangkan madu ke dalam gelasnya, setelahnya memberikan wadah kosong itu kepada Haima dan menyuruhnya untuk kembali bekerja.
Akandra juga tidak hanya menunggu, biasanya dia akan membawa juga pekerjaanya ke sini dan mengerjakannya selagi menunggu Haima. Atau tidak jarang juga Akandra langsung ke cafe ini setelah pulang bekerja, menunggu empat sampai lima jam untuk pulang bareng bersama Haima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend's House
ChickLit(Privat acak, follow sebelum baca) Tidak ada tempat ternyaman untuk Haima kecuali rumah Akandra, sahabatnya. Rumah warisan yang Akandra tinggali seorang diri ini sudah seperti rumah milik Haima juga. Sejak direnovasi tujuh tahun lalu, gadis itu tida...