Aira tertidur di atas tempat tidur dengan blus putih berenda yang terlihat kusut, rok hijau zaitun yang melingkupinya, dan hijab yang berantakan. Napasnya berat akibat pengaruh alkohol, membuat payudaranya bergerak naik turun dengan menggoda. Mira, yang duduk di sampingnya, mengamati setiap detail wajah Aira dengan tatapan penuh minat.
Dengan lembut, Mira mengulurkan tangannya dan mulai mengelus bibir Aira. Sentuhan lembut jari-jari Mira membuat Aira refleks mengikuti gerakannya, bibirnya perlahan terbuka. Mira tersenyum melihat respons Aira yang menggoda, lalu dengan hati-hati memasukkan jarinya ke dalam mulut Aira. Aira bergumam pelan, suaranya terdengar menggoda dan penuh keinginan.
Mira melanjutkan elusannya, merasakan kelembutan bibir Aira yang hangat di sekeliling jarinya. Aira, dalam keadaan setengah sadar, menggigit ringan jari Mira sambil mengeluarkan desahan pelan. Mira menarik jarinya perlahan, menikmati sensasi yang ditimbulkan oleh Aira.
Mira memperhatikan jarinya yang sudah dibalut oleh air liur Aira. Matanya yang biasanya tenang kini memancarkan gairah yang tak terbendung. Perlahan-lahan, dia mengangkat jarinya, mengamati bagaimana cairan bening itu mengalir di sepanjang kulitnya, menciptakan kilauan sensual di bawah cahaya lampu kamar yang redup.
Dengan gerakan lembut, Mira mendekatkan jarinya ke bibirnya. Lidahnya menjulur keluar, menyapu permukaan jarinya dengan gerakan yang lambat dan penuh perasaan. Sensasi air liur Aira yang hangat dan lengket membuat Mira mengeluarkan desahan kecil. Lidahnya menelusuri setiap lekukan jarinya, menjilati setiap inci dengan gairah yang semakin membara.
Mira menikmati setiap detik, menikmati rasa dan tekstur yang tersisa di jarinya. Gerakannya semakin intens, bibirnya menghisap jarinya dengan keinginan yang jelas. Nafasnya semakin berat, bibirnya yang penuh dan lembut kini bergerak dengan kecepatan yang lebih cepat. Sensasi yang timbul dari tindakannya sendiri membuat tubuhnya bergetar halus.
Sementara itu, Aira tetap terbaring dalam keadaan mabuk berat, napasnya tetap berat dan tak beraturan. Payudaranya yang terangkat dan turun dengan setiap tarikan napas menambah suasana intim dan menggoda yang memenuhi kamar tersebut.
Mira, dengan satu gerakan terakhir yang penuh gairah, menghisap jarinya dalam-dalam sebelum menariknya keluar dari mulutnya. Tatapannya kembali tertuju pada wajah Aira yang tampak begitu polos dan tak berdaya.
Mira, dengan napas yang terengah-engah dan pengaruh alkohol yang masih menguasai tubuhnya, perlahan menaiki tubuh Aira yang terbaring tak berdaya di atas tempat tidur. Tatapan matanya penuh gairah dan keinginan yang menggebu-gebu, seolah menahan dirinya dari ledakan emosi yang tak terbendung. Dia mendekatkan wajahnya ke arah Aira, mengamati setiap detail wajah Aira yang tampak begitu polos dan tenang dalam tidurnya.
Perlahan-lahan, bibir Mira menyentuh bibir Aira dengan lembut. Ciuman pertama itu terasa hangat dan lambat, penuh perasaan, seolah mencoba membangkitkan kenangan akan keintiman mereka sebelumnya. Aira, yang meskipun dalam keadaan setengah sadar akibat alkohol, secara alami merespon ciuman panas tersebut. Bibirnya bergerak mengikuti ritme yang ditetapkan oleh Mira, menciptakan sensasi yang membara di antara mereka.
Desahan pelan terdengar dari keduanya, mengisi keheningan kamar hotel dengan suara yang menggoda. Suara itu bercampur dengan detak jantung mereka yang semakin cepat, menciptakan suasana yang begitu intim dan menggairahkan. Mira semakin memperdalam ciumannya, lidahnya yang lembut mulai mengeksplorasi bagian dalam mulut Aira, menari dengan lembut bersama lidah Aira, menciptakan sensasi yang semakin intens.
Tubuh Aira yang tadinya pasif mulai menunjukkan reaksi. Meskipun dalam keadaan tidak berdaya, tubuhnya masih mengingat bagaimana lembutnya ciuman Mira, dan bagaimana keintiman itu membuatnya merasa terikat dan terbawa dalam gelombang gairah yang tak terbendung. Tangannya yang gemetar terangkat sedikit, seolah mencoba meraih sesuatu, namun dia segera merosot kembali ke tempat tidur, tenggelam dalam perasaan yang membingungkan antara kesadaran dan ketidakberdayaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Her Secrets: Lust
Romance⚠️Warning: Khusus Dewasa ⚠️ Jangan sungkan memberikan komentar dan bantu naik dengan vote, oke? Sinopsis setiap wanita memiliki satu atau banyak rahasia dalam hidupnya, terlepas dari sisi baik maupun positifnya. Ikuti cerita mereka disini.